Jokowi Minta Menteri Beri Perhatian Khusus ke Pembukaan Lapangan Pekerjaan

Jokowi juga menekankan pentingnya meningkatkan konsumsi rumah tangga untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Nov 2020, 13:22 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 13:21 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menteri untuk memberikan perhatian khusus terhadap pembukaan lapangan pekerjaan. Hal ini dinilai dapat membantu pemulihan ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

"Saya minta agar yang berkaitan dengan lapangan kerja itu menjadi perhatian. Berikan perhatian khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan pembukaan lapangan kerja," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas dari Istana Merdeka Jakarta, Senin (23/11/2020).

Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan konsumsi rumah tangga untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Salah satunya, dengan mendorong dunia usaha sehingga kegiatan ekonomi dapat bergerak.

"Yang paling dibutuhkan saat ini adalah meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan mendorong usaha kecil, usaha mikro, usaha menengah dan besar harus didorong untuk mulai bergerak," jelas Jokowi.

Di sisi lain, Jokowi menilai bahwa realisasi anggaran untuk program pemulihan ekonomi sudah berjalan baik. Misalnya, bantuan subsidi gaji untuk pegawai bergaji di bawah Rp 5 juta sudah terealiasasi hingga 82 persen.

Kemudian, bantuan presiden produktif untuk modal kerja usaha mikro diklaim sudah terealisasi mencapai 79 persen. Dia meminta agar program-program bantuan lainnya segera direalisasikan agar daya beli masyarakat meningkat.

"Saya kira ini terus didorong agar bisa membantu meningkatkan daya beli masyarakat," ucap Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Indonesia Resesi, Pengangguran Bertambah 2,67 Juta Orang

Job Fair
Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).

Dengan data ini, Indonesia tercatat mengalami resesi usai 2 kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, dimana pada kuartal II-2020 sudah tercatat minus 5,32 persen.

BPS juga melaporkan, sektor ketenagakerjaan masih terdampak akibat pandemi Covid-19. Hingga Agustus 2020, jumlah pengangguran di seluruh Tanah Air bertambah sebanyak 2,67 juta orang menjadi total 9,77 juta orang.

Namun demikian, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menyampaikan, terdapat tiga sektor yang tetap menyerap jumlah tenaga kerja paling banyak. Ketiga sektor itu yakni pertanian (29,76 persen), perdagangan (19,23 persen), dan industri pengolahan (13,61 persen).

"Ada tiga sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, yaitu pertanian, perdagangan dan industri pengolahan," kata Suhariyanto dalam sesi teleconference, Kamis (5/11/2020).

Menurut dia, pandemi Covid-19 turut menimbulkan pergeseran di sisi permintaan (demand) pada ketiga sektor tersebut. Pertanian mengalami pergeseran demand sebesar 2,23 persen, sementara perdagangan sebesar 0,46 persen.

"Kemudian untuk perdagangan eceran 0,48 persen. Untuk jasa lainnya tipis, demikian jasa kesehatan dan informasi komunikasi," ungkap Suhariyanto.

Sebagai catatan, per Agustus 2020 terdapat penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang. Jumlah angkatan kerja mengalami pertambahan sebanyak 2,36 juta orang, sehingga total penduduk bekerja sebanyak 128,45 juta orang.

"Pengangguran masih didominasi di perkotaan atau sebesar 8,98 persen dibanding pedesaan 4,71 persen," tukas Suhariyanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya