Guguran Lava Gunung Semeru Mengarah ke Besuk Kobokan

Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan diminta tidak beraktivitas dalam radius 1 Kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.

oleh Arie Nugraha diperbarui 05 Des 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 09:27 WIB
Gunung Semeru Erupsi, Lahan Pertanian di Lumajang Tertutup Debu
Seorang warga bekerja di lahan pertanian pasca erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Provinsi Jawa Timur (3/12/2020). (AFP/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan terjadi guguran lava Gunung Semeru di Jawa Timur, dengan jarak luncur 500-750 meter ke arah Besuk Kobokan. Kejadian itu merupakan hasil pengamatan dalam satu hari pada 4 Desember 2020.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, terekam gempa Letusan, namun secara visual tinggi letusan dan warna abu tidak teramati. Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

"Teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang, tinggi 100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, dan barat daya. Suhu udara di kisaran 22-30 derajat Celcius," ujar Kasbani dalam keterangan resminya di Bandung, Sabtu (5/12/2020).

Melalui rekaman seismograf tercatat Gunung Api Semeru mengalami 19 kali gempa letusan atau erupsi, 21 kali gempa guguran, 10 kali gempa hembusan, empat kali gempa tremor harmonik, sekali gempa vulkanik dalam dan sekali gempa tektonik jauh.

Kasbani menerangkan, tingkat aktivitas Gunung Api Semeru masih di Level II (Waspada). Gunung api yang berada diketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu mengalami erupsi tidak menerus.

"Erupsi eksplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak," kata Kasbani.

Dalam status Level II (Waspada) Kasbani meminta agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Masyarakat untuk menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," sebut Kasbani.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Waspada Ancaman Lahar

Kasbani juga meminta masyarakat agar mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Peringatan di jalur keselamatan penerbangan atau Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir terkirim kode warna oranye, diterbitkan oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM pada tanggal 1 Desember 2020, pukul 03.25 WIB.

"Pada saat itu abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5.676 mdpl atau sekitar 2.000 meter di atas puncak," ucap Kasbani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya