Komisi III DPR Pertanyakan Makalah Calon Hakim Agung yang Diduga Plagiat

Pimpinan sidang, Desmond pun meminta Triyono menjelaskan makalah yang ditulisnya, sekaligus membantah tuduhan dugaan plagiat.

oleh Rinaldo diperbarui 27 Jan 2021, 20:58 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 20:58 WIB
Komisi III DPR Hentikan Uji Kelayakan Salah Satu Calon Hakim Agung
Calon Hakim Agung Tata Usaha Negara (TUN) khusus pajak Triyono Martanto mempersiapkan makalahnya saat uji kelayakan di ruang rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Komisi III menghentikan uji kelayakan terhadap Triyono setelah diduga plagiat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan makalah yang disampaikan calon hakim agung Triyono Martanto saat uji kompetensi calon hakim agung dan hakim ad hoc pada Mahkamah Agung karena diduga plagiat.

Hal tersebut berlangsung dalam proses uji kelayakan hakim agung dan hakim ad hoc yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaidi Mahesa pada masa persidangan III/tahun sidang 2020/2021 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Awalnya, anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ichsan Soelistio mempertanyakan makalah Triyono yang membahas eksistensi dan independensi pengadilan perpajakan dalam sistem peradilan di Indonesia.

Dalam makalah itu, ada bagian yang mirip dengan makalah yang ditulis oleh Rio Bravestha dan Syofyan Hadi berjudul "Kedudukan Pengadilan Pajak dalam Sistem Peradilan di Indonesia" di sebuah jurnal Mimbar Keadilan pada 2017.

"Kalau pada halaman 1 paragraf 1, Bapak menulis penyelesaian organisasi administrasi dan finansial, dan seterusnya, itu sama dengan halaman 11 paragraf 2 dari jurnal," ujarnya seperti dikutip Antara.

Demikian pula pada paragraf berikutnya, kata Ichsan, tetapi ada kata-kata yang berbeda meski mirip sekali.

Pimpinan sidang, Desmond pun meminta Triyono menjelaskan makalah yang ditulisnya, sekaligus membantah tuduhan dugaan plagiat.

Triyono pun membantah dan menjelaskan bahwa tulisan itu pernah disampaikannya pada Mahkamah Konstitusi pada 2020.

"Jadi, itu memang tulisan kami, Pak. Itu memang tulisan untuk memposisikan legal standing kami di MK. Jadi, kalau ada kesamaan, memang tadi antara eksistensi dan kedudukan banyak ditulis. Sampai sekarang pun masih perdebatan di kalangan akademisi, banyak yang menulis," katanya.

Namun, Desmond mengatakan bahwa kesamaan berpikir tidak dipersoalkan, melainkan kesamaan kata dalam makalah sehingga meminta untuk menjelaskan lebih gamblang.

Triyono kembali menyampaikan pembelaan bahwa kalimat-kalimat dalam makalah itu ada dalam undang-undang semuanya sehingga sama saja dengan mengutip dari UU.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kesamaan yang Identik

Namun, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Adies Kadir menginterupsi seraya mempertanyakan waktu Triyono memaparkan makalah itu ke MK dan kapan makalah milik Rio dan Syofyan terbit.

Adies juga mengusulkan kepada pimpinan rapat untuk mengakhiri sesi uji kepatutan terhadap Triyono jika memang ada dugaan plagiat.

Setelah itu, Desmond sebagai pimpinan rapat kemudian meminta Ichsan Soelistio untuk membacakan paragraf yang dipersoalkan dari makalah Triyono dan makalah dalam jurnal Mimbar Keadilan.

Ichsan kemudian membacakan keseluruhan paragraf yang dimaksud dalam makalah Triyono dan makalah di Mimbar Keadilan dan mengatakan identik sekali.

"Kalau demikian, patut diduga. Karena ini patut diduga, tolong ini rapat saya ambil keputusan tidak dilanjutkan. Tinggal fraksi-fraksi yang memutuskan," kata Desmond.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya