Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mulai menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel). Bantuan ini bersumber dari sumbangan aparatur sipil negara (ASN) yang terhimpun dalam gerakan Kemenag Peduli Tanggap Darurat Bencana.
Bantuan secara simbolis diserahkan Sekjen Kemenag Nizar Ali kepada Kakanwil Kemenag Kalsel dan DWP Kemenag Kalsel di Asrama Haji, Banjarmasin. Bantuan perdana yang diberikan ini berupa uang tunai senilai Rp 200 juta, perlengkapan salat, dan alat penjernih air.
Baca Juga
"Mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada masyarakat Kalsel. Mudah-mudahan ada hikmah di balik semua ini," ujar Nizar Ali dalam keterangannya, Sabtu (30/1/2021).
Advertisement
Sebelum menyerahkan bantuan, Nizar menyampaikan salam dari Menteri Yaqut. Nizar menyebut Yaqut sejatinya ingin hadir dan memberikan bantuan secara langsung. Namun lantaran memiliki tugas lain, maka penyerahan bantuan diwakilkan olehnya.
"Hati dan pikiran Gus Menteri ada di Kalsel. Beliau sejatinya ingin hadir namun karena tugas lain, sehingga saya hadir mewakili. Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian keluarga besar Kemenag atas musibah banjir di Kalsel. Dalam waktu dekat kami juga akan menyerahkan bantuan korban gempa Sulbar," tandas Sekjen.
Usai menyerahkan bantuan, Nizar Ali dan rombongan meninjau tembok pagar Asrama Haji yang runtuh akibat banjir. Setelah itu meninjau madrasah dan KUA di Kabupaten Banjar.
Di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Babussalam, genangan banjir masih tampak merendam bangunan setinggi pinggang orang dewasa. Begitu juga di KUA Martapura Barat dan Madrasah Ibtidaiyah Al Hamidiyah, genangan banjir masih tampak merendam bangunan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kanwil Kemenag Kalsel Terdampak Banjir
Kakanwil Kemenag Kalsel Noor Fahmi dalam laporannya mengatakan, banjir yang mulai melanda wilayahnya sejak 12 Januari setidaknya merendam 2.830 unit rumah ASN Kementerian Agama.
"Sebagian besar harta benda ASN dan aset Kementerian Agama tidak dapat diselamatkan. Banjir juga menelan korban jiwa yakni Farid Majedi, suami dari Raudatul Jannah, seorang penyuluh agama di Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah," katanya.
"Farid meninggal terseret arus banjir usai menyelamatkan anak dan istrinya," sambungnya.
Banjir juga berdampak pada kerusakan sejumlah aset Kementerian Agama, antara lain terendamnya dua Kantor Kemenag di Banjarbaru dan Hulu Sungai Tengah. Terdampak banjir juga, 5 unit rumah dinas, wisma, 15 unit KUA, 275 madrasah, 52 unit pesantren, 972 masjid, 5 gereja Kristen, 5 gereja Katolik, dan 3 unit rumah ibadah umat Buddha
"Menyikapi musibah ini kami sudah membentuk tim tanggap darurat, melakukan pendataan, menghimpun dan menyalurkan bantuan dengan turun ke lokasi bencana serta menyiapkan rehabilitasi pasca bencana," kata dia.
Advertisement