Moeldoko: Peran Jurnalis Saat Ini Tak Mudah

Moeldoko mendorong media untuk tetap memprioritaskan akurasi dan kebenaran berita, dibandingkan kecepatan.

oleh Ika DefiantiLizsa Egeham diperbarui 07 Feb 2021, 18:53 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2021, 18:53 WIB
Diskusi Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memberi paparan dalam Dialog Nasional II Pembangunan Ibu Kota Negara, di Jakarta, Rabu (26/6/2019). Moeldoko memaparkan terkait kondisi keamanan dan pertahanan Indonesia menghadapi rencana ibu kota dipindahkan ke Kalimantan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa saat ini terjadi disrupsi digital yang menjadi tantangan para jurnalis.

Pasalnya, kondisi ini membuat masyarakat lebih percaya kepada asumsi yang berkembangan daripada data dan fakta.

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

"Masyarakat post-truth, masyarakat yang lebih percaya pada persepsi dan asumsi, dibanding data dan kebenaran," kata Moeldoko dalam webinar Hari Pers Nasional, Minggu (7/2/2021).

Dia menyebut hal tersebut juga berdampak kepada pemerintah dimana berkembangnya ujaran kebencian hingga pola kekerasan di ruang publik. Dampaknya, kata Moeldoko, membuat ruang publik menjadi tak sehat.

Karenanya, Moeldoko melihat bahwa peran jurnalis saat ini tidak mudah. Karena itu perlu terus belajar.

"Demokrasi bertumbuh dan trust pada kerja-kerja pelayanan publik. Dan itu disampaikan, tentang peran jurnalis saat ini menghadapi situasi yang tidak mudah. Itu tadi saya kayakan perlunya kita semakin menggembleng diri," jelas dia.

Moeldokomendorong media untuk tetap memprioritaskan akurasi dan kebenaran berita, dibandingkan kecepatan. Berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya ada 1.400 hoaks soal pandemi Covid-19 dari rentang Maret 2020-Januari 2021.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Peran Media Massa

Moeldoko juga menyampaikan bahwa kehadiran media sosial turut menjadi biang disinformasi di tengah masyarakat.

Sebab, berita-berita lama dan tak sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini dapat kembali beredar di media sosial.

"Disinformasi menjadi biang suburnya hoaks. Bayangkan dari Maret seperti saya sampaikan, ada 1.400 produk hoaks," kata dia.

Dia menekankan pentingnya peran media massa untuk menyebarluaskan informasi dan kebijakan yanh ditetapkan pemerintah. Terlebih, di masa pandemi Covid-19.

"Peran media dalam terlibat nerpartisipasi menanggulangi Covid-19. Karena pemerinah pasti tidak bisa berjalan sendirian," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya