Risiko Pernikahan Anak Sangat Besar, Menteri PPPA Murka pada Aisha Wedding

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga mengungkapkan, alasan banyaknya orangtua yang menikahkan anaknya di usia dini.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2021, 07:04 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2021, 07:04 WIB
Bahas Kelanjutan RUU P-KS, Menteri PPPA Raker Dengan Komisi  VIII DPR
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmavati saat mengikuti rapat kerja dengan komisi VIII DPR membahas lima program prioritasnya untuk periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga mengungkapkan, alasan banyaknya orangtua yang menikahkan anaknya di usia dini. Setelah mencari tahu, para orangtua tersebut memilih untuk menikahkan anaknya agar tidak kelaparan.

"Kalau alasannya seperti yang disampaikan, mengawinkan anak supaya tidak mati kelaparan, itu kan hanya berpikir instan dan hanya melihat jangka pendeknya," katanya saat media gathering Kementerian PPPA, Kamis (11/2/2021).

Dia terheran dengan alasan tersebut, sebab pemerintah memiliki banyak program untuk membantu masyarakat kelas bawah. Misalnya Program Keluarga Harapan (PKH) dan lain sebagainya. Di tengah pandemi Covid-19 pun, pemerintah turut hadir dalam memberikan bantuan sosial (bansos) setiap bulan.

"Padahal saya melihat skema yang diberikan pemerintah untuk kepentingan sosial ini sudah banyak, misalnya bantuan-bantuan sosial," ujarnya.

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Politikus PDIP itu merasa cukup murka dengan adanya wedding organizer Aisha Wedding yang mempromosikan pernikahan dini dengan alasan memperbaiki ekonomi. Menurutnya, menikahkan anak di usia dini memiliki risiko yang besar, terutama risiko kemiskinan. Karena kebanyakan pelaku pernikahan dini belum matang secara finansial, mental, maupun pendidikan mengenai pernikahan.

"Kenapa kita harus murka karena mereka mengajak kawin muda dan ortunya mengizinkan dengan alasan dalam kondisi kesusahan, takut kelaparan. Makanya jalan mudahnya dengan mengawinkan anaknya. Padahal, risiko menikahkan anak itu besar. Risiko pendidikan, kesehatan, dan ekonomi," jelasnya.

Untuk itu, Bintang berharap, seluruh kementerian dan lembaga terkait ikut bersama-sama membantu KemenPPPA dalam mencegah pernikahan dini. Harapannya agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang lebih baik lagi.

"Kami, Kementerian yang punya mandat perlindungan anak dan punya amanat mencegah perkawinan anak, serta kita semua sebagai warga negara memiliki tanggungjawab bersama yaitu mencetak generasi yang punya masa depan lebih baik," terangnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Berbagai Upaya Cegah Perkawinan Dini

Dia mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah pernikahan anak di usia dini. Namun ternyata, fenomena tersebut masih banyak ditemukan di masyarakat dengan alasan ekonomi.

Oleh sebab itu, kata Bintang, KemenPPPA akan membuat program yang bisa memberdayakan perempuan untuk berwirausaha. Dengan begitu, program tersebut bisa mendorong dan memajukan perekonomian.

“Kita berdayakan perempuan di bidang kewirausahaan. Mereka akan diberikan pelatihan khusus untuk berwirausaha serta edukasi-edukasi lainnya berkaitan dengan perempuan dan anak. Nanti kami akan fokus kepada perempuan pra-sejahtera,” ungkapnya.

Dengan begitu, ketika seorang perempuan sudah mandiri secara finansial dan tidak berpikir bahwa hidupnya bergantung pada seorang laki-laki, maka hal itu bisa mencegah pernikahan anak-anak di bawah umur. Selain itu, kata Bintang, program ini juga bisa sangat membantu para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia pun berharap program kewirausahaan tersebut sukses.

Reporter : Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya