Jadi Penasihat APLI, Bambang Soesatyo Ajak Tingkatkan Kolaborasi dengan UMKM

Bamsoet mendorong para pelaku industri direct selling bersinergi dengan fintech agar bisa memaksimalkan potensi ekonomi yang dimiliki.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2021, 13:04 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 10:51 WIB
bamsoet
Pengurus Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) bersama Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang menjadi Penasihat APLI. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Segenap pengurus dan anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) berterima kasih atas kesediaan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjadi Penasihat APLI. Asosiasi berkelas Internasional dan anggota dari World Federation Direct Selling Association (WFDSA) yang berkantor pusat di Washington DC, Amerika Serikat itu akan terus berkomitmen memaksimalkan potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia.

Kesediaan politisi dan juga pengusaha itu mau terlibat langsung sebagai Penasihat menjadi rangkaian kebahagiaan keluarga besar APLI setelah sukses menggelar APLI Convention dan APLI Award 2020 beberapa waktu lalu.

Rasa terima kasih dan bahagia itu disampaikan Kany Soemantoro, Ketua Umum APLI yang juga sebagai President Nu Skin Indonesia Brunei dan Filipina.

"Alhamdulillah Beliau bersedia menjadi Penasihat APLI dan kami meminta Beliau menjadi Penasihat APLI dengan alasan pola pikir Beliau yang melihat kepentingan rakyat di atas segalanya, serta kami melihat Beliau memiliki intelegensia yang mampu menciptakan pemikiran strategis untuk industri kami," ujar Kany Soemantoro usai beraudiensi dengan Ketua MPR RI di ruang kerjanya, Rabu (3/3/2021).

Hal senada juga disampaikan Djoko Komara, Wakil Ketua dan Dewan Komisioner APLI yang melihat sosok politisi itu selalu mendukung industri yang dijalankan APLI.

"Bahkan Beliau menyarankan agar kami berkolaborasi dengan UMKM sehingga dapat membantu usaha lokal kerakyatan sehingga roda perekonomian tetap berputar walau di masa pandemi seperti ini," jelasnya.

Kepada para pengurus APLI, Bamsoet, sapaan akrab pecinta otomotif ini menyampaikan, dirinya akan mendorong para pelaku industri direct selling atau penjualan langsung, atau yang biasa akrab dikenal masyarakat dengan multi level marketing (MLM), bersinergi dengan financial technology (fintech) agar bisa memaksimalkan potensi ekonomi yang dimiliki.

Terlebih karena pandemi Covid-19, tak memungkinkan manusia berinteraksi secara langsung. Karenanya, pelaku usaha MLM harus memanfaatkan teknologi informasi.

"Laporan tahunan dari 147 perusahaan direct selling pada tahun 2019, mencatatkan transaksi penjualan sebesar Rp 14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha. Di tahun 2020, jumlahnya diperkirakan meningkat mencapai Rp 16,3 triliun. Bahkan EuroCham memperkirakan potensi ekonomi dari industri direct selling di tahun 2021 diperkirakan menembus Rp 25 triliun. Menunjukan betapa kuat dan besarnya industri direct selling sebagai tulang punggung perekonomian nasional," ujar Bamsoet.

Pendapatan Anggota APLI

Ketua DPR ini menjelaskan, kekuatan industri direct selling juga terlihat dari besarnya pendapatan anggota APLI yang bisa mencapai minimal Rp 40 miliar dalam sebulan. Di tengah besarnya peran mereka dalam memajukan perekonomian nasional, berbagai hambatan dan tantangan atas keberadaan UU Nomor 7 Tahun 2014, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2019, dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021, juga dihadapi oleh APLI.

Selain Ketua Umumnya, pengurus APLI yang hadir antara lain Wakil Ketua Djoko Komara, Sekretaris Jenderal Ina Rachman, Chief Legal Mulyaharja, Wakil Sekretaris Jenderal Angga Pambudi dan Richan Nurhasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya