Tindakan Moeldoko di KLB Partai Demokrat Mengganggu Pikiran Jokowi?

KLB Partai Demokrat dinilai mengganggu pikiran Presiden Jokowi

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Mar 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2021, 21:00 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbincang dengan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko saat pembukaan Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/3/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer menilai, Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sumatra Utara berbahaya bagi Presiden Jokowi dan demokrasi. Sebab, secara tidak langsung, hal tersebut pasti mengganggu pikiran Jokowi.

"Dengan segala hormat, apa yang dilakukan Moeldoko tidak baik. Ini jelas pastinya bisa mengganggu pikiran Presiden Jokowi, " kata pria yang karib disapa Noel ini melalui siaran pers diterima, Sabtu (6/3/2021).

Noel meyakini, apa yang dilakukan Moeldoko adalah kali pertama yang dilihatnya di era reformasi. Karena hal itu dilakukan oleh pejabat Istana. Namun Noel meyakini, Presiden Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam giat tersebut apalagi melakukan intervensi.

"Jadi salah jika Istana dituduh mengintervensi konflik Demokrat," tegas dia.

Aktivis 98 ini menambahkan, perebutan Partai Demokrat adalah konflik internal lama dan syahwat keinginan menuju pasar bebas Pilpres 2024.

"Saat ini, banyak tokoh yang bersiap diri menuju 2024. Salah satunya, mungkin Moeldoko," jelas Noel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Moeldoko Terjebak?

Pake Seragam Demokrat, SBY Kukuhkan Agus Yudhoyono sebegai Kogasma
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memegang bendera saat pengukuhan sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, untuk Pemilukada dan Pilpres 2019, Jakarta, Sabtu (17/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Noel menduga, ada perangkap politik yang entah disadari atau tidak Moeldoko terjebak di dalamnya. Noel menduga bekas Panglima TNI itu terjebak dalam desain politik SBY.

"SBY ingin membesarkan anaknya. Desain kontruksi konflik seperti ini harusnya mudah terbaca oleh Moeldoko. Sayang beliau terjebak dalam syahwatnya," ungkap Noel.

Noel menjelaskan, konflik ini pastinya akan memunculkan persepsi publik SBY teraniaya oleh elit politik yang berkuasa. Kalau narasi teraniaya ini dimainkan secara piawai oleh kelompok SBY pastinya menguntungkan AHY untuk Pilpres 2024.

"Kita lihat saja siapa yang menang dalam pertarungan opini ini. Pastinya ini bakal panjang, menguras energi Moeldoko sendiri," dia menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya