Polisi Total Tangkap 18 Tersangka Terkait Teror Bom di Gereja Katedral Makassar

Dari 18 tersangka yang telah ditangkap ada satu di antaranya yang merupakan otak perakit bom yang digunakan untuk amaliah di Gereja Katedral Makassar.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 01 Apr 2021, 15:04 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 15:03 WIB
Suasana Mencekam Gereja Katedral Makassar Usai Ledakan Bom
Polisi berjaga di luar gereja setelah ledakan di Makassar (28/3/2021). Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, garis polisi pun telah dibentangkan oleh petugas. Petugas masih bersiaga mengamankan lokasi. (AFP/Indra Abriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus bergerak mengejar seluruh jaringan yang terlibat dalam aksi teror bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Hingga kini, total sudah 18 tersangka yang ditangkap.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan, keseluruhan tersangka ditangkap di Makassar dan sebagian di antara mereka masih memiliki hubungan keluarga.

"Telah diamankan sampai siang hari ini 18 yang diduga terlibat di dalam kasus Gereja Katedral di Makassar, khususnya ini kelompok Villa Mutiara," tutur Rusdi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/4/2021).

Menurut Rusdi, dari 18 tersangka yang telah ditangkap ada satu di antaranya yang merupakan otak perakit bom yang digunakan untuk amaliah di Gereja Katedral Makassar. Dia merupakan pria berinisial W.

"Kasus tetap dikembangkan terus, diusut. Sehingga betul-betul kelompok Villa Mutiara ini bisa dituntaskan," jelas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Cara Perekrutan

Jelang Perayaan Paskah, Penjagaan Gereja di Surabaya Diperketat
Anggota kepolisian berjaga saat proses penyisiran sebuah gereja di Surabaya menjelang Paskah setelah bom bunuh diri di katedral Makassar, Rabu (31/3/2021). Kegiatan tersebut merupakan upaya peningkatan pengamanan tempat ibadah, khususnya gereja di kota pahlawan. (Juni Kriswanto/AFP)

Kelompok Villa Mutiara diketahui sudah ada sejak 2015. Aktivitas dari jaringan kelompok teroris Jemaah Ansharut Daulah (JAD) ini memang terpusat di Makassar.

"Cara pengrekrutan jelas kluster terdekat, itu dari keluarga biasanya. Bapaknya masuk ikuti, istrinya diajak. Bapak ibu sudah bawa, dia akan bawa anaknya. Yang terdekat saja yang akan mereka bawa, itu menjadi bagian yang termudah bagaimana bisa mempengaruhi orang-orang tertentu dengan paham-paham seperti ini," Rusdi menandaskan.

Bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021. Pelakunya dua orang yang merupakan pasangan suami-istri berinisal L dan YSF.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, identitas terduga pelaku laki-laki didapatkan dengan pencocokan DNA. Puslabfor membandingkan DNA terduga pelaku bom bunuh diri tersebut dengan DNA keluarga.

Sedangkan, identitas pelaku perempuan terindentifikasi dengan metode sidik jari oleh tim Inafis.

"Identik bahwa pelaku yang laki-laki betul bernama saudara L. Dan ini sudah kita cocokkan dengan keluarganya, sedangkan yang perempuan adalah saudara YSF. Yang perempuan ini adalah istri saudara L dan sudah sudah kita identifikasi, identik dengan sidik jari yang kita dapatkan," kata Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Polda Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021).

Listyo menerangkan, pelaku bom bunuh diri L dan YSF resmi menjadi pasangan suami-istri sejak enam bulan lalu. Mereka dinikahkan oleh Rizaldi yang merupakan anggota kelompok JAD.

Listyo menyebut, Rizaldi telah ditangkap oleh Densus 88 Antiteror pada Januari lalu. "Rizaldi adalah kelompok JAD yang terkait dengan peristiwa di Gereja Katedral Jolo di Filipina pada 2018," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya