BNPB: Korban Meninggal Bencana NTT Bertambah Menjadi 138 Orang

Kepala BNPB menyatakan, masih terkendala sejumlah faktor dalam melakukan pencarian jenazah para korban bencana NTT.

oleh Yopi Makdori diperbarui 07 Apr 2021, 21:04 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 20:58 WIB
FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Para biarawati berjalan melewati rumah yang rusak usai banjir bandang di Desa Ile Ape, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Ricko Wawo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan temuan korban bencana banjir bandang hingga tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai dengan Rabu (7/4/2021) pukul 20.00 WIB. Kepala BNPB Doni Monardo mengungkap, korban meninggal bertambah menjadi 138 orang.

"Total korban meninggal yang telah ditemukan jasadnya mencapai 138 orang. Dan yang masih dalam pencarian sebanyak 61 orang," ujar Doni dalam konferensi pers secara daring pada Rabu.

Korban meninggal dan hilang akibat bencana ini tersebar di beberapa wilayah di NTT. 

1. Flores Timur, meninggal 67 orang, hilang ada 6 orang.

2. Kabupaten Alor, meninggal 25 orang, hilang ada 20 orang.

3. Malaka, meninggal ada 4 orang.

4. Kabupaten Kupang, meninggal ada 5 orang.

5. Kabupaten Lembata, meninggal 32 orang, hilang 35 orang.

6. Kabupaten Sabu Raijua, meninggal ada 2 orang

7. Kota Ende, Kota Kupang dan Ngada masing-masing ada satu yang meninggal dunia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kendala Pencarian

Doni Monardo
Kepala BNPB Doni Monardo melakukan peninjauan dapur umum di Lewoleba, NTT, Selasa (6/4/2021). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Doni mengaku pihaknya masih terkendala sejumlah faktor dalam melakukan pencarian jenazah para korban. Faktor utama lantaran kesulitan untuk mengerahkan alat berat ke lokasi.

"Kesulitan untuk memobilisasi alat berat, ekskavator dan juga dump truck untuk mengangkut batu-batu yang sangat besar. Kemudian cuaca yang masih belum begitu bagus ya," ujarnya.

Dia mengatakan, cuaca juga menjadi faktor yang membuat kapal-kapal pengangkut alat berat untuk sampai ke pulau-pulau terdampak terhambat.

"Namun mudah-mudahan cuaca malam ini semakin baik sehingga alat berat bisa dikirim dari Larantuka ke Pulau Adonara," harapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya