Pengemis Musiman di Kota Depok, Usai Ramadan Pindah ke Kota Lain

Saat disinggung sudah berapa lama mengemis di Kota Depok, sambil memangku anaknya Wienarti mengaku baru satu pekan berada di Kota Depok.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 18 Apr 2021, 20:58 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2021, 20:58 WIB
depok
Salah satu pengemis bersama anaknya di Jalan Raya Margonda, Kota Depok, Jawa Barat, Minggu (18/4/2021). (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta Pengemis musiman di Kota Depok sudah mulai terlihat di sepanjang Jalan Raya Margonda, Jalan Nusantara, dan beberapa jalan lainnya di Kota Depok. Seperti di Jalan Raya Margonda, beberapa titik pengemis baik secara sendiri maupun mengajak anak kecil tampak menunggu pemberian pengguna jalan yang menjadi etalase Kota Depok.

Di Jalan Raya Margonda tidak jauh dari SPBU, terlihat Wienarti bersama dua anaknya sedang menunggu pemberian pengguna jalan, baik berupa uang maupun makanan. Menurutnya, profesi tersebut terpaksa dilakukannya untuk menyambung hidup.

Selain dengan kedua anaknya, Wienarti menjadi pengemis di Kota Depok bersama suaminya. Namun suaminya saat ini lebih memilih mengumpulkan barang bekas di sepanjang Jalan Raya Margonda.

"Suami lagi ngumpulin botol bekas untuk di jual ke pengepul untuk ditukarkan dengan uang," ujar Wienarti, Minggu (18/4/2021).

Saat disinggung sudah berapa lama mengemis di Kota Depok, sambil memangku anaknya Wienarti mengaku baru satu pekan berada di Kota Depok. Sebagai tempat tinggal, Wienarti bersama suami dan anaknya menyewa kontrakan petak yang harus dibayar Rp 300 selama satu bulan.

Wienarti memang tidak berniat tinggal di Kota Depok dalam waktu yang lama dan hanya selama Ramadan atau menjelang Idul Fitri.

"Cuma sampai Ramadan aja, setelah itu pindah ke daerah lain," terang Wienarti.

Baju yang dikenakan walau tampak lusuh namun Wienarti tidak mengelak bahwa pendapatannya menjadi pengemis cukup besar. Seakan enggan menyebutkan besaran pendapatannya secara jujur, Wienarti tidak mengelak dalam sehari pendapatannya bisa mencapai Rp 85 ribu. Menurutnya pendapatan yang di dapat harus membeli lauk makanan untuk kedua anaknya dan dirinya.

"Ya segitu dapatnya tapi kan saya beli makan buat anak sama saya, kalau suami beli makanan sendiri hasil dari dia mulung sama buat bayar tempat tinggal," ucap Wienarti.

Menjadi pengemis sudah dilakukannya sejak lima tahun lalu, namun suaminya lebih lama menjadi pengemis dan pemulung, yaitu sejak 2014. Beberapa daerah telah disinggahinya selain Kota Depok, seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Tengerang Selatan.

Wienarti terpaksa mengemis untuk membantu suaminya mencari rezeki tambahan dari hasil memulung. Terkait mengemis di Kota Depok, menurutnya warga Kota Depok masih dikenal dermawan dibandingkan daerah lain.

"Kalau di sini orangnya masih baik suka ada yang beri kalau nggak uang ya makanan," kata Wienarti.

 

Saksikan video pilihn di bawah ini:

Hanya Bisa Pasrah

Perempuan asal Subang tersebut mengungkapkan, terbesit keinginannya untuk tidak lagi mengemis dan beralih mencari pekerjaan lain, namun mengemis sudah menjadi garis tangannya mencari rezeki dan hanya bisa pasrah. Dirinya berkeinginan untuk menyekolahkan kedua anaknya sehingga dapat merubah nasib anaknya menjadi lebih baik.

"Pengennya seperti itu tapi saya dan suami seperti ini jadi sangat berat kalau sekolah, saya juga ga tau sampai kapan akan mengemis kayak gini," tutup Wienarti. (Dicky Agung Prihanto)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya