Liputan6.com, Jakarta Politisi PKB Luqman Hakim menduga reshuffle kabinet akan dilakukan pada Rabu 21 April 2021. Menurutnya hal ini seperti kebiasaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Soal hari apa mungkin menurut pendekatan spritual tertentu perlu mempertimbangka nama hari, misalkan Rabu seperti yang menjadi kebiasaan Pak Jokowi selama ini," kata Luqman saat dikonfirmasi, Senin (19/4/2021).
Baca Juga
Dia pun berharap pemerintah termasuk Jokowi segera memberikan kepastian akan ada reshuffle kabinet atau tidak. Dan sebaiknya disampaikan terbuka pada publik. Pasalnya, jika dibiarkan berlarut-larut ini mempengaruhi kinerja menteri.
Advertisement
"Dalam keadaan seperti ini, dimana rencana reshuffle sudah terbuka ke publik, jika berlama-lama pasti pasti akan mengganggu kinerja menteri-menteri. Kalau kinerja menteri terganggu, yang rugi tentu presiden dan rakyat," ungkap Luqman.
Namun, dia berdalih bahwa PKB mendesak Presiden Jokowi untuk segera melakukan reshuffle kabinet.
"PKB sama sekali tidak dalam posisi mendesak Presiden melakukan reshuffle. Tapi jika Presiden memutuskan akan melakukan reshuffle, sebaiknya segera saja diumumkan, agar kabinet segera dapat bekerja normal kembali," kata Luqman.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ali Mochtar Ngabalin Bicara
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara saat ditanya kabar reshuffle kabinet pada pekan ini. Terlebih pada hari Rabu 21 April 2021.
Diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sering memilih Rabu Pon atau Rabu Pahing berdasarkan penanggalan kalender Jawa untuk melakukan perombakan kabinet. Pada Rabu 21 April 2021, itu jatuh pada pasaran Pahing.
"Soal waktu kalau sudah ada jadwal, pasti saya kabari, sabar," kata Ngabalin saat dikonfirmasi, Senin (19/4/2021).
Menurutnya reshuffle kabinet adalah hak prerogatif presiden. Dia mengaku, tidak tahu menahu terkait siapa sosok yang akan digeser atau digantikan.
"Semua menjadi hak presiden," singkat Ngabalin.
Saat disinggung soal isu pergantian seorang di kabinet berinisial M, dirinya tidak mengetahui. Dirinya menegaskan, isu tersebut bukan dari mulutnya.
"Bukan pernyataan saya yang mengatakan inisial itu," kata Ngabalin.
Advertisement