Liputan6.com, Jakarta - Para saksi sidang dengan terdakwa Rizieq Shihab menyebut, kerumunan masyarakat yang terjadi di simpang Gadog Puncak, Bogor hingga pondok pesantren Markaz Syariah terjadi secara spontan. Hal itu disampaikan dalam perkara kerumunan atas terdakwa Rizieq Shihab di Megamendung, Bogor.
Hal itu bermula ketika, Rizieq Shihab bertanya pada Kabid Penertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bogor Teguh Sugiarto yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada Senin (19/4/2021).
"Pak Teguh, ini jadi sebenarnya diatur-atur panitia atau mereka spontan?" kata Rizieq saat bertanya kepada Teguh.
Advertisement
"Jadi kalau sepengetahuan saya, yang saya lihat di Gadog mereka ini datang spontan dari mana-mana. Ada yang pelat nomornya A, B, T ya mereka hetegoren. Kebanyak naik motor, dan jalan kaki," jawab Teguh.
Kasie Trantib Satpol PP Bogor Iwan relawan dan Camat Megamendung Hendi Rismawan yang hadir pada saat kejadian itu pun mengatakan, kerumunan terjadi secara spontan.
"Itu penting sekali karena tadi kalau tidak spontan artinya ada penanggung jawab ada panitia ada yang bertanggung jawab. Tapi kalau spontan tidak bisa dicari-carikan kambing hitam," tegas Rizieq.
Tidak berhenti di situ, Rizieq Shihab kembali mengkonfirmasi kepada Teguh selaku pejabat Satpol PP yang hadir di lokasi mengenai motif masyarakat berkerumun di Gadog hingga sepanjang jalan menuju pondok pesantren di Desa Kuta.
"Pak Teguh hadir? Anda lihat langsung masyarakat datang itu mereka datang untuk menyambut saya atau mendemo saya?" tanya Riziq.
"Menyambut Bib," jawab Kasatpol PP Kabupaten Bogor Agus Ridhallah
"Bagaimana Pak Camat?" tanya Rizieq.
"Sama," singkat Hendi.
"Laporan yang sampai ke Pak Kasatpol PP utuk mendemo demo atau menyambut?," Rizieq Shihab kembali bertanya ke saksi Teguh.
"Nyambut Bib," jawab Teguh.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rizieq Beberkan Alasan Digelarnya Peletakan Batu Pertama di Ponpes Markaz Syariah
Rizieq Shihab menjelaskan alasan acara digelarnya peletakan bantu pertama pembangunan Pondok Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah di Megamendung.Â
"Apakah Anda tahu kalau di dalam MS itu ada masjid terbuat dari kayu dan tripleks?" tanya Rizieq kepada para saksi yang hadir di persidangan, Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (19/4/2021).
"Pak camat? Nggak pernah dengar kabar? Pak Iwan?" tanya kembali Rizieq.
Secara mayoritas ketika ditanya Rizieq, para saksi pun menjawab kalau tidak mengetahui prihal tersebut. Atas hal itu, Rizieq sedikit menjelaskan soal masjid, mulai dari kondisinya yang sangat mengkhawatirkan dan kerap bocor ketika hujan. Padahal, masjid itu dijadikan tempat penyimpanan 100 ribu kitab untuk para santri.
Sehingga, guru pondok pesantren meminta kepada Rizieq untuk membangun masjid yang permanen. Dengan alasan itu juga Rizieq dan pengelola pondok pesantren mengadakan acara peletakan batu pertama.
"Saya mau kasih tau, saya salat Jumat di sana kemudian dewan guru mengingatkan (saya) habib ini di gunung ini sering hujan. Bangunan masjid dari kayu, dari seng, bocor, nanti kitab ini ratusan ribu judul rusak semua. Jadi mereka minta bangunlah masjid yang permanen, bangunlah perpustakaan yang permanen," kata dia.
Dengan begitu kata Rizieq kegiatan peletakan batu pertama ditunjukan untuk membangun masjid yang berada di Ponpes Markaz Syariah miliknya.
"Oleh karena itu saya melakukan peletakan batu pertama di masjid itu, jadi saya hanya baru untuk melakukan peletakan batu pertama, karena harus mengurus IMB segala nya," tandas Rizieq.
Â
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka
Advertisement