Liputan6.com, Depok - Otak pembuat rekayasa babi ngepet di Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok menceritakan awal mula mendapatkan ide gila tersebut. Ustaz AI (44) memanfaatkan momentum itu untuk membuat dirinya terkenal di kampungnya.
Namun ide merekayasa babi ngepet tersebut justru berujung nestapa. Ustaz AI terpaksa merayakan Idul Fitri dari balik jeruji sel tahanan.
AI menuturkan, saat melakukan ronda malam di lingkungannya, dirinya banyak mendengarkan cerita warga yang merasa kehilangan uang. Mendengar cerita tersebut, dirinya terbesit ingin memecahkan keresahan warga dengan membuat rekayasa babi ngepet.
Advertisement
Momentum itu digunakan untuk menarik simpati masyarakat. Apalagi dirinya hanya pemimpin pengajian lingkungan yang belum terlalu dikenal warga di Kelurahan Bedahan.
“Iya saya terbesit membuat cerita babi ngepet karena laporan warga itu yang merasa kehilangan uang,” ujar AI, Kamis (29/4/2021).
Dia lantas membuat karangan bahwa di lingkungannya terdapat babi ngepet. Hal itu diamini warga karena ada beberapa yang merasa kehilangan uang. Akal busuk AI dimatangkan dengan mendatangkan babi hutan alias celeng untuk dijadikan jelmaan babi ngepet.
“Saya mencari tahu penjual babi hutan melalui komunitas pecinta hewan melalui media sosial,” terangnya.
AI mengakui tidak mudah mendapatkan babi hutan dalam kondisi hidup. Kebanyakan pemilik akun hanya menawarkan babi hasil perburuan yang telah mati. Tidak menyerah, akhirnya AI mendapatkan penjual yang mampu memberikan babi hutan yang masih hidup.
“Saya dapatnya dari wilayah Cipanas Cianjur dia bisa memberikan babi yang saya inginkan,” ucap AI.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Beli Babi Rp 900 Ribu
Setelah mendapatkan kepastian AI melakukan transaksi. Namun dia tidak menjelaskan secara detail dana yang digunakan merupakan uang pribadinya atau dari orang lain. Serah terima babi hutan pun dilakukan pada Senin (26/4/2021) atau sehari sebelum heboh penangkapan babi ngepet.
“Transaksi kita melakukan negosiasi yang lama, akhirnya disepakati harga Rp 700 ribu dengan ongkos kirim Rp 200 ribu jadi totalnya Rp 900 ribu,” kata AI.
Tidak ingin terbongkar rekayasanya, AI menyuruh anak buahnya mengambil babi yang dipesan dengan bertemu dengan penjualnya di kawasan Puncak, Bogor.
Bahkan AI tidak memberitahukan tujuan babi hutan itu yang akan diambil itu untuk apa. AI hanya memerintahkan anak buahnya mengantar babi ke rumahnya menggunakan sepeda motor, selanjutnya dia disuruh pulang.
“Akhirnya cerita penangkapan babi ngepet itu terjadi, jadi babi ngepet itu adalah hoaks,” pungkas AI.
Sebelumnya, kasus penangkapan babi ngepet di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Depok membuat geger masyarakat. Kepolisian pun turun tangan menyelidiki kasus ganjil tersebut.
Hasilnya, kepolisian memastikan bahwa kasus penangkapan babi ngepet tersebut adalah palsu alias hoaks. Kepolisian telah menetapkan ustaz AI sebagai tersangka kasus hoaks penangkapan babi ngepet di Depok.
Advertisement