Liputan6.com, Jakarta Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) sempat merekomendasikan jenazah Trio Fauqi Virdaus diautopsi untuk mengetahui keterkaitan antara kematiannya dengan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca.
Terkait rekomendasi dari Komnas KIPI tersebut, pihak keluarga Trio masih belum memutuskannya.
Ibunda Trio, Zaqiah mengatakan, akan memikirkan hal ini matang-matang bersama anak pertamanya, yakni kakak Trio yang bernama Viki.
Advertisement
"Terkait autopsi ini, belum kami putuskan. Masih akan saya bicarakan lagi sama anak saya (Viki)," kata Zakiah saat dikonfirmasi Merdeka.com, Minggu (16/5/2021).
Dia pun mengaku, sampai saat ini belum ada pihak pemerintah maupun Komnas KIPI datang untuk mengucapkan belasungkawa terhadap meninggalnya Trio.
"Belum ada. Dari Satgas, Kemenkes, atau KIPI belum ada," kata Zakiah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Uji Sterilitas dan Toksisitas AstraZeneca
Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sterilitas dan toksisitas Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk membuktikan pengaruh imunisasi atas meninggalnya Trio Fauqi Virdaus.
Trio meninggal 24 jam usai disuntik Vaksin AstraZeneca.
"Sekarang sedang diuji vaksinnya dari segi sterilitas dan toksisitas, apakah vaksin yang disuntikkan itu steril atau tidak. Kami juga cek apakah ada kandungan toksisitasnya atau tidak," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari seperti dilansir Antara soal kasus terkait Vaksin AstraZeneca itu, di Jakarta, Minggu (16/5/2021).
Toksisitas adalah sifat suatu zat yang merusak bila dipaparkan terhadap struktur organisme, seperti sel atau organ tubuh. Sementara sterilitas diuji untuk mengetahui apakah vaksin tersebut bersih dari kuman atau mikroorganisme lain.
Hindra mengatakan kajian terhadap kandungan vaksin AstraZeneca itu sedang dilakukan oleh BPOM. "Uji BPOM biasanya dua sampai tiga pekan. Itu meliputi toksisitas dan sterilitas," ujar dia.
Komnas KIPI juga telah berupaya menginvestigasi wafatnya Trio Fauqi Virdaus berdasarkan riwayat penyakit atau komorbid yang mungkin berkaitan.
Berdasarkan rekam medis dari pihak dokter yang pernah menangani Trio, lanjut dia, Komnas KIPI menemukan ada penyakit kronis yang diderita pegawai outsourcing. Namun, Hindra memastikan kematian Trio tidak dipicu oleh penyakit kronis tersebut.
"Kalau terkait penyakit kronisnya apa dan bagaimana, itu rahasia medis yang tidak bisa kami ungkapkan," kata Hindra.
Advertisement
Buka Kemungkinan Autopsi
Menurut Hindra, investigasi terhadap kejadian yang dialami Trio bisa saja dinyatakan selesai hanya dengan laporan uji sterilitas dan toksisitas BPOM dari vaksin yang disuntik kepada almarhum.
Namun tidak menutup kemungkinan, tim memerlukan autopsi pada jenazah Trio dengan seizin keluarga.
Autopsi jenazah, kata dia, diperlukan oleh Komnas KIPI menyusul ketiadaan data pendukung terkait kondisi terakhir Trio.
"Data yang dihimpun KIPI tidak ada sama sekali, sebab almarhum tiba di rumah sakit sudah wafat. Dokter juga tidak sempat memeriksa lebih jauh. Datanya tidak ada sama sekali," lanjut Hindra.
Reporter: Rifa Yusya Adilah/Merdeka.com