KSPI: Ribuan Buruh Akan Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

Said mengatakan, buruh Indonesia mengutuk keras serangan Israel kepada rakyat Palestina, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban, termasuk anak-anak dan perempuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2021, 09:24 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 09:23 WIB
FOTO: Dukungan Warga Dunia untuk Rakyat Palestina
Pengunjuk rasa meneriakkan slogan sambil mengibarkan bendera Irak dan Palestina saat demonstrasi di Tahrir Square, Baghdad, Irak, Sabtu (15/5/2021). Pengunjuk rasa berkumpul di Baghdad untuk menunjukkan dukungan bagi warga Palestina di Gaza dan mengutuk serangan Israel. (AP Photo/Khalid Mohammed)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan melakukan aksi di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Selasa (18/5/2021). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas buruh Indonesia untuk rakyat Palestina.

"Aksi buruh akan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan. Seperti melakukan rapid antigen, menjaga jarak, menggunakan masker, dan membawa handsanitizer," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam pesan tertulis, Selasa.

Dia membeberkan, selain di Jakarta, aksi solidaritas untuk Paslestina juga dilakukan di 24 provinsi di seluruh Indonesia seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Aceh, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan lain sebagainya.

Said menjelaskan, dalam aksi ini buruh Indonesia mengutuk keras serangan Israel kepada rakyat Palestina, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban, termasuk anak-anak, perempuan, hingga orang tua.

"Kami meminta penjajahan dan pembantaian yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina dihentikan," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nyaris 200 Warga Sipil Tewas Akibat Ketegangan Israel Vs Palestina di Gaza

FOTO: Serangan Udara Israel Tewaskan 20 Orang Palestina
Ledakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza terlihat pada Selasa (11/5/2021) pagi. Israel membalas roket kelompok Hamas, yang merupakan respons atas kerusuhan Al-Aqsa, dengan meluncurkan serangan udara ke perbatasan Gaza. (AP Photo/Khalil Hamra)

 

Sebanyak 192 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 perempuan, telah tewas di Jalur Gaza sejak kekerasan terbaru akibat ketegangan dengan Israel pekan lalu.

Dilansir Al Jazeera, Senin (17/5/2021) sebanyak 10 orang tewas di Israel, termasuk dua anak-anak.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pertemuan pada Minggu (16/5) yang membahas tentang kekerasan itu, namun gagal untuk membuat kesepakatan.

Sebelumnya, pada Minggu (16/5), militer Israel melakukan serangan intens di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina, melukai puluhan lainnya, dan merusak setidaknya tiga bangunan tempat tinggal.

Rumah pimpinan Hamas di Gaza, Yehya al-Sinwar, juga menjadi sasaran serangan tersebut, menurut media kelompok tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa akhir dari tujuh hari pertempuran dengan para pejuang Gaza tidak akan terjadi dalam waktu dekat, meskipun ada langkah diplomatik untuk mencapai ketenangan.

Safwat al-Kahlout dari Al Jazeera melaporkan, bahwa jet tempur Israel melakukan setidaknya 55 serangan udara di Gaza pada Senin pagi (17/5).

Al-Kahlout menyebut bahwa target serangan itu termasuk beberapa pangkalan militer dan keamanan di wilayah Palestina, serta beberapa tanah kosong di timur Kota Gaza.

Sebuah gedung berlantai empat juga diledakkan di pusat Kota Gaza, tetapi laporan awal menerangkan bahwa orang yang berada dalam gedung itu sudah dievakuasi sebelum serangan.

"Api semakin intensif di pangkalan militer, pangkalan keamanan, kamp pelatihan yang kosong yang dimiliki oleh kelompok pejuang Palestina," katanya.

Namun, belum diketahui secara jelas apakah ada korban dalam serangan udara tersebut.

Jason Lee, direktur Save the Children’s untuk Palestina mengatakan bahwa setidaknya tiga anak Palestina terluka setiap jamnya sejak serangan militer Israel di Gaza mulai pekan lalu.

"Banyak dari anak-anak ini mengalami luka - cacat fisik jangka panjang tetapi juga kerugian yang luar biasa pada kesehatan mental mereka - selama sisa hidup mereka," kata Lee kepada Al Jazeera.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya