Jokowi Dinilai Berhasil Wujudkan Pemerataan Pembangunan hingga Pelosok Desa

Presiden Jokowi berhasil mewujudkan program pemerataan pembangunan infrastruktur ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan hingga ke desa-desa.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2022, 19:54 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2022, 09:25 WIB
Presiden Jokowi saat meresmikan pengoperasian Bendungan Kamijoro, Yogyakarta. (Setpres/Biro Pers)
Presiden Jokowi saat meresmikan pengoperasian Bendungan Kamijoro, Yogyakarta. (Setpres/Biro Pers)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam merealisasikan pembangunan infrastruktur berhasil menyentuh hingga pelosok desa. Kondisi tersebut menjadi bukti komitmen tinggi Jokowi dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air.

Tokoh Pemuda Nasional Kartika Nur Rahman mengatakan, sedari awal Jokowi telah meletakkan pembangunan infrastruktur pada program prioritas pemerintahan. Hal itu kemudian berhasil diwujudkan hingga manfaatnya sudah bisa dinikmati sekarang.

“Yang paling mencolok dari kepemimpinan Pak Presiden Jokowi ini kan bagaimana dia bisa melakukan pemerataan pembangunan," ujar Kartika dalam keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut, dia mengakui, pemerataan pembangunan infrastruktur era Jokowi begitu terlihat nyata. Pembangunan tidak hanya dilakukan di pusat kota, tapi hingga menyentuh ke pelosok pedesaan di setiap wilayah.

Kehadiran pembangunan infrastruktur Jokowi, kata Kartika, juga menyentuh hingga ke Kawasan 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Hal itu menunjukkan bahwa peran besar Jokowi dalam pembangunan daerah sangat penting.

"Bahkan di daerah-daerah terpencil, daerah-daerah perbatasan yang selama ini tidak pernah terjangkau,” tutur mantan Ketum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini.

Data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatatkan desa sangat tertinggal kini berkurang 8.471 desa atau dari 13.453 desa pada 2015 menjadi 4.982 desa pada 2022.

Selain itu, desa tertinggal berkurang 24.008 desa, dari 33.592 desa menjadi 9.584 desa pada 2022. Kemudian, desa maju bertambah 16.641 desa, dari 3.608 desa menjadi 20.249 desa.


Jokowi Minta Material Pembangunan Dibeli dari Desa

Jokowi Kenakan Baju Adat Baduy di Sidang Tahunan MPR
Presiden Joko Widodo membacakan pidato saat Sidang tahunan MPR RI 2021 di Gedung Nusantra, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). Jokowi mengaku baju adat Baduy itu disiapkan khusus oleh Jaro Saija, tetua adat masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan kepala desa (Kades) agar bahan baku untuk membangun infrastruktur seperti semen dan batu bata dibeli dari desa tersebut. Hal ini agar ada perputaran uang, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di desa tersebut.

"Saya hanya titip, bolak-balik saya sampaikan kalau membangun fisik ataupun nonfisik gunakan bahan-bahan material dari desa itu, dari desa Bapak/Ibu semuanya. Paling jauh itu dari kecamatan," kata Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Tahun 2022 di Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022).

"Mau beli semen, ada di desa beli di desa. Mau beli batu bata, ada di desa beli di desa kita sendiri. Supaya apa? Uang itu berputar terus di desa kita, paling jauh di kecamatan kita," sambungnya.

Dia tak ingin dana desa yang sudah dianggarkan pemerintah nantinya kembali lagi ke kota, khususnya Jakarta. Pasalnya, hal ini akan membuat ekonomi hanya bertumbuh di kawasan perkotaan saja.

"Jangan sampai uang itu kembali ke kota apalagi kembali ke Jakarta. Hati-hati kembali lagi kesini, hati-hati berarti pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus dan berkelanjutan itu akan juga kembalinya ke pusat lagi," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya