5 Kabar Terbaru Terkait Meninggalnya Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong

Kematian Wakil Bupati Helmud Hontong sempat dikaitkan dengan semasa hidupnya yang kerap vokal menyuarakan untuk menolak penambangan di wilayah yang di pimpinnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2021, 20:35 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2021, 20:35 WIB
Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong
Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Jakarta Jenazah Wakil Bupati (Wabup) Sangihe Sulawesi Utara, Helmud Hontong sudah diautopsi oleh pihak kepolisian. Autopsi tersebut dilakukan guna mengusut kematian almarhum yang awalnya dinilai janggal.

Sebelumnya, Helmud Hontong meninggal dunia di pesawat saat tengah melakukan perjalanan udara rute Denpasar-Ujungpandang. Saat itu, pria berusia 58 tahun tersebut diduga mengalami serangan jantung.

Kematiannya bahkan sempat dikaitkan dengan semasa hidupnya yang kerap vokal menyuarakan untuk menolak penambangan di wilayah yang di pimpinnya.

"Benar, sudah selesai (autopsi)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono saat dikonfirmasi, Senin (14/6/2021).

Rencananya pada hari ini akan dilakuka konfrensi pers untuk mengungkapkan berbagai temuan terkait kematian almarhum Wabup Helmud Hontong.

Berikut sederet kabar terbaru terkait meninggalnya Wakil Bupati Helmud Hontong dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Komplikasi Penyakit Menahun

Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast menegaskan, berdasarkan hasil autopsi, tidak ditemukan racun di jenazah Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong.

Menurut tim dokter, penyebab kematian Helmud Hontong adalah komplikasi penyakit menahun.

"Benar sudah dilakukan autopsi dan penyebab kematian wakil bupati diduga karena komplikasi penyakit menahun yang diderita," ujar Jules saat jumpa pers hari ini di Polda Sulut, Senin (14/6/2021).

 

2. Bukan Diracun

Keterangan tersebut sekaligus membantah adanya kejanggalan dalam kematian Helmud. Yakni diduga diracun. 

Jules menerangkan, tim dokter yang melakukan autopsi terdiri dari Tim Forensik Polda Sulut dipimpin Direskrimum Polda Sulut AKBP Gani F Siahaan didampingi Karumkit Bayangkara Tingkat III Manado AKBP Faisal Zulkarnaen.

Dia menjelaskan, autopsi jenazah Helmud Hontong dilakukan di Ruang Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit Liung Kendage Tahuna, pukul 05.30 Wita, Senin  (14/6/2021)

"Kurang lebih dua jam dilakukan autopsi, tim Forensik Polda Sulut menyatakan hasil sementara dari penyebab meninggalnya pejabat ini bukan disebabkan oleh racun," tegas Jules.

 

3. Tetap Ambil Sampel

Namun, tim forensik tetap mengambil beberapa sampel organ tubuh dari almarhum untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

"Masih menunggu hasil dari labfor terhadap organ tubuh yang diperiksa kurang lebih 2 minggu," Jules menandasi.

Sebelumnya, Helmud Hontong meninggal dunia di pesawat saat melakukan perjalanan udara rute Denpasar-Ujungpandang.

Kematiannya dirasa janggal hingga muncul spekulasi dia diracun di udara. Spekulasi itu muncul dan dikaitkan dengan penolakan izin penambangan oleh almarhum karena berpotensi merusak lingkungan.

 

4. Pihak Keluarga Tolak Autopsi

Secara terpisah, Koordinator Gerakan Save Sangihe Island, Alfred mengungkapkan, bahwa pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah Helmud. Alasannya, korban mempunyai riwayat penyakit semasa mudanya.

"Pihak keluarga menolak autopsi. Terus dari keluarga dapat keterangan bahwa semasa muda beliau pernah mengidap asma, terus di usia dewasa punya riwayat diabetes, maag dan gangguan jantung," ungkap Alfred.

Menurutnya, penolakan autopsi lantaran pihak keluarga tidak ingin jenazah Helmud dibedah.

"Sepertinya rasa tidak rela kalau jenazah orang yang mereka sayangi dibedah. Soal emosional keluarga," ujarnya.

5. Menanti Respons Keluarga Upaya Investigasi

Untuk kasus meninggalnya Helmud ini sendiri, Alfred mengaku pihaknya belum mendapat kabar dari pihak keluarga apakah peristiwa ini akan dilanjutkan untuk dilakukan investigasi atau tidak.

"Sejauh ini kami belum mendapat respons apa keluarga menghendaki investigasi atas kematian pak Helmud. Dorongan untuk itu justru datang dari kawan-kawan pegiat lingkungan baik di Sangihe, Manado dan Nasional. Supaya ada kepastian dipublik dan tidak melebar kemana-mana," jelasnya.

Untuk jenazah Helmud sendiri, kata Alfred, akan dimakamkan pada Senin siang tadi, 14 Juni 2021.

 

Syauyiid Alamsyah   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya