336 Nakes di Kota Bogor Terpapar Covid-19, Bima Arya: Rumah Sakit Bisa Lumpuh

Menurut Bima Arya, tidak mudah merekrut relawan untuk diperbantukan di rumah sakit rujukan Covid-19.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 27 Jun 2021, 21:17 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 21:17 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya
Wali Kota Bogor Bima Arya mengawasi pedagang di Bogor yang ikut rapid tes covid-19. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Di tengah lonjakan kasus Covid-19, sebanyak 336 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Bogor terpapar virus corona covid-19. Bahkan, delapan fasilitas kesehatan (faskes) terpaksa ditutup.

Pada saat yang sama, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di ruangan perawatan dan ICU di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Bogor telah mencapai 81,6 persen.

"Sekarang ini (nakes) yang terpapar 336 orang, dan ini kasus aktif. Presentasinya terus naik, kasus terkonfirmasi minggu ini sebesar 78 persen," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Minggu (27/6/2021).

Bima khawatir bila kasus harian terus meningkat dan semakin banyak nakes dan tenaga pendukung di faskes maupun rumah sakit rujukan Covid-19, yang terpapar.

"Saat ini mungkin masih bisa (tertangani), tapi kalau tidak ada langkah strategis rumah sakit kita bisa lumpuh. Itu yang saya khawatirkan," ujar Bima.

Menurutnya, tidak mudah merekrut relawan untuk diperbantukan di rumah sakit rujukan Covid-19. Sebab ada beberapa persyaratan, salah satunya memiliki surat tanda registrasi (STR).

"Bisa saja merekrut mahasiswa kedokteran, tapi kan membuat STR itu perlu waktu 1-3 bulan. Sementara kita berpacu dengan waktu," kata dia.

Untuk itu, Bima mengatakan langkah yang akan diambil dalam waktu dekat ini adalah membuat kebijakan yang lebih ketat guna menekan laju dan memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Kita mengantisipasi kelangkaan nakes dengan kebijakan lebih ketat," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Usul WFH

Kemudian, mengusulkan kepada pemerintah pusat agar mengeluarkan kebijakan perkantoran di Jabodetabek diberlakukan work from home (WFH). Sebab, klaster keluarga ini berasal dari luar Bogor.

"Data menunjukan, peringkat pertama klaster keluarga dan kedua klaster luar kota. Kalau kita dalami, klaster keluarga terpapar di luar kota. Jadi saya tidak mungkin melarang orang Bogor ke Jakarta, tetapi memungkinkan bagi saya untuk mengusulkan ke pemerintah pusat agar Jabodetabek WFH," pungkasnya.

Diketahui, jumlah kasus harian Covid-19 di Kota Bogor, terus bertambah. Penambahan kasus baru positif virus Corona membuat tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor meningkat signifikan.

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor per Sabtu sore (26/6/2021), tercatat keterisian BOR di ruang perawatan dan ICU rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah itu mencapai 81,6 persen atau 782 bed terisi dari kapasitas 958 unit.

Hingga Minggu (27/6/2021) ada penambahan 262 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan begitu, pada periode yang sama tercatat ada 3.023 pasien yang dinyatakan terpapar dan dirawat maupun menjalani isolasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya