Persi: 1.031 Tenaga Kesehatan Gugur Selama Pandemi Covid-19

Persi meminta adanya perhatian untuk menyelamatkan tenaga kesehatan. Sebab, mereka langsung bekerja setelah baru sembuh dari Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jul 2021, 15:32 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2021, 15:31 WIB
Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Gardenia Partakusuma mengungkapkan, 1.031 tenaga kesehatan atau nakes telah gugur di masa pandemi Covid-19. Dia menegaskan, saat ini adalah situasi darurat dan kritis.

"1.031 pejuang pejuang kita telah gugur. Kita telah meminta perhatian khusus kepada Bapak Presiden agar ini adalah darurat dan kritis bagaimana situasi ini darurat dan kritis yang tidak bisa disamakan dengan situasi normal lainnya," kata Lia dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI melalui virtual, Senin (5/7/2021).

Lia menyebut, jumlah 1.031 yang meninggal karena Covid-19 itu merupakan data dari Persi, Apkesmi, IDI, PDGI, PPNI sejak 28 Juni 2021. Rinciannya dokter 405, dokter gigi 43, perawat 328, bidan 160 dan tenaga kesehatan lain 95.

"Ini yang kami minta tolong untuk menyelamatkan fasyankes, yaitu mohon memenuhi pembiayaan operasional, penyederhanaan birokrasi penagihan klaim," ucap dia.

Persi meminta adanya perhatian untuk menyelamatkan tenaga kesehatan. Sebab, mereka langsung bekerja setelah baru sembuh dari Covid-19.

"Karena mereka kadang kadang begitu positif istirahat belum sampai 2 minggu, begitu negatif mereka sudah diminta masuk kembali karena tidak ada tenaga yang cukup untuk melayani sekian banyak pasien," ungkap Lia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Epidemiolog Sarankan Pemerintah Beri Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga ke Nakes

Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono meminta pemerintah memberikan vaksin Covid-19 dosis ketiga kepada tenaga kesehatan. Jenis vaksin Covid-19 untuk dosis ketiga ini harus berbeda dengan dosis kedua atau kombinasi.

"Pak Jokowi mohon lindungi nakes (tenaga kesehatan) kita dengan vaksinasi ketiga dengan vaksin berbeda, Pfizer atau Moderna, demi menyelamatkan nyawa nakes yang terdampak lonjakan kasus yang semakin tak terbendung," kata Pandu, Minggu (4/7/2021).

Alumni University of Pittsbrug Amerika Serikat ini mengatakan, pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga dengan kombinasi sangat penting untuk membentuk kekebalan tubuh tenaga kesehatan.

"Kombinasi vaksin yang beda memberikan respons imun lebih baik," ujar Pandu.

Dia kemudian menyinggung hasil studi di Inggris yang menunjukkan pencampuran dua jenis vaksin Covid-19 yang berbeda menambah kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2 itu. Dua vaksin tersebut adalah AstraZeneca dan Pfizer.

"Studi di UK (United Kingdom), kombinasi AZ (AstraZeneca) dan Pfizer sudah dipublikasi," ucap Pandu.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya