Cerita Warga Cepat Pulih dari Paparan Covid-19 Usai Vaksinasi

Saat gejala Covid-19 muncul, wanita yang bekerja di kawasan Jakarta Selatan itu sedang work from home (WFH). Selang dua hari kemudian, penciumannya mulai menghilang.

oleh Ika Defianti diperbarui 24 Jul 2021, 16:15 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2021, 16:15 WIB
Sentra Vaksinasi Covid-19 bagi PKL dan Pelaku UMKM
Tenaga kesehatan mengambil serum vaksin AstraZeneca sebelum diberikan kepada peserta di Sentra Vaksinasi Covid-19, GOR Kemayoran, Jakarta pada Kamis (3/6/2021). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Michico Tambunan tidak mengira keluhan pegal dan sakit tenggorokan beberapa hari terakhir merupakan gejala Covid-19. Biasanya, gejala serupa sering kali dia rasakan setiap bulan ketika sinusitisnya kambuh.

Saat gejala itu muncul, wanita yang bekerja di kawasan Jakarta Selatan itu sedang work from home (WFH). Selang dua hari kemudian, penciumannya mulai menghilang.

Hidungnya tidak bisa menerima aroma parfum dan minyak kayu putih yang selalu ada di tasnya. Lidahnya juga tidak merasakan makanan yang dihidangkan di meja makan.

Tak pikir panjang, Michico langsung diantarkan untuk melakukan swab antigen di lokasi terdekat. Sejumlah lokasi drive thru swab di Kota Bekasi pun didatanginya. Lokasi pertama terjadi antrean panjang.

Dua jam lebih mengantre, mobil yang ditumpanginya belum mendekati lokasi swab. Dia memilih keluar antrean dan mencari lokasi lainnya.

"Swab Minggu (4 Juli 2021), warga Bekasi banyak yang swab kayaknya. Dari pukul 15.00 WIB sampai mau 18.00 WIB masih ngantre, langsung cari alternatif ke lokasi lain," kata Michico kepada Liputan6.com Sabtu (24/7/2021).

Akhirnya dia mendatangi salah satu klinik dan berdasarkan hasil swab antigen dinyatakan positif Covid-19. Tes PCR langsung dilakukannya untuk memastikan hasil yang lebih akurat.

Isolasi mandiri di rumah langsung dijalaninya. Semua aktivitas dilakukan di kamarnya di lantai dua. Sejumlah obat dan vitamin telah disediakan oleh sang ibu yang bekerja sebagai perawat di sebuah puskesmas.

Sebulan yang lalu, Michico telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis pertama jenis AstraZeneca. Saat isolasi, dia mengaku pemulihannya termasuk cepat. Sebab indra penciuman dan perasanya sudah kembali normal.

"Sebenarnya demam hanya sehari saat badan pegel linu-linu di akhir Juni, terus drop dan langsung anosmia. Isolasi hari ke empat sudah kembali penciumannya," ucapnya.

Isolasi mandiri terus dijalankan Michico hingga hari 13. Sebab pada Minggu 18 Juli 2021 dia sudah dinyatakan negatif Covid-19.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Cerita Intan

Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Cerita lain juga disampaikan oleh Intan, pekerja di kawasan Jakarta Selatan. Dia dinyatakan positif Covid-19 sekitar sebulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis kedua atau pertengahan Juni 2021.

Dia sempat merasa kelelahan dan badannya terasa pegal beberapa hari setiap tengah malam sebelum tidur. Karena tanpa demam, Intan tidak mengira hal yang dirasakannya merupakan gejala Covid-19.

Namun karena batuk yang dialaminya tak kunjung membaik, dia memilih untuk melakukan swab antigen. Saat itu, dia merasa keadaannya mulai membaik.

Namun, Intan sadar penciumannya sudah tidak terlalu tajam. Hasil swab pun dinyatakan positif dan langsung memilih melanjutkan tes PCR.

Dia langsung memilih melakukan isolasi di sebuah hotel berbayar kawasan Jakarta Selatan. Sejumlah obat dokter, herbal, hingga suplemen dikonsumsinya saat isolasi.

"Jadi waktu isolasi itu cuma lebih pemulihan dari batuknya saja. Soalnya sudah enggak pegal linu-linu dan lemas," ucap dia.

Setelah satu pekan, dia mencoba untuk melakukan tes PCR dan masih dinyatakan positif. Isolasi terus dilanjutkannya. Dan, pada hari ke 13 telah dinyatakan negatif Corona.

"Ya karena gejala ringan, jadi isoman 10+3 hari setelah dua minggu langsung negatif," jelas Intan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya