Jurus KAI Lawan Pandemi, Wajib Aman Demi Nyaman

PT KAI terus beradaptasi terhadap perkembangan pandemi Covid-19 dengan kebijakan yang mengutamakan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pelanggan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2021, 21:52 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2021, 10:10 WIB
Pengguna KA Jarak Jauh Diwajibkan Menggunakan Pelindung Wajah
Penumpang menggunakan pelindung wajah berada di kereta jarak jauh di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (10/7/2020). PT. KAI membagikan face shield kepada penumpang bertujuan memudahkan masyarakat tetap dapat menjaga physical distancing di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Nyaris dua tahun pagebluk Covid-19 melanda Indonesia. Seluruh instansi baik pemerintah dan swasta melakukan adaptasi, tak terkecuali PT Kereta Api Indonesia (KAI). Selain untuk keamanan dan keselamatan, mereka juga tetap harus memberi kenyamanan bagi pelanggan setia dan para punggawanya.

Wawan Setiawan, seorang masinis jurusan Jakarta-Surabaya mengaku telah berjibaku selama satu setengah tahun dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat sesuai kebijakan PT KAI demi terhindar dari virus corona yang dapat menular melalui droplet.

"Kami diwajibkan untuk selalu berperilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan. Juga, melakukan cek suhu tubuh. Itu semua diingatkan sebelum masuk ke kantor," kata Wawan membuka perbincangan dengan Liputan6.com, Minggu, 15 Agustus 2021.

Merujuk surat edaran Satgas Covid-19 dan Kementerian Perhubungan, tiap masinis harus mendapatkan izin operasional sebelum mengemudikan kereta. Sebab di tengah pandemi, hal izin itu tidak semudah biasanya.

"Badan wajib fit dan dibuktikan dengan surat negatif tes Covid. Ada satu saja yang tidak terpenuhi, jangan harap bisa mengemudikan kereta. Atasan menerbitkan surat perintah perjalan dinas setelah dinyatakan layak (bebas Covid)," ungkap Wawan.

Dihubungi terpisah, Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa menuturkan, izin layak jalan tidak hanya untuk kru KAI saja, namun juga untuk seluruh penumpang. Menurut dia, PT KAI betul-betul memeriksa secara ketat kelengkapan dokumen pengguna jasa kereta api, mulai dari kewajiban melampirkan surat bebas Covid-19 sampai sertifikat vaksin.

Diketahui, aturan baru selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), penumpang berusia 12 tahun ke atas wajib memiliki sertifikat vaksin minimal dosis pertama. Termasuk berkas hasil pemeriksaan negatif Covid-19 yang turut dicantumkan.

"Bila calon penumpang tidak melengkapi itu karena alasan kesehatan, maka uang tiket dikembalikan 100 persen. Kita harus memastikan yang bersangkutan itu dalam kondisi sehat," tegas Eva.

Infografis 7 Cara Aman Naik Transportasi Publik Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Penerapan protokol kesehatan ketat bagi penumpang turut diamini oleh sejoli, Erlang dan Herina. Pasangan suami istri ini menjadi pelanggan setia kereta api jurusan Semarang - Pemalang sejak sebelum dan saat pandemi corona.

"Saya merasakan semua syarat tes kesehatannya, bawa (tes) antibodi dulu awal-awal pandemi. Terus genose, sempet juga harus bawa SIKM, sekarang vaksin," kata Erlang kepada Liputan6.com, Selasa 24 Agustus 2021.

Kebijakan PT KAI yang terus adaptif seiring perkembangan Covid-19, dinilai Erlang sebagai sebuah solusi terbaik demi keamanan dan kenyamanan konsumen.

Senada dengan Erlang, Herina juga melihat kebijakan PT KAI di dalam gerbong kereta juga amat terasa, seperti bangku yang harus kosong satu untuk penerapan social distancing dan penggunaan masker selama perjalanan.

"Bangku berjarak itu oke si menurut saya, masker dan face shield kan kita dikasih pas sebelum masuk, itu juga keren. Ya walau kadang kalau petugasnya enggak ada, penumpang ada aja yang nakal, lepas masker terus tempat duduk kosong malah diisi. Jadi saran petugasnya harus sering kontrol aja ke gerbong-gerbong," tutur Herina.

Erlang dan Herina berharap, KAI bisa terus adaptif dengan situasi pandemi. Dengan begitu animo berkereta bisa kembali bangkit meski situasi masih terbilang pahit.

"Intinya tetap jaga prokes dan saling kerja samanya antara KAI dan kami sebagai pelanggannya. Semua demi kebaikan dan kesehatan bersama," kata pasutri itu memungkasi.

Dukungan dan Kritik Epidemiolog

Pencegahan penyebaran Covid-19 oleh PT KAI
Pencegahan penyebaran Covid-19 oleh PT KAI.

Upaya memerangi virus corona pada sektor perkeretaapian mendapat dukungan dari Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko.

Ia melihat dari sisi penerapan protokol kesehatan, mulai jaga jarak antarpenumpang hingga penggunaan masker selama perjalanan adalah langkah yang baik.

"Bangku kan berbaris dua, sekarang sendiri-sendiri, bermasker juga sudah ya sepanjang perjalanan, ini baik sekali," kata Miko saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 18 Agustus 2021.

Selain protokol kesehatan, aturan tes sebagai syarat berpergian tak luput dari perhatian PT KAI selama masa pandemi.

Namun Miko mencatat, tes sebaiknya dilakukan hanya dengan menggunakan antigen atau PCR saja, demi hasil yang lebih akurat.

"Catatan saya pakai genose itu saya minta jangan, karena lebih baik antigen. Sebab, genose kurang akurasinya, hanya 80 persen," saran Miko.

 

Strategi Bertahan KAI

Penyemprotan Disinfektan Gerbong Kereta di Stasiun Pasar Senen
Petugas membersihkan gerbong kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (15/3/2020). PT KAI Daop I Jakarta melakukan penyemprotan disinfektan dan pembersihan KA jarak jauh untuk antisipasi dan pencegahan penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo meyakini angkutan barang adalah salah satu sektor kunci untuk menjaga performa bisnis selama pandemi Covid-19. KAI terus bekerja keras dalam meningkatkan performa Angkutan Barang.

“Mengakhiri semester I tahun 2021, kinerja angkutan barang KAI terus menunjukkan tren positif. Pada Januari s.d Juli 2021 KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton, naik 8,9 persen dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu dimana KAI mengangkut 25,9 juta ton barang,” kata Didiek, Senin 16 Agustus 2021.

Menurutnya, kenaikan volume barang yang dilayani KAI ini sangat penting bagi perusahaan pelat merah tersebut untuk tetap survive di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Komitmen ‘Terus bertumbuh’ di masa pandemi juga dibuktikan KAI dengan tetap berprogresnya pekerjaan untuk proyek strategis nasional yang telah diamanahkan Pemerintah kepada KAI, meski di masa pandemi.

“Untuk proyek LRT Jabodebek misalnya, per 30 Juli 2021 progres pekerjaan telah mencapai 73,31 persen. Sementara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung progres sudah mencapai 77,45 persen,” ujarnya.

Dia pun tak menampik bahwa kondisi pandemi memang sedikit banyak mempengaruhi capaian target penyelesaian pekerjaan, namun KAI melakukan upaya maksimal dengan intens berkoordinasi dengan para stakeholders.

“Pemantauan dan pengawasan secara langsung tetap dilakukan, proses-proses pengujian pun didorong agar dilakukan percepatan. KAI juga membentuk Project Management Officer (PMO) yang memantau proyek untuk menjamin kelancaran proyek secara keseluruhan,” kata Didiek.

 

Reporter: Muhammad Radityo Priyasmoro; Ady Anugrahadi; Nanda Perdana Putra

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya