Banjir Terjang Pemukiman di Luwu Utara, 982 Warga Terdampak Banjir

Banjir menerjang rumah warga di Desa Waelawi, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Sep 2021, 22:51 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 22:51 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir menerjang rumah warga di Desa Waelawi, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. BPBD Kabupaten Luwu Utara mengatakan sebanyak 265 KK atau 982 warga terdampak banjir yang terjadi sejak Kamis 9 September 2021.

Banjir tersebut merusak 200 rumah warga, 5 kios, 2 fasilitas pendidikan, 1 fasilitas ibadah, 1 posyandu dan kantor desa. Selain pemukiman, banjir juga berdampak pada sektor pertanian dan peternakan. Setidaknya 100 hektare kebun dan 2 hektare sawah, serta 538 hektare tambak tergenang banjir. 

BPBD Luwu Utara telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan aparat desa untuk mengidentifikasi kebutuhan di lapangan yang masih tergenang banjir.

Menurut BPBD Kabupaten Luwu Utara, hujan intensitas tinggi dan sedimentasi di muara Sungai Rongkong memicu banjir ini. Sedimentasi tersebut diakibatkan material yang terbawa banjir bandang sebelumnya. BPBD menginformasikan lambatnya sistem sirkulasi arus sungai dan pola pasang surut air laut yang terhalang sedimen mengakibatkan dua dusun tergenang di Desa Waelawi.

Melihat peringatan dini cuaca pada Sabtu, 11 September 2021, wilayah Provinsi Sulawesi Selatan masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Sedangkan pada esok hari (12/9/2021), wilayah kecamatan terdampak masih berpotensi hujan sedang hingga ringan pada dini hari hingga sore.

Pada September 2021, beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan terpantau sebagai wilayah yang berpotensi banjir pada kategori menengah. Sejumlah wilayah, selain Luwu Utara, yaitu Kabupaten Enrekang, Luwu Timur, Pinrang, Tana Toraja dan Toraja Utara. Tak hanya berpotensi banjir, Kabupaten Luwu Utara juga berpotensi gerakan tanah.

11 Kecamatan Berpotensi Bahaya

Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang berpotensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 11 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, termasuk Kecamatan Malangke.

Sedangkan catatan historis banjir BNPB pada periode 2015-2020, banjir terjadi sebanyak 28 kali di wilayah Luwu Utara. Selama periode ini, peristiwa yang paling parah terjadi saat banjir menerjang beberapa kecamatan pada 13 Agustus 2020 lalu.

Enam kecamatan, salah satunya Malangke, terdampak banjir hingga mengakibatkan 39 warga meninggal dunia dan 9 lainnya hilang, sedangkan kerusakan rumah warga mencapai 4.037 unit. Saat itu, banjir menerjang Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.

Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi selama musim hujan, warga diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap berbagai risiko.

Kesiapsiagaan keluarga dan komunitas, seperti pengaktifan siskamling, akan membantu untuk meminimalkan, mencegah atau menghindari dampak korban jiwa. Untuk meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya banjir, masyarakat dapat mengakses tautan berikut: https://bnpb.go.id/buku/buku-saku-tanggap-tangkas-tangguh-cetakan-kelima-2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya