BIN: Serangan Siber ke Badan Intelijen Negara Hal yang Wajar

Sebanyak 10 kementerian dan lembaga negara, termasuk BIN diduga disusupi hacker asal China.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 14 Sep 2021, 10:41 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2021, 10:40 WIB
Badan Intelijen Negara (BIN)
Ilustrasi logo Badan Intelijen Negara (BIN). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menyatakan, serangan siber ke lembaganya merupakan hal yang wajar. Pernyataan ini merepons kabar bahwa sistem jaringan internal BIN diretas oleh hacker China.

"Serangan siber terhadap BIN adalah hal yang wajar, mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia," kata Wawan kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).

Menurut dia, saat ini server milik BIN masih dalam kondisi aman dan tak terjadi peretasan. Namun, Wawan mengatakan, BIN tetap mendalami informasi soal peretesan jaringan oleh hacker asal China.

"BIN saat ini terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN maupun kementerian/lembaga lainnya," ujarnya.

Wawan menyampaikan pihaknya selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan, termasuk server. BIN pun bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) agar jaringannya tak diretas oleh pihak manapun.

"BIN bekerja sama dengan BSSN, Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan," jelas Wawan.

Dia pun meminta masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang berkembang. Wawan mengingatkan masyarakat tetap melakukan check, recheck, dan crosscheck atas informasi beredar.

"Hal ini perlu dilakukan mengingat sebelumnya juga muncul isu hoax kebocoran data eHAC," ucap Wawan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


10 Kementerian dan Lembaga Diduga Disusupi Hacker China

Hacker
Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Sebelumnya, sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok. Salah satunya lembaga negara yang disusupi adalah Badan Intelijen Negara (BIN).

Dugaan ini berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman dari Record Future. Dikutip dari situs The Record, Minggu (12/9/2021), aksi penyusupan ini diperkirakan dilakukan oleh Mustang Panda.

Untuk diketahui, Mustang Panda merupakan kelompok peretas asal Tiongkok yang dikenal kerap melakukan aksi mata-mata siber dan memiliki target operasi di wilayah Asia Tenggara.

Para peneliti Insikt Group mengatakan mereka menemukan aksi penyusupan ini pertama kali pada April 2021.

Ketika itu, mereka mendeteksi ada malware command and control (C&C) yang dioperasikan oleh kelompok Mustang Panda dan berkomunikasi dengan host yang ada di jaringan pemerintah Indonesia.

Setelah ditelusuri aktivitas tersebut ternyata sudah terjadi sejak Maret 2021. Namun belum diketahui sasaran dan metode pengiriman malware yang dilakukan.

Selain BIN, para peneliti tidak mengungkap kementerian atau lembaga lain yang menjadi target aktivitas ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya