Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkap ada sekitar 17 desa di Poso, Sulawesi Tengah memiliki penceramah keagamaan yang isi ceramahnya berpotensi mendukung kelompok terorisme Ali Kalora.
"Ini yang kami tidak ingin, akibat dari ceramah-ceramah itu, yang pada akhirnya (kelompok Ali Kalora) tersisa 6 orang, akhirnya bertambah 12 orang, karena ada ajakan dari penceramah itu," ujar Boy dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (16/9/2021).
Baca Juga
Boy berharap TNI/Polri dan pemerintah kabupaten menyentuh para anak muda di desa-desa, yang dianggap berpotensi bergabung dengan kelompok Ali Kalora.
Advertisement
"Terutama di wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Sigi," kata Boy seperti dikutip dari Antara.
Meski begitu, Boy menyatakan minimnya anggaran program moderasi beragama di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
"Kami sudah berbicara dengan Kementerian Agama, rupanya program moderasi beragama di Poso anggarannya sangat minim. Hal ini juga telah kami sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Poso," kata Boy.
Program Modernisasi Agama
Program moderasi beragama merupakan konsep yang bisa membangun sikap toleran dan rukun di Tanah Air untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pemerintah memperkuat program moderasi beragama melalui Kementerian Agama (Kemenag) dengan tujuan untuk menekan intoleransi dan radikalisme yang masih sering muncul agar bangsa tidak terpecah belah.
Advertisement