6 Fakta Tewasnya Pimpinan MIT Ali Kalora dalam Baku Tembak di Parigi Moutong

Sebelum Ali Kalora dan Jaka Ramadhan tewas dalam baku tembak, mereka berdua sempat dikepung aparat.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2021, 14:53 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2021, 14:52 WIB
Anggota MIT yang tewas berwajah dan perawakan mirip dengan Ali Kalora, sang pimpinan kelompok yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap sejumlah petani di Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. (Foto: Liputan6.com/Heri Susanto)
Anggota MIT yang tewas berwajah dan perawakan mirip dengan Ali Kalora, sang pimpinan kelompok yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap sejumlah petani di Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. (Foto: Liputan6.com/Heri Susanto)

Liputan6.com, Jakarta Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora tewas dalam baku tembak dengan Satuan Tugas Madago Raya, Sabtu 18 September 2021.

Dari informasi yang diterima, kontak tembak tersebut juga menewaskan satu orang anggota MIT, yaitu Jaka Ramadhan. Jaka disebut-sebut sebagai pengawal Ali Kalora.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi menyampaikan, sebelum Ali Kalora dan Jaka Ramadhan tewas dalam baku tembak, mereka berdua sempat dikepung aparat.

Sebelumnya, pada pertengahan Juli lalu, Satgas Madago Raya yang terdiri atas personel TNI dan Polri, juga telah melakukan penindakan terhadap tiga orang DPO MIT Poso, Sulawesi Tengah. Mereka tewas tertembak dalam baku tembak pada Minggu 11 Juli dan Sabtu 17 Juli 2021.

"Kini DPO MIT tersisa 4 orang dan sampai saat ini masih terus dilakukan pengejaran," jelas Rudy.

Berikut enam fakta tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya dihimpun Liputan6.com:

1. Ali Kalora Tewas dalam Kontak Tembak

Kontak tembak antara Satuan Tugas Madago Raya dan kelompok DPO teroris Poso terjadi di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu, 18 September lalu. 

Dua orang tewas dalam kontak tembak tersebut. Salah satunya adalah pimpinan teroris Poso, Ali Ahmad alias Kalora dan satu orang anggotanya yakni Jaka Ramadhan.

"Akibat kontak tembak tersebut telah tertembak dua DPO teroris Poso atas nama Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama dalam kondisi meninggal dunia di TKP," kata Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi saat konferensi pers di Polres Parigi Moutong, Minggu, 19 September 2021.

2. Sempat Dikepung dalam Operasi Penangkapan

Sebelum akhirnya keduanya tewas oleh timah panas aparat,  Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora bersama rekannya sempat dikepung.

"Mereka berdua dikepung ketika berada di Desa Astina, Kecamatan Torue," tutur Rudy saat konferensi pers di Polres Parigi Moutong, Minggu, 19 September. 

Menurut Rudy, Ali Ahmad alias Ali Kalora tewas bersama dengan DPO lainnya yakni Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama. Mereka hanya berdua di lokasi operasi penangkapan tersebut.

3. Bom Meledak Saat Baku Tembak

Usai menembak mati Ali Kalora dalam baku tembak, sejumlah barang bukti dalam kontak senjata yang menewaskan dua teroris MIT diamankan. Mulai dari senjata api laras panjang M16, satu buah bom tarik, juga satu buah buah bom bakar.

"Terdapat juga ada dua jenis bom, yaitu bom sumbu dan bom tarik. Sempat meledak dalam kontak senjata," tutur Rudy dalam konferensi pers soal kontak senjata yang menewaskan Ali Kalora, di Polres Polres Parigi Moutong, Minggu, 19 September.

Rudy bersyukur tidak ada anggota yang mengalami cedera dalam operasi penangkapan Ali Kalora.

"Diharapkan kepada sisa DPO teroris Poso untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas terukur apabila bertemu di lapangan," kata Rudy.

4. Masih Ada Empat DPO MIT

Pertengahan Juli lalu, Satgas Madago Raya yang terdiri atas personel TNI dan Polri, juga telah melakukan penindakan terhadap tiga orang DPO MIT Poso, Sulawesi Tengah yang tewas tertembak dalam baku tembak pada Minggu 11 Juli 2021 dan Sabtu 17 Juli 2021.

Adapun DPO MIT kini tersisa empat orang yakni Askar Alias Jaid Alias Pak Guru, Nae Alias Galuh Alias Muklas, Suhardin Alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali Alias Ahmad Panjang.

"Dengan ditangkapnya dua DPO teroris Poso, maka sisa DPO teroris Poso tinggal empat orang. Diharapkan kepada sisa DPO teroris Poso untuk segera menyerahkan diri, sebelum dilakukan tindakan tegas terukur apabila bertemu di lapangan," kata Rudy.

5. DPO MIT yang Tersisa Tengah Diburu

Dengan tewasnya Ali Kalora, Polri tidak akan memberi kesempatan kelompok teroris Poso Mujahidin Indonesia Timur (MIT) membangun kembali kelompoknya. 

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan polisi akan menumpas habis kelompok tersebut.

"Tidak ada penggantinya. Kita akan cari sampai dapat (sisa DPO)," tutur Rudy dalam konferensi pers soal kelompok teroris Poso itu di Polres Parigi Moutong, Minggu, 19 September 2021.

Selain itu, kepada empat anggota MIT tersisa, yang juga masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) juga diharapkan untuk menyerahkan diri.

"Diharapkan kepada sisa DPO teroris Poso untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas terukur apabila bertemu di lapangan," kata Rudy.

6. Jenazah Ali Kalora Dikawal Ketat

Saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, sekitar pukul 04.10 Wita, Minggu, 19 September, mobil ambulan yang membawa jenazah Ali Kalora dan Jaka mendapat pengawalan ketat aparat. 

Sejumlah awak media juga tidak perkenankan untuk mendekat di kamar jenazah, tempat kedua jenazah DPO MIT Poso. 

Rencananya kedua jenazah akan dimakamkan di TPU Poboya.

Ali Kalora dan Jaka Ramadhan sebelumnya tewas dengan luka tembak di bagian kepala usai terlibat baku tembak dengan aparat Satgas Madago Raya di Parigi Moutong. Aparat mendapati sejumlah barang bukti di antaranya senjata laras panjang M16 dan bom yang dibawa kedua buron itu.

 

Cindy Violeta Layan   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya