Krematorium Pertama Dibangun di Bekasi, Telan Biaya Rp 15 Miliar

Pepen menegaskan, pembangunan krematorium merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang majemuk, dan menjadi wujud harmonisasi yang telah terajut di Kota Bekasi.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 11 Okt 2021, 23:47 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 23:47 WIB
Layanan Kremasi Jenazah Covid-19 di Krematorium TPU Tegal Alur
Petugas memasukkan peti jenazah pasien COVID-19 untuk dikremasi di Krematorium Kolaborasi Pemprov DKI Jakarta bersama Himpunan Bersatu Teguh (HBT) di TPU Tegal Alur, Rabu (4/8/2021). Dalam sehari sebanyak tujuh jenazah Covid-19 dapat dikremasi di krematorium TPU Tegal Alur. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi membangun krematorium pertama yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Harapan Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Pembangunan tempat kremasi ini menelan dana sebesar Rp 15 miliar.

"Anggarannya Rp 15 miliar. Tadi tender fisiknya Rp 13 miliar, dan ada saving Rp 2 miliar," kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi saat peletakan batu pertama, Senin (13/10/2021).

Pria yang biasa disapa Pepen itu menyebutkan anggaran pembangunan krematorium berasal dari dana bagi hasil Kota Bekasi TA 2021, dan ditargetkan rampung dalam jangka waktu 85 hari.

Bangunan ini diperuntukkan khususnya bagi umat Hindu di Kota Bekasi, yang kerap kesulitan melakukan prosesi kremasi. Selama ini warga terpaksa melakukan kremasi di luar daerah lantaran ketiadaan krematorium.

"Warga kita sekarang ini mau dikremasi itu ke Cilincing sama ke Cibinong, butuh waktu sehari untuk selesai. Kita ambil inisiatif untuk memenuhi kebutuhan warga, kita sediakan fasilitasnya," ujarnya.

Pemkot Bekasi menyediakan dua unit oven dalam krematorium, yang masing-masing membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk menyelesaikan pembakaran.

"Jadi kalau umpamanya proses kremasi itu dari jam 8 sampai jam 4 atau 8 jam itu bisa 3 shift, berarti 6 jenazah. Apalagi kalau 24 jam, jadi 2,5 jam itu selesai proses kremasi," jelasnya.

Pepen menegaskan, pembangunan krematorium merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang majemuk, dan menjadi wujud harmonisasi yang telah terajut di Kota Bekasi.

"Menjadi poin penting untuk saling menghormati, rukun, guyup antar umat beragama di kota yang kita cintai, demi terwujudnya Kota Bekasi yang ikhsan," imbuhnya.

Bermanfaat Bagi Masyarakat

Sementara Ketua Paridasa Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kota Bekasi, I Gusti Made Rudita menyambut baik dan mendukung pembangunan krematorium di Kota Bekasi. Ia berharap krematorium ini bisa bermanfaat untuk semua umat beragama, tanpa memandang suku, ras dan budaya.

"Jadi bukan hanya untuk umat hindu saja. Bagaimana keberadaan krematorium ini bisa meringankan beban masyarakat dan dapat bermanfaat dengan baik," tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya