Survei CPCS: Pandemi Berangsur Pulih, Kepuasan Publik terhadap Jokowi 61,7 Persen

Masih tingginya kepuasan terhadap kinerja pemerintah Jokowi menunjukkan dukungan publik terhadap kebijakan dalam menangani pandemi dan dampak sosial-ekonominya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2021, 15:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tinjau vaksinasi COVID-19 di Waduk Pluit, Jakarta, Senin (14/6/2021). (Dok Kementerian Kesehatan RI/ Maulana & Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia kian membaik, setelah sebelumnya gelombang kedua menghantam pasca-Lebaran lalu. Pada puncaknya, Juli 2021 lalu penambahan kasus harian Covid-19 mencapai 50 ribuan, kini sudah turun jauh di bawah 1.000 kasus per hari.

Kasus aktif sebagai indikator pasien positif atau yang sedang dirawat juga sudah berada di bawah 20 ribu. Pemerintah telah banyak melonggarkan kegiatan masyarakat, termasuk di ibukota yang telah turun ke status PPKM level 2.

Sebanyak 9 kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali berhasil masuk ke PPKM level 1 dan 54 lainnya berada di level 2. Sudah tidak ada lagi daerah yang berada pada level 4 di wilayah yang kerap menjadi episentrum Covid-19 tersebut.

Seiring pulihnya pandemi, temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi mencapai 61,7 persen.

Masih tingginya kepuasan tersebut menunjukkan dukungan publik terhadap kebijakan Jokowi dalam menangani pandemi dan dampak sosial-ekonominya.

"Bersama dengan berangsur pulihnya pandemi Covid-19 di Tanah Air, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi pun cukup tinggi mencapai 61,7 persen,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K dalam press release di Jakarta pada Rabu (20/10).

Sementara itu ketidakpuasan sebesar 33,5 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 4,8 persen.

Ketika lonjakan gelombang kedua mulai merebak sepanjang bulan Juni, pemerintah kemudian memutuskan penerapan PPKM Darurat.

Pembatasan mobilitas penduduk yang sangat ketat berhasil menekan penyebaran varian delta yang sangat menular. Dengan demikian, beban fasilitas kesehatan yang nyaris kolaps pun pelan-pelan berkurang.

Hasilnya, pemulihan pandemi di Indonesia berlangsung lebih cepat daripada sejumlah negara tetangga.

Kejar target 2 Juta Vaksin Perhari

Masyarakat Baduy Terima Vaksin COVID-19
Tim medis memberikan vaksin Covid-19 kepada seorang masyarakat Baduy di Desa Kanekes, Ciboleger, Kabupaten Lebak, Banten Kamis (14/10/2021). Tujuan vaksinasi Covid-19 untuk mempercepat kekebalan komunal (Herd imunity) mencegah penyebaran virus corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Meski demikian, Okta menyoroti masih ada sejumlah kekurangan dalam penanganan pandemi. Demikian pula dengan dampak PPKM yang membuat ruang gerak masyarakat terhambat. Aksi-aksi protes sempat muncul baik dalam bentuk unjuk rasa maupun coretan graffiti dan mural di berbagai kota.

"Pemerintah harus mempertahankan momentum pemulihan pandemi ini untuk memperbaiki ekonomi, dengan tidak mengurangi kesiagaan atas prediksi bakal munculnya gelombang ketiga pada akhir tahun,” tandas Okta.

Target vaksinasi hingga 2 juta per hari sangat penting untuk menjadi fokus perhatian, selain tetap menerapkan protokol kesehatan, pungkas Okta.

Survei CPCS dilakukan pada 5-15 Oktober 2021, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya