Liputan6.com, Jakarta Jika tidak ada kendala, pengerjaan fisik revitalisasi Lapangan Merdeka akan dimulai awal tahun 2022. Selain ingin mengembalikan fungsi lapangan bersejarah itu sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan cagar budaya, Wali Kota Medan Bobby Nasution juga berharap melalui revitalisasi yang dilakukan ini dapat membangkitkan tiga potensi Lapangan Merdeka yakni sebagai paru-paru kota, destinasi wisata dan ikon Kota Medan.
Terkait pengembalian fungsi Lapangan Merdeka sebagai RTH melalui revitalisasi yang dilakukan, Bobby Nasution akan mengusung konsep hijau. Selain itu revitalisasi juga akan mempertahankan signifikansi sejarah dan karakter lapangan yang dulunya merupakan alun-alun tersebut sebagai ruang terbuka publik. Dengan demikian masyarakat nantinya dapat menjadikan lapangan yang merupakan titik nol Kota Medan itu sebagai tempat berkumpul sekaligus menikmatinya sebagai RTH maupun cagar budaya.
Baca Juga
Advertisement
"Insya Allah revitalisasi Lapangan Merdeka akan dimulai awal tahun depan. Selain menjadikannya sebagai RTH dan cagar budaya, melalui revitalisasi yang dilakukan ini kita akan membangkitkan 3 potensi yang terkandung di dalamnya yakni sebagai paru-paru kota, destinasi wisata serta ikon Kota Medan," kata Bobby Nasution baru-baru ini.
Kadis Kebudayaan Kota Medan OK Zulfi saat ditemui di kantornya Jalan Raden Saleh Medan kemarin, membenarkan ada 3 potensi yang ingin dibangkitkan Wali Kota melalui revitalisasi yang dilakukan tersebut. Yang dimaksud sebagai paru-paru kota, jelasnya Lapangan Merdeka nantinya akan dijadikan sebagai RTH dengan ditanamnya pohon-pohon. Dengan banyaknya pohon, lapangan bersejarah ini tentunya menjadi paru-paru Kota Medan.
Sedangkan yang dimaksud sebagai destinasi wisata, jelas OK Zulfi, Lapangan Merdeka nantinya dapat dijadikan sebagaintempat perayaan hari-hari besar dan penampilan dari berbagai etnis yang ada di Kota Medan seperti festival tari, karnaval budaya dan sebagainya. Selain menampilkan dari seni budaya.
Di samping itu, imbuh Ok Zulfi, nantinya juga akan ada kegiatan storyteller untuk anak-anak sekolah dasar, kegiatan heritage walk serta pernak-pernik khas budaya Kota Medan maupun festival kuliner yang berada di dekat Pajak Ikan Lama serta sebagai wadah bagi para UMKM untuk memproduksi pernak-pernik budaya sebagai pilihan souvenir di Kota Medan.
“Melalui destinasi wisata ini, semua etnis di Indonesia, termasuk Asia yang ada di Kota Medan berkumpul di Lapangan Merdeka. Hal inilah nantinya yang dapat dijadikan Lapangan Merdeka sebagai ikonnya Kota Medan. Tentunya saya berharap ini segera terwujud,” harap OK Zulfi. Keinginan Bobby Nasution untuk membangkitkan tiga potensi yang ada di Lapangan Merdeka melalui revitalisasi mendapat sambutan yang baik dari pekerja seni dan budaya di Kota Medan Darma Lubis. Menurut Darma, penetapan Lapangan Merdeka sebagai cagar budaya serta membangkit tiga potensinya sebagai paru-paru kota, destinasi wisata dan ikon Kota Medan merupakan langkah yang sangat tepat.
“Tapi tidak cukup hanya ditetapkan saja, harus juga dibangun ekosistem pendukungnya yang kuat. Selain itu juga, kalau berbicara potensi, tentunya bisa lebih dari 3 potensi itu yang dapat di bangkitkan dari Lapangan Merdeka,” ungkap Darma.
Pekerja seni yang masuk dalam Dewan Kesenian Medan (DKM) ini selanjutnya menilai, revitalisasi Lapangan Merdeka memang sangat dibutuhkan serta ditambah lagi dengan penetapannya sebagai cagar budaya. Oleh karenanya ia berharap kepentingan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya harus diperhatikan.
“Sebagai langkah awal sudah bagus, tapi perlu kepastian yang tidak sekedar peraturan tapi dalam bentuk peraturan daerah (perda). Saya mengharapkan Pak Wali Kota dapat mendorong kesadaran aka sejarah dan pemanfaatan yang lebih multiguna dari Lapangan Merdeka, termasuk kesadaran akan budaya lokal berdasarkan hasil pokok pikiran kebudayaan Kota Medan,” harapnya.
(*)