Wanti-Wanti Jokowi Hadapi Covid-19 Varian Omicron

Berdasarkan hasil penelitian sementara, varian Omicron dinilai lebih menular dibandingkan varian delta.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Des 2021, 00:02 WIB
Diterbitkan 04 Des 2021, 00:02 WIB
Presiden Jokowi (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi (Foto: BPMI Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan ancaman Covid-19 di Indonesia belum selesai, meski kasus virus corona cenderung melandai. Dia meminta semua pihak untuk waspada terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron yang kini sudah terdeteksi sampai ke Singapura.

"Hati-hati yang namanya sekarang ancaman gelombang keempat varian Omicron. Hati-hati. Tadi pagi saya dapat kabar sudah sampai ke Singapura," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah di Bali, Jumat (3/12/2021).

Menurut dia, Polda-Polda yang berjaga di daerah perbatasan dengan negara lain meningkatkan kewaspadaan terhadap warga yang keluar masuk. Pasalnya, Covid-19 varian Omicron bisa dibawa dari orang asing maupun warga negara Indonesia (WNI).

"Utamanya tenaga kerja kita dari luar waktu masuk kembali pulang kampung, hati-hati," ucapnya.

Jokowi menyampaikan bahwa varian Omicron sudah masuk ke 29 negara. Berdasarkan hasil penelitian sementara, varian Omicron dinilai lebih menular dibandingkan varian delta. Namun, peneliti masih melakukan studi terkait varian Omicron.

"Ingat varian delta itu menyebar di Indonesia dalam waktu 2-3 minggu semua langsung kena. Ini lebih cepat. Meskipun belum final, tapi perkiraan 5 kali lipat lebih cepat dan kemungkinan besar juga bisa escape immunity," jelas dia.

"Artinya dia bisa masuk ke sela-sela antibodi kita yang sudah imun dia bisa menerobos. Hati-hati ini," sambung Jokowi.

Untuk itu, dia meminta semua pihak untuk mewaspadai penyebaran virus corona varian Omicron. Pasalnya, penyebaran varian Delta di Indonesia beberapa waktu hanya butuh dua sampai tiga minggu.

"Penularannya ini karena semua masih dalam proses studi, lebih menular dari varian Delta. Ingat varian Delta itu menyebar di Indonesia dalam waktu dua-tiga minggu semua langsung kena. Ini lebih cepat. Meskipun belum final, tapi perkiraan lima kali lipat lebih cepat," kata Jokowi.

"Dan kemungkinan besar juga bisa escape immunity. Artinya, dia bisa masuk ke sela-sela antibodi kita yang sudah imun, dia bisa menerobos," sambungnya.

Kendati saat ini Omicron belum masuk ke Indonesia, dia mengingatkan semua untuk berhati-hati terhadap potensi penularan varian tersebut. Sebab, apabila masuk ke Indonesia, dapat berdampak kepada perekonomian nasional.

"Karena yang namanya pandemi ini bisa berefek ke beberapa negara itu ke ekonomi jatuh. Ekonomi jatuh itu bisa berimbas kepada politik, hati-hati," ujar Jokowi.

Jokowi pun meminta semua polda di daerah perbatasan dengan negara lain meningkatkan kewaspadaan terhadap warga yang keluar masuk. Hal ini Covid-19 varian Omicron bisa dibawa dari orang asing maupun warga negara Indonesia (WNI).

"Utamanya tenaga kerja kita dari luar waktu masuk kembali pulang kampung, hati-hati," ucap Jokowi.

Gencarkan Vaksinasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Sidang Kabinet Pengarahan Presiden dan APBN 2022 di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 17 November 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto semakin menggencarkan vaksinasi Covid-19. Dia ingin vaksinasi di Indonesia segera diselesaikan, menyusul munculnya Covid-19 varian Omicron dari Afrika Selatan.

Berdasarkan studi di Afrika Selatan kata dia, 87 persen pasien yang dirawat karena terpapar varian Omicron belum menerima vaksin Covid-19. Sementara itu, 70 persen pasien merupakan anak-anak dibawah empat tahun dan sebagian besar yang meninggal dunia adalah pasien diatas 60 tahun.

"Oleh sebab itu, saya minta ini sekali lagi Pak Kapolri dan seluruh jajaran. Panglima TNI beserta semua jajaran vaksinasi ini segera kita selesaikan, secepat-cepatnya. Artinya terus, digencarkan terus," jelas Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah seperti ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (3/12/2021).

Dia menyampaikan hingga kini total sudah 240 juta dosis vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke masyarakat Indonesia. Rinciannta, 67,8 persen vaksin dosis pertama dan 46,9 persen vaksin dosis kedua.

"Masih jauh dari keinginan kita untuk masuk ke dosis pertama dan kedua itu sudah ke 70 persen. Ini masih butuh kerja keras," kata Jokowi.

Jokowi menyebut ada 15 provinsi dengan tingkat vaksinasi di bawah 60 persen dan harus digencarkan. Mulai dari, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Tenggara, Aceh, dan Papua.

Disamping itu, Jokowi juga memerintahkan testing dan testing (penulusuran) pasien Covid-19 segera diperkuat. Dia mengingatkan agar pasien yang terkonfirmasi positif langsung diisolasi agar penyebaran virus tak semakin meluas.

"Saya minta testing dan tracing ini segera diperkuat sehingga ketemu segera isolasi, ketemu segera dikarantina," ucapnya.

Menurut dia, 17 kabupaten/kota di delapan provinsi mengalami kenaikan kasus Covid-19 selama 2 hingga 3 minggu terakhir. Jokowi meminta agar kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun segera diantisiapasi.

"Walaupun masih hitungan puluhan per minggu tapi tetap harus segera diantisipasi. Karena larinya ini nanti bisa tadi ke keamanan, bisa ke politik, bisa ke ketertiban masyarakat, semuanya," tutur Jokowi.

Sudah Masuk ke 6 Negara Asia

Soal Reshuffle Kabinet Ini Kata Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merombak (reshuffle) kembali jajaran kabinet kerjanya. Lalu siapakah yang diganti dan masih bertahan? (Foto: Liputan6.com/Faizal Fanani)

Afrika Selatan telah mengumumkan adanya varian baru virus COVID-19 yang merebak di salah satu negara bagian mereka pada 25 November 2021.

Varian tersebut dinamakan Omicron, dan varian baru itu mengandung 50 mutasi yang dapat mempengaruhi kecepatan penularan.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (3/12/2021) berikut 6 negara Asia yang telah melaporkan varian Omicron:

1. Malaysia

Malaysia mendeteksi kasus pertama varian COVID-19 Omicron di negara itu, kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin, pada Jumat (3/12).

Virus ini terdeteksi pada seorang mahasiswa asing dari Afrika Selatan yang tiba di Malaysia melalui Singapura pada 19 November 2021, katanya.

Dikutip dari laman The Straits Tines, Jumat (3/12/2021), siswa tersebut saat ini dikarantina bersama dengan lima orang lainnya yang berada di bus bersama dari Kuala Lumpur ke Ipoh, Perak.

Khairy mengatakan, siswa tersebut memasuki Malaysia sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan.

2. Singapura

Selain Malaysia, satu negara tetangga Indonesia lainnya yang terlebih dahulu melaporkan penemuan varian Omicron adalah Singapura. Hanya berselang satu hari sebelumnya, Negeri Singa ini melaporkan adanya dua kasus positif terinfeksi varian Omicron atau B.1.1.529 di sana.

Keduanya adalah warga Singapura yang baru tiba dari Afrika Selatan.

Kemenkes Singapura (MOH) mengatakan, dua kasus COVID-19 dengan varian Omicron tersebut langsung diisolasi setibanya di Singapura pada Rabu, 1 Desember 2021 dan dipastikan belum berinteraksi di masyarakat.

3. India

Dua pria di negara bagian Karnataka di India selatan positif Virus Corona Varian Omicron setelah kembali dari luar negeri.

Dilansir dari BBC, pria tersebut yang berusia 66 tahun dan 46 tahun, saat ini sedang dalam pengawasan, kata seorang juru bicara pemerintah. Ini adalah kasus pertama varian Omicron baru yang dilaporkan di India.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa Omicron menimbulkan "risiko infeksi yang tinggi".

Para pejabat mengatakan semua kontak utama dan kontak sekunder dari kedua pria itu telah dilacak dan sedang diuji juga.

4. Jepang

Jepang mengkonfirmasi kasus kedua varian Omicron dari COVID-19 pada Rabu (1/12/2021), kata juru bicara pemerintah di negara tersebut.

Seorang pria berusia 20-an yang tiba dari Peru di Bandara Narita dekat Tokyo pada Sabtu kemarin dipastikan terinfeksi varian Omicron, kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.

Pria non-Jepang dari Peru saat ini dikarantina di fasilitas medis, dan tidak berhubungan dekat dengan kasus pertama, seorang diplomat berusia 30-an yang bepergian dari Namibia.

Para ilmuwan sedang mencari tahu apakah jenis baru ini lebih menular atau mampu menghindari kekebalan yang diinduksi vaksin, demikian dikutip dari laman Xinhua.

5. Korea Selatan

Korea Selatan melaporkan lima kasus pertama varian Omicron pada Rabu (1 Desember), kata para pejabat, ketika infeksi COVID-19 harian naik di atas 5.000 untuk pertama kalinya. Hal ini punmemicu kekhawatiran atas peningkatan tajam pada pasien dengan gejala parah.

Pasangan yang divaksinasi lengkap dinyatakan positif varian Omicron tersebut setelah tiba minggu lalu dari Nigeria, diikuti oleh dua anggota keluarga dan seorang teman mereka, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA). Demikian menurut laporan Channel News Asia.

Jumlah kasus COVID-19 harian di Korea Selatan mencapai 5.123. Lonjakan dimulai pada awal November setelah negara itu melonggarkan pembatasan.

Varian baru mendorong pemerintah untuk menghentikan rencana pada hari Senin kemarin untuk pelonggaran pembatasan lebih lanjut.

6. Hong Kong

Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Hong Kong melaporkan kasus keempat varian Omicron dari COVID-19 pada Rabu (1/12).

Pasien pria berusia 38 tahun itu tiba di Hong Kong dari Qatar dengan penerbangan QR818 pada 24 November untuk transit.

Dia tetap berada di sisi udara area terlarang karena masalah terkait visa dan dinyatakan positif dalam tes pra-keberangkatan pada 27 November di area terlarang di Bandara Internasional Hong Kong.

Pasien belum menerima vaksinasi COVID-19 dan tidak menunjukkan gejala. Dia dites positif pada 27 November setelah masuk. Pengurutan seluruh genom mengkonfirmasi bahwa orang tersebut membawa varian Omicron.

Dua kasus Omicron pertama dikonfirmasi di Hong Kong pada 25 November. Di antara empat kasus yang ada, dua kasus terkait dengan Afrika Selatan, dan dua kasus terkait dengan Nigeria.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya