Puan Maharani: Utamakan Penyelamatan Warga dari Erupsi Gunung Semeru

Ketua DPR Puan Maharani mendorong pemerintah agar segera melakukan tanggap darurat erupsi Gunung Semeru untuk meminimalisir korban jiwa.

oleh Mevi Linawati diperbarui 05 Des 2021, 07:35 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 07:35 WIB
Kondisi Warga Pasca Erupsi Gunung Semeru
Penduduk desa beristirahat di tempat penampungan sementara pasca erupsi Gunung Semeru, di desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur (4/12/2021). Gunung Semeru di Jawa Timur kembali meletus pada Sabtu (4/12/2021) pada pukul 15.00 WIB. (AP Photo/Rokhmad)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah bersama instansi terkait untuk memprioritaskan atau mengutamakan penyelamatan warga yang terdampak dari erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.

"Keprihatinan mendalam kami haturkan kepada warga Jawa Timur, khususnya Kabupaten Lumajang yang tengah diterpa bencana," kata Puan Maharani melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (5/12/2021).

Untuk meminimalisir korban jiwa, ia mendorong pemerintah agar segera melakukan tanggap darurat. Dalam hal ini, pemerintah daerah harus mengoptimalkan koordinasi dengan BPBD, TNI/Polri dan berbagai lembaga/instansi lainnya.

"Utamakan penyelamatan warga terdampak gunung meletus terutama di sekitar Gunung Semeru yang terjebak di rumahnya," ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Logistik dan Perlengkapan Medis Harus Tersedia

Kondisi Warga Pasca Erupsi Gunung Semeru
Gunung berapi Semeru memuntahkan abu ke udara saat terjadi letusan seperti yang terlihat dari Lumajang, Sabtu (4/12/2021). Sumber BPBD Jawa Timur melaporkan, semeru mengeluarkan awan panas yang turun mengarah Curah Kobokan. (HANDOUT/BNPB/AFP)

Warga Desa Curah Kobokan, Lumajang yang berada di lereng Gunung Semeru dilaporkan tengah membutuhkan bantuan. Warga yang tak sempat keluar dari desa saat erupsi terjadi dan berlindung di masjid serta membutuhkan evakuasi.

"Kerahkan tim SAR terdekat untuk mengevakuasi warga. Hal ini harus menjadi prioritas," kata Puan.

Selain itu, lanjut dia, logistik hingga perlengkapan medis juga harus tersedia bagi warga yang menjadi korban letusan Semeru. Pemerintah daerah perlu menyiapkan pengungsian yang nyaman bagi warga khususnya untuk balita, anak-anak, lansia serta ibu hamil dan menyusui.

Erupsi Gunung Semeru kali ini disebut lebih besar dibandingkan 2020. Erupsi yang terjadi menyebabkan warga merasakan hujan kerikil dan lumpur. Selain itu, erupsi Semeru juga membuat dua kecamatan di Lumajang dalam kondisi gelap gulita.

1 Orang Meninggal, 41 Orang Alami Luka Bakar

Wakil Bupati (Wabup) Lumajang Indah Amperawati Masdar menyampaikan, ada satu korban meninggal dunia di daerah sekitar Curah Kobokan Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Saat ini, korban sudah dievakuasi dengan mobil ambulans.

"Ada 1 orang yang meninggal dunia dari Curah Kobokan. Tadi sudah akan dibawa oleh mobil ambulans dan mudah-mudahan sudah terangkut," jelas Indah dalam konferensi pers di Youtube BNPB, Sabtu malam 4 Desember 2021.

Sementara korban luka bakar akibat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur mencapai 41 orang. Mereka mengalami luka bakar yang cukup parah usai terkena muntahan lahar panas Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021).

"Yang luka-luka parah, luka bakar akibat lahar panas kurang lebih ada 41 (orang) yang dievakuasi di Puskesmas Penanggal," kata Indah.

Adapun korban yang luka bakarnya sangat parah telah dirujuk ke RS Umum Dr Haryoto, RS Bhayangkara, dan RS Pasirian di Kabupaten Lumajang. Ada juga yang dibawa ke Puskesmas Candipuro.

"Di Puskesmas Candipuro 7 orang dirawat, di Puskesmas Penanggal tersisi kurang lebih 10 orang dan ada ibu hamil 2 orang. Yang satu 9 bulan, satu 8 bulan," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya