Menko PMK Akan Koordinasikan Kementerian dan Lembaga Tangani Erupsi Semeru

Muhadjir Effendy mengatakan akan mengkoordinasikan sejumlah kementrian dan lembaga untuk bantuan penanganan bencana alam erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

oleh Ika Defianti diperbarui 05 Des 2021, 14:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 14:30 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan cuti bersama 2021 dikurangi dari 7 hari menjadi hanya tinggal 2 hari saja saat Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (22/2/2021). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan akan mengkoordinasikan sejumlah kementrian dan lembaga untuk bantuan penanganan bencana alam erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

"Seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan kemudian Kementerian PUPR yang berkaitan dengan infrastruktur. Ini kita koordinasikan," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (5/12/2021).

Lanjut dia, saat ini BNPB sudah bergerak cepat untuk mengkoordinasikan penanganan bencana erupsi Semeru. Mulai dari menangani korban dan pengungsi, hingga penyaluran kebutuhan.

Lalu, Kemenkes telah menyalurkan bantuan kesehatan dan menyediakan penanganan kesehatan.

"Tanggap bencana ini yang koordinasi adalah BNPB. Dan BNPB sudah mempunyai aparat BPBD di masing-masing daerah. Insya Allah semua akan pulih," jelas Muhadjir.

 

Korban Meninggal

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru sebanyak 13 orang.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, informasi tersebut dia terima langsung dari Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto yang bertolak ke lokasi bencana.

"Berdasarkan informasi langsung pukul 09.20 WIB dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang saat ini sedang menuju Lumajang, total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (5/12/2021).

Abdul Muhari menyebut, dari 13 jiwa meninggal, baru dua yang terindentifikasi. Dua korban meninggal teridentifikasi berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Dia mengatakan, sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.

"Sementara itu, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal di antaranya terdapat dua orang ibu hamil," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya