Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penjelasan terkait banyaknya kasus Covid-19 varian Omicron impor berasal dari Turki.
Hingga saat ini, kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia mencapai 67. Dan dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan kasus impor yang berasal dari Turki.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, masyarakat Indonesia berlomba-lomba mengunjungi Turki.
Sementara Turki membuka secara bebas sektor parawisata dan ekonomi. Di saat bersamaan, Turki tidak menerapkan aturan karantina bagi pelaku perjalanan internasional.
"Jadi begitu kami cek ternyata Turki sekarang itu bebas membuka parawisata, perekonomian. Dia tidak ada karantina di sana. Makanya orang Indonesia berlomba-lomba ke sana," ujar Maxi Rein dalam webinar yang diselenggarakan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Kamis 30 Desember 2021.
Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menunda perjalanan ke Turki.
"Adanya kasus Omicron Indonesia karena adanya perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan berlibur ke sana," kata Juru Bicara Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Berikut deretan pernyataan Kemenkes terkait banyaknya kasus Covid-19 varian Omicron impor berasal dari Turki dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
1. Sebut Masyarakat Indonesia Berdoyong-doyong ke Turki
Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia mencapai 67. Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan kasus impor yang berasal dari Turki.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan penyebab mayoritas kasus Omicron di Tanah Air berasal dari Turki. Menurutnya, masyarakat Indonesia berlomba-lomba mengunjungi Turki.
Sementara Turki membuka secara bebas sektor parawisata dan ekonomi. Di saat bersamaan, Turki tidak menerapkan aturan karantina bagi pelaku perjalanan internasional.
"Jadi begitu kami cek ternyata Turki sekarang itu bebas membuka parawisata, perekonomian. Dia tidak ada karantina di sana. Makanya orang Indonesia berlomba-lomba ke sana," ujar Maxi Rein dalam webinar yang diselenggarakan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Kamis 30 Desember 2021.
Advertisement
2. Perketat Pintu Masuk Perjalanan Internasional
WNI yang terpapar Omicron terdeteksi di pintu masuk pelaku perjalanan internasional saat kembali ke Indonesia. Mereka langsung diisolasi di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
"Mohon maaf, paling banyak kena (Omicron) pelaku perjalanan yang travelling yang ke sana (Turki)," jelas Maxi.
Maxi memastikan, pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk mencegah meluasnya kasus Omicron. Di antaranya, memperketat surveilans di pintu masuk pelaku perjalanan luar negeri dan mempercepat vaksinasi.
3. Keluarkan Imbauan Warga Tunda Liburan ke Turki
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk menunda perjalanan ke Arab Saudi dan Turki. Hal ini menyusul kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia yang bertambah 21.
Adapun 21 kasus baru itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri yang terdiri dari 16 WNI dan 5 WNA. Kemenkes menyebut negara kedatangan paling banyak adalah Arab Saudi, dan Turki.
"Adanya kasus Omicron Indonesia karena adanya perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan berlibur ke sana," kata Juru Bicara Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikutip dari siaran pers, Kamis 30 Desember 2021.
Hingga kini, total kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia sebanyak 68. Pemerintah pun melakukan pengetatan di pintu masuk negara, terutama di perbatasan laut, dan darat.
"Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara," ujar dia.
Nadia juga mengingatkan masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah masyarakat dari penularan virus Corona.
"Kesadaran diri dan menahan keinginan bepergian harus dilakukan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus Covid-19 dengan menahan diri tidak bepergian," tutup Nadia.
Advertisement