Pemerintah Pastikan Siap Hadapi Lonjakan Omicron di Indonesia

Saat ini pemerintah Indonesi atelah menyiagakan 1.011 rumah sakit dan 82.168 tempat tidur untuk pasien Covid-19, terutama varian baru Omicron.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jan 2022, 04:34 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 04:34 WIB
FOTO: Pekerja Migran Indonesia Jalani Karantina di Rusun Nagrak Cilincing
Pakaian milik WNI atau pekerja migran Indonesia terlihat memenuhi balkon di salah satu tower Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Rusun Nagrak kembali difungsikan menyusul lockdown RSDC Wisma Atlet Kemayoran pascatemuan varian Omicron. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan, bahwa pemerintah siap menghadapai lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Kata dia, saat ini pemerintah telah menyiagakan 1.011 rumah sakit dan 82.168 tempat tidur untuk pasien Covid-19, terutama varian baru Omicron.

"Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dilakukan karena pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia diperkirakan semakin banyak," kata Abraham usai memantau perkembangan kondisi pasien Covid-19 varian Omicron di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Minggu (2/1/2022).

Abraham memastikan, kesiapan logistik berupa alat pelindung diri (APD) dan obat-obatan cukup untuk tiga bulan ke depan.

Saat ini sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 varian Omicron di Indonesia mulai melakukan pengetatan untuk pasien umum. Hal ini dilakukan sebagai persiapan jika ada gelombang Omicron.

"Seperti di RSPI, mereka nantinya bisa menkonversi tempat tidur untuk pasien Covid-19," ujar Abraham.

Kondisi Pasien Omicron di RSPI Baik

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RSPI Sulianti Saroso, Rosa Marlina menyebut, 24 pasien Covid- 19 varian Omicron yang saat ini dirawat kondisinya terus membaik dan tidak ada yang perlu mendapatkan perawatan intensif.

Dia berkata, seluruh pasien Omicron di RSPI Sulianti Saroso umumnya berusia muda dan tidak memiliki komorbid. Menurutnya, pasien terdeteksi memiliki Omicron bukan karena gejala, namun karena ingin melakukan perjalanan jauh.

“Saya berharap pemerintah jangan terburu-buru kendorkan pembatasan. Pasien diawal-awal adanya varian baru cenderung tidak berat karena mayoritas adalah berusia muda serta sebenarnya orang sehat sehingga dia mau melakukan perjalanan jauh. Situasi mulai sulit ketika penularan sudah menyebar ke kelompok lansia dan komorbid,” tutur Rosa.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Merdeka.com

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Ancaman Kembar Delta dan Omicron

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Ancaman Kembar Delta dan Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Ancaman Kembar Delta dan Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya