7 Pernyataan Terkini Jokowi Terkait Kasus Covid-19 di Indonesia

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan perkembangaan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Jan 2022, 14:34 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 14:34 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan perkembangaan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya disampaikan Jokowi, dirinya merasa bersyukur karena vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 281 juta dosis suntikan.

"Saya sudah khawatir nanti akhir tahun target kita 280 juta dosis vaksin bisa disuntikkan ke seluruh masyarakat tercapai atau tidak. Ternyata tadi pagi, saya cek sudah dah berada di angka 281.299.690 dosis," ujar Jokowi dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (3/1/2022).

Selain itu, Jokowi juga mengungkap sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2022.

Mulai dari, munculnya Covid-19 varian Omicron, kenaikan inflasi, kebijakan tappering off yang tengah dipersiapkan oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed.

"Tahun 2022 meski kita tahu masih akan banyak tantangan-tantangan yang akan kita hadapi. Baik Omicron, kenaikan inflasi, tappering off," terang Jokowi.

Berikut sederet pernyatan Jokowi terkait perkembangaan terkini kasus Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

1. Sempat Ingat pada Juli 2021, Indonesia dalam Kondisi yang Mengerikan

Jokowi Dialog Ekonomi dengan Para Pelaku Pasar Modal
Presiden Joko Widodo saat dialog ekonomi dengan para pelaku pasar modal di BEI, Jakarta, Selasa (4/7). Dalam dialog tersebut, Jokowi meyakinkan para pelaku pasar modal akan investasi di Indonesia yang tumbuh sangat bagus. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan 2021 merupakan tahun yang sulit dan tak mudah. Hal ini dikarenakan kasus harian Covid-19 di Indonesia yang melonjak drastis hingga 56.000 pada pertengahan Juli 2021.

"Tahun 2021 merupakan tahun yang kalau kita ingat betul-betul tahun yang sangat sulit, tahun yang tidak mudah, tahun yang tidak gampang," kata Jokowi dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (3/1/2022).

"Karena di pertengahan Juli 2021 itu pada saat kasus harian kita mencapai 56.000. Itulah saat yang betul-betul saya ingat," sambungnya.

Menurut dia, Indonesia saat itu dalam kondisi yang mengerikan. Jokowi ingat betul saat kasus Covid-19 melonjak, lorong-lorong rumah sakit penuh dengan pasien virus corona yang membutuhkan perawatan.

"Kengerian, yang ada adalah kengerian karena di lorong-lorong rumah sakit, di halaman rumah sakit semuanya penuh dengan pasien Covid-19," ujar Jokowi.

 

2. Bersyukur atas Kondisi saat Ini, Jaga Agar Tak Bergejolak

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tinjau vaksinasi COVID-19 di Waduk Pluit, Jakarta, Senin (14/6/2021). (Dok Kementerian Kesehatan RI/ Maulana & Sekretariat Presiden)

Jokowi pun bersyukur kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai dan membaik. Jokowi menyebut kasus harian virus Corona di Indonesia berada di angka 174 kasus per 2 Januari 2022.

"Dari 56.000 (kasus) di pertengahan Juli, kemarin berada di angka 174 kasus per hari dari 56.000 turun menjadi 174 per hari," ucap Jokowi.

Untuk itu, Jokowi ingin semua pihak menjaga agar kasus Covid-19 di Indonesia terus melandai dan tidak melonjak drastis. Salah satu caranya, dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Inilah yang harus kita syukuri dan kita jaga agar tidak terjadi kasus seperti tahun 2021 di pertengahan Juli tadi," terang dia.

 

3. Sebut Vaksinasi Covid-19 di Indonesia 281 Juta Dosis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (10/6/2021).

Jokowi mengaku sempat was-was target 280 juta dosis suntikan vaksin Covid-19 tak tercapai di akhir 2021. Namun, Jokowi bersyukur saat ini vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 281 juta dosis suntikan.

"Saya sudah khawatir nanti akhir tahun target kita 280 juta dosis vaksin bisa disuntikkan ke seluruh masyarakat tercapai atau tidak. Ternyata tadi pagi, saya cek sudah dah berada di angka 281.299.690 dosis," terang dia.

Dia mengatakan bahwa tak mudah menyuntikkan 280 juta dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat dalam jangka waktu satu tahun. Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia membuat proses distribusi vaksin menjadi sulit.

"Hati-hati 280 juta dosis yang disuntikkan itu juga bukan barang yang mudah menyuntik 280 juta kali dalam waktu 1 tahun, bukan barang yang mudah," katanya.

"Karena geografi kita yang harus vaksinasi dengan perahu, vaksinasi naik sepeda motor, jalan kaki ke atas gunung, bukan sesuatu yang mudah," sambung Jokowi.

Selain itu, dia mengungkapkan vaksinasi Covid-19 dosis pertama untuk anak-anak saat ini juga sudah mencapai 79,6 persen. Sedangkan, penyuntikan dosis kedua sebesar 54,8 persen.

"Untuk ibu kota-ibu kota provinsi, kota-kota besar yang interaksi masyarakatnya tinggi, juga sudah di atas 70 persen dan 27 provinsi telah mencapai target dosis pertama di atas 70 persen," ujar dia.

 

4. Sampaikan Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia Betul-betul Melimpah

Jokowi Apresiasi Grab Vaccine Center Yogyakarta yang Ramah Penyandang Disabilitas 
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyapa mitra Grab yang menjadi peserta vaksinasi di Grab Vaccine Center Yogyakarta.

Jokowi mengatakan saat ini stok vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia sangat melimpah. Dia pun berharap penyuntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat dapat segera terselesaikan agar tercapai herd immunity atau kekebalan komunal.

"Segera kita bisa menyelesaikan baik dosis satu maupun dosis dua karena stok vaksin yang saya terima dari Menkes (Menteri Kesehatan) betul-betul kita pada posisi yang melimpah," kata dia.

Menurut dia, penyuntikan vaksin Covid-19 sudah mencapai 281 juta dosis. Adapun Jokowi menargetkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia mencapai 280 sampai 290 juta dosis pada akhir 2021.

"Kita harapkan terus kita kejar sesuai dengan target yang telah kita berikan," ucap dia.

 

5. Paparkan Banyak Tantangan di Tahun 2022, Omicron hingga Kenaikan Inflasi

Jokowi Tinjau Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat meninjau langsung vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar di Kompleks SDN Cideng, Gambir, Jakarta, Rabu (15/12/2021). (Foto: Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kemudian, Jokowi pun mengungkap sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2022.

Mulai dari, munculnya Covid-19 varian Omicron, kenaikan inflasi, kebijakan tappering off yang tengah dipersiapkan oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed.

"Tahun 2022 meski kita tahu masih akan banyak tantangan-tantangan yang akan kita hadapi. Baik Omicron, kenaikan inflasi, tappering off," kata Jokowi.

Selain itu, kata dia, kelangkaan konteiner dan kelangkaan energi yang dialami negara-negara lain juga menjadi tantangan di tahun 2022. Pasalnya, hal ini dapat menganggu kinerja ekspor Indonesia dan dapat berdampak pada perekonomian.

"Saya kira tantangan inilah yang akan kita hadapi dan saya meyakini dengan semangat kerja keras bersama tantangan-tantangan itu akan kita lalui dengan baik," papar Jokowi.

Disisi lain, Jokowi bersyukur pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi Covid-19 cukup kuat. Neraca perdagangan Indonesia surplus USD 34,4 miliar dalam waktu 19 bulan dan eskpor naik 49,7 persen year on year (yoy).

"Impor juga naik bahan baku bahan penolong 52,6 persen," ucap dia.

Menurut dia, ekspor Indonesia mengalami kenaikan salah satunya disebabkan karena dihentikannya ekspor raw material. Jokowi menyebut keberanian Indonesia menghentikan ekspor nikel dan minerba berdampak positif pada perekonomian.

"Oleh karena itu, kita lanjutkan stop bauksit, timah, dan lain-lain. Hilirisasi jadi kunci kenaikan ekspor kita," ujar Jokowi.

 

6. Tegaskan Tak Ada Lagi Dispensasi Karantina

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat sambutan Peringatan Hari HAM Sedunia Tahun 2021 pada 10 Desember 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Jokowi menekankan pentingnya karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Dia menegaskan, semua pelaku perjalanan luar negeri harus melakukan proses karantina sesuai aturan yang berlaku.

"Oleh sebab itu, saya minta betul-betul utamanya yang terkait dengan Omicron ini adalah karantina bagi yang datang dari luar negeri. Jangan ada lagi dispensasi-dispensasi apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," ucap Jokowi.

Adapun saat ini kasus varian Omicron di Indonesia mencapai 136 dan didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri. Untuk itu, Jokowi meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri untuk mengawasi ketat proses karantina pelaku perjalanan luar negeri.

"Kalau kita lihat kenaikan varian Omicron menjadi 136 kasus, ini hampir seluruhnya berasal dari kasus impor. Saya harapkan sekali lagi BIN, Polri, yang menyangkut urusan karantina agar betul-betul diawasi betul," kata dia.

 

7. Kasus Varian Omicron Melonjak, Minta Menteri Siapkan Fasilitas Kesehatan

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan tentang impor beras di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (26/3/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Terakhir, Jokowi meminta para menteri untuk menyiapkan fasilitas kesehatan, untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Adapun kasus varian Omicron di Indonesia kini telah mencapai 136 orang.

"Saya ingin ingatkan kembali langkah-langkah yang harus kita lakukan, utamanya mengenai persiapan fasilitas-fasilitas kesehatan yang kita miliki. Baik pusat maupun daerah," kata Jokowi.

Dia menyampaikan saat ini sudah terjadi transmisi penularan lokal Covid-19 varian Omicron, sehingga Jokowi menyampaikan prosedur mitigasi harus disiapkan dengan matang.

Terlebih, lanjut Jokowi, pembelajaran tatap muka dan bekerja dari kantor atau work from office sudah dimulai.

"Apalagi kita memasuki tahun baru dan di bulan Januari seluruh sektor sudah bergerak dengan aktivitas-aktivitasnya. Baik utamanya yang besar yaitu di sektor pendidikan dan perkantoran," tegas Jokowi.

Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya