Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, 745 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 varian omicron menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Dari jumlah tersebut, 717 orang atau sekitar 96 persen sudah sembuh.
"Sekarang 20-an orang masih dalam perawatan," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19Â Wiku Adisasmito, Rabu (26/1/2022).
Advertisement
Baca Juga
Selain di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, pasien omicron juga menjalani perawatan di rumah sakit lain. Menurut Wiku, hingga kini 689 orang atau 88 persen omicron di rumah sakit sudah sembuh.
"88 orang lainnya masih dalam perawatan," ucap Wiku.
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Luhut: Bahaya Omicron Ini Tak Boleh Anggap Enteng
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak tak menganggap enteng bahaya dari Covid-19 varian Omicron.
Menurut dia, varian Omicron dapat menyebabkan angka kematian menjadi melonjak apabila kondisi rumah sakit melebihi kapasitas.
"Mengenai bahaya Omicron ini kita juga tidak boleh anggap enteng. Kita belum tahu juga apakah ini nanti bisa timbulkan kematian. Bisa menimbulkan kematian banyak kalau rumah sakit overwhelmed, kepenuhan," kata Luhut dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
Untuk itu, kata dia, pemerintah terus menjaga agar kasus Covid-19 terus terkendali sehingga perawatan di rumah sakit tidak melonjak. Luhut memastikan sistem kesehatan Indonesia sudah cukup siap dalam menghadapi lonjakan varian Omicron.
"Kesiapan rumah sakit, obat berkali-kali saya sampaikan kita semua lebih dari cukup," jelas dia.
Luhut mengakui bahwa terjadi kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Namun, dia menyebut peningkatan kasus harian Covid-19 tersebut relatif masih terkendali dan angkanya jauh lebih rendah 90 persen dibandingkan saat puncak varian Delta.
"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," kata Luhut.
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement