Kata Kemenkes soal Warga Depok Divonis Positif Covid-19, Padahal Tak Pernah Tes PCR

Seorang warga di Depok kaget mendapat pesan singkat dari Kemenkes yang menyatakan dirinya positif Covid-19. Padahal dia sama sekali tidak pernah tes PCR.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Feb 2022, 05:35 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2022, 05:35 WIB
FOTO: Pengecekan Kesehatan Warga Taman Sari
Ilustrasi - Petugas Puskesmas Taman Sari melakukan skrining Covid-19 dengan swab tes dan PCR di pusat perniagaan Glodok, Jakarta, Jumat (11/2/2022). Pemerintah terus berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 khususnya varian omicron untuk wilayah Taman Sari, Jakbar. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi kejadian karyawan perusahaan swasta, Jamaludin (36) yang dinyatakan positif Covid-19 oleh laboratorium Rumah Sakit (RS) Brawijaya Depok. Padahal dia tidak pernah melakukan pemeriksaan Covid-19 di laboratorium tersebut.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, peristiwa itu terjadi akibat human error atau kelalaian petugas yang menginput data pasien terkonfirmasi positif virus corona.

"Mungkin human error, kan bisa terjadi salah ketik nomor KTP atau nomor telepon ya," kata Nadia saat dihubungi, Sabtu (12/2/2022).

Nadia menyampaikan new all record (NAR) Kementerian Kesehatan dan PeduliLindungi hanya menerima data yang dilaporkan laboratorium.

"Ini kan data dari laboratorium yang langsung terkoneksi (ke PeduliLindungi)," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Jamaludin yang biasa disapa Jamal kaget mendapat isi pesan singkat WhatsApp dari Kemenkes pada Rabu (9/2/2022) yang menyatakan dirinya positif Covid-19.

Saat Jamal mengecek aplikasi PeduliLindungi, tertera bahwa hasil PCR dirinya positif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan laboratorium RS Brawijaya Depok. Padahal dia tidak pernah tes PCR.

"Sebelumnya saya tidak pernah melakukan PCR Swab sekalipun di RS Brawijaya Depok," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/2/2022).

Jamal kemudian menghubungi pihak PeduliLindungi melalui saluran telepon dan meminta dilakukan perubahan status hasil tes yang tidak valid tersebut. Berdasarkan keterangan operator PeduliLindungi, mereka hanya menerima data tersebut.

Jamal diminta menghubungi langsung RS Brawijaya Depok. Ketika menghubungi pihak RS, keluhan-keluhan tersebut kemudian ditampung dan diteruskan ke pihak laboratorium RS.

 

Laboratorium RS Brawijaya Depok Mengaku Salah

Setelah berhari-hari menghubungi banyak pihak, akhirnya status Jamal sudah berubah tidak lagi positif Covid-19 di PeduliLindungi. Dia pun merasa lega atas perubahan status itu.

"Sudah normal, mereka kan juga nerusin ke Pusdatin. Kemarin juga saya minta arahan dari Kemenkes. Cuma sekarang mereka lagi ngurusin ke Pusdatin segala macam sehingga belum tahu ya sudah diselesaikan atau belum. Kalau dari saya minta pihak RS ada permintaan maaf saya tidak mau panjang. Yang jelas dari mereka bisa memperbaiki,” ungkapnya.

Jamal sudah meminta konfirmasi dari pihak RS terkait hal tersebut. Keterangan yang dia dapat bahwa pihak RS mengaku ada kesalahan input data. Jamal menjelaskan dari keterangan RS bahwa ada kesamaan nama dan tanggal lahir dirinya dengan orang lain.

"Mereka mengakui kalau ada kesalahan input, dan kebutulan nama dan tanggal lahirnya sama, itu yang disayangkan,” tambahnya.

Jamal pun mengalami kerugian atas kekeliruan data tersebut. Selama beberapa hari dirinya tidak bisa bekerja.

"Saya enggak bisa ke mana-mana dua hari. Dari jam 3 pagi sampai malam masih telfonin 119 lagi menanyakan ini gimana. Terus nelpon ke pihak mereka. Mereka komunikatif dan mereka bilang masih diurus-urus dan menjanjikan. Saya masih, sebenarnya saya surat saja sudah cukup,” tuturnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya