PD Pasar Jaya Sesalkan Aksi Perajin Tempe Mogok Produksi

Gatra Vaganza menyesalkan aksi mogok produksi yang dilakukan oleh para perajin tahu dan tempe menyusul kenaikan harga kacang kedelai di pasaran.

oleh Yopi Makdori diperbarui 21 Feb 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2022, 20:30 WIB
Perajin Tempe Mogok Produksi Imbas Kedelai Mahal
Aktivitas perajin tempe saat mogok produksi di kawasan Sunter Jaya, Jakarta Utara, Senin (21/2/2022). Mulai hari ini perajin tempe dan tahu se-Pulau Jawa mogok produksi selama tiga hari ke depan sebagai respon mahalnya harga kedelai yang mencapai Rp11.000 per kg. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Manajer Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya, Gatra Vaganza menyesalkan aksi mogok produksi yang dilakukan oleh para perajin tahu dan tempe menyusul kenaikan harga kacang kedelai di pasaran.

Dia berharap agar pihak terkait dapat merespons sesegera mungkin permasalahan yang ada.

"Pasar Jaya berharap aksi mogok tidak terjadi dan berharap pemerintah dalam hal ini instansi terkait dapat merespon segera agar ditemukan solusi terbaik," harap dia ketika dikonfirmasi, Senin (21/2/2022).

Gatra mengaku bakal membuka komunikasi dengan pihak-pihak terkait guna mencari solusi yang tengah dihadapi para perajin tempe dan tahu ini akibat harga kacang kedelai yang tinggi.

"Pasar Jaya akan membuka komunikasi dengan instansi terkait untuk dapat bersama-sama mencari solusi yang terbaik," kata dia.

 

Gelar Aksi Mogok

Sebelumnya, ratusan perajin tahu tempe di Jakarta Pusat siap menghentikan produksi sementara selama tiga hari mulai Senin (21/2/2022) hingga Rabu, 23 Februari 2022. Hal ini karena harga kedelai impor sebagai bahan baku masih tinggi.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun mengatakan, aksi mogok produksi dilakukan serentak oleh seluruh perajin tahu tempe di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

"Semua produsen di Jabodetabek sudah tutup. Kalau tidak ditutup akan di-sweeping oleh teman-teman kita juga. Karena tutup ini serentak dilakukan," kata Khairun, dikutip dari Antara, di Jakarta.

Khairun menjelaskan, aksi ini terpaksa dilakukan agar pemerintah, yakni Kementerian Perdagangan, dapat melakukan intervensi atas tingginya harga kedelai impor yang saat ini mencapai Rp12.000 per kg di tingkat perajin.

Padahal, harga kedelai impor normalnya berkisar Rp9.500 sampai Rp10.00 per kg. "Kalau dijual dengan harga biasa, kami tidak dapat untung, bahkan rugi. Kami ingin agar pemerintah mendengar, konsumen juga mengetahui bahwa tahu tempe mahal karena bahan bakunya sudah naik," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya