Perludem Tolak Penundaan Pemilu 2024: Menjadikan Suasana Gaduh

Khoirunnisa Nur Agustyati, menolak penundaan Pemilu 2024 yang diwacanakan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Feb 2022, 15:45 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2022, 15:45 WIB
Ilustrasi Pemilu Pilkada Pilpres (Freepik)
Ilustrasi Pemilu/Pilkada/Pilpres (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustyati, menolak penundaan Pemilu 2024 yang diwacanakan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut dia, hal ini hanya membuat gaduh.

"Adanya wacana penundaan pemilu ini justru menjadikan suasana yang gaduh," kata Khoirunnisa kepada Liputan6.com, Kamis (24/2/2022).

Dia mengungkapkan, adanya penetapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemerintah dan DPR terkait hari dan tanggal Pemilu, sudah jelas memberikan kepastian penyelenggaraan pemilu 2024.

"Sehingga tidak relevan lagi mendorong pendundaan pemilu. Apalagi konstitusi menyebutkan pemilu setiap 5 tahun sekali," ungkap Khoirunnisa.

Dia pun menuturkan, jika alasannya adalah stabilitas ekonomi, siapa yang menjamin bahwa dua tahun ke depan akan lebih stabil.

"Selain itu, alasan pandemi pun juga tidak pas. Tentu kita masih ingat bahwa kita menyelenggarakan pilkada 2020 di masa pandemi. Pada waktu itu argumentasi tetap menjalankan pilkada adalah stimulus ekonomi," ungkap Khoirunnisa.

"Sebetulnya kan kita sekarang punya waktu untuk mempersiapkan Pemilu 2024, seharusnya semua memberikan dukungan untuk kelancaran Pemilu 2024," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wacana PKB

Sebelumnya, Cak Imin mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda. Pernyataan itu disampaikan Cak Imin usai menerima pelaku UMKM, para pengusaha, dan para analis ekonomi perbankan.

“Dari seluruh masukan itu saya mengusulkan Pemilu tahun 2024 itu ditunda satu atau dua tahun. Agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi freeze (pembekuan ekonomi) untuk mengganti stagnasi selama 2 tahun masa pandemi," kata Gus Muhaimin dalam Keterangannya, Rabu (23/2/2022).

"Ya setahun lah maksimal dua tahun," tambahnya.

Pria yang kerap disapa Gus Muhaimin ini juga mengaku, banyak masukan dari kalangan dunia usaha, terutama memasuki tahun 2022 sangat optimistis melihat peluang ekonomi dan untuk recovery dibutuhkan waktu 2 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya