Menkes Mengaku Telah Usulkan 5 Indikator Endemi Covid-19 ke Jokowi

Saat ini, angka Rt Covid-19 masih lebih dari 1. Namun, Budi memprediksi laju penularan turun kurang dari 1 pada akhir Maret 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2022, 16:40 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 16:40 WIB
FOTO: Peralihan Pandemi Menuju Endemi
Warga mengenakan masker duduk di kawasan Blok-M, Jakarta, Senin (14/3/2022). Menurut Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro, peralihan pandemi ke endemi tak bisa lepas dari jumlah kasus harian dan angka kematian rendah serta tingkat keterisian RS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sudah mengusulkan lima indikator endemi Covid-19 kepada Presiden Joko Widodo. Usulan tersebut sudah diterima Kepala Negara.

Lima indikator itu merujuk pada ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, yakni transmisi komunitas Covid-19 harus berada pada level 1 antara 3 sampai 6 bulan.

"Usulan kami sebenarnya enam bulan (transmisi komunitas Covid-19 di level 1), tapi sekarang sedang didiskusikan," katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (23/3/2022). 

Indikator pertama, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat hanya 20/100.000 penduduk per minggu. Kedua, keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 hanya 5/100.000 penduduk per minggu.

Sementara itu yang ketiga, kasus kematian akibat Covid-19 hanya 1/100.000 penduduk per minggu.

"Kalau kita bisa memenuhi ketiga kriteria ini sekaligus, antara 3 sampai 6 bulan berturut-turut dari sisi kesehatan, itulah indikator bahwa kita sudah bisa masuk ke endemi," ujar dia.

Indikator keempat, vaksinasi Covid-19 dosis lengkap harus mencapai 70 persen dari total populasi di Indonesia. Selain itu, vaksinasi lansia juga harus mencapai 70 persen. Terakhir, angka reproduksi efektif Covid-19 (Rt) harus di bawah 1.

Indikator Rt ini merupakan usulan dari para epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair). Saat ini, angka Rt Covid-19 masih lebih dari 1. Namun, Budi memprediksi laju penularan turun kurang dari 1 pada akhir Maret 2022.

"Jadi kalau Maret bisa di bawah 1, ya kita tarik 6 bulan dari Maret. Mudah-mudahan tidak ada varian baru, mudah-mudahan kita bisa atasi," ucapnya.

Budi kembali menegaskan, penentuan endemi tidak selalu berdasarkan faktor kesehatan. Melainkan bisa mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

"Transisi dari pandemi ke endemi itu bukan melulu faktor kesehatan. Ada faktor sosial, ekonomi, politik, budaya yang masuk. Nah yang nanti harus diambil oleh Kepala Negara," kata dia.

 

Prediksi IDI: Tidak Lama Lagi RI Masuk Endemi

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban memperkirakan tidak lama lagi Indonesia akan memasuki fase endemi Covid-19.

“Tidak akan lama lagi. Sekitar tiga bulan. Semoga,” katanya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi yang telah diizinkan untuk dikutip Selasa (22/3/2022).

Dia menyebut, ada sejumlah faktor yang berperan penting menentukan situasi menuju endemi. Di antaranya, tingkat rawat inap dan kematian, beban sistem kesehatan, jumlah kasus baru, positivity rate, vaksinasi, kebijakan pemerintah, perilaku masyarakat, serta pengobatan baru.

Dia menegaskan, endemi bukan berarti kasus Covid-19 hilang. Kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu akan tetap ada, hanya saja tidak mengalami lonjakan tajam seperti tahun lalu.

"Bukan berarti juga kita enggak berpikir tentang Covid-19 lagi. Penyakit ini tetap ada. Statis. Tak terlalu meningkat, tak terlalu turun,” jelasnya.

Menurut Zubairi, saat endemi, Covid-19 masih bisa menular bahkan menimbulkan kematian. Namun risikonya tidak terlalu besar.

Dia mengambil contoh penyakit endemi seperti Tuberkulosis (TBC) dan Malaria yang masih terus menular dan memicu kematian hingga saat ini. "Keduanya masih sebabkan angka kesakitan dan kematian tinggi,” ucapnya.

Zubairi mengatakan Covid-19 belum bisa diberantas total saat ini. Namun, ada peluang untuk keluar dari fase endemi dan memasuki endemi Covid-19.

"Tidak lagi menjadi krisis dan lebih bisa terkelola," tutup dia.

 

Reporter: Titin Supriatin 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya