Air Kali Ulu dan Cilemah Abang Meluap, 3 Desa di Bekasi Banjir

Ratusan rumah dari tiga desa di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi yang terendam banjir. Ketinggian air di Desa Tanjungsari dan Desa Karang Raharja mencapai 70 cm.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 07 Apr 2022, 16:24 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2022, 16:21 WIB
Ilustrasi banjir di Bekasi.
Ilustrasi banjir di Bekasi. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Jakarta - Debit air Kali Ulu dan Kali Cilemah Abang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meluap membanjiri permukiman warga, Rabu malam 6 April 2022. Luapan air kali disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten sejak Rabu sore.

Terdapat ratusan rumah dari tiga desa di Cikarang Utara yang terendam banjir. Ketinggian air di Desa Tanjungsari dan Desa Karang Raharja mencapai 70 cm. Meski begitu, warga memilih bertahan di dalam rumah untuk menjaga barang berharga mereka.

Sedangkan ratusan warga terdampak di Desa Simpangan, sebagian memilih mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi, salah satunya jembatan. Warga mengaku banjir ini sudah ketiga kalinya dalam sepekan terakhir.

"Iya ini dari air kali, sudah tiga kali ini banjir, kan hujan terus dari kemarin," kata Rizky, warga terdampak banjir, Kamis (7/4/2022).

Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Ahmad Ajat, mengatakan selain curah hujan yang tinggi, adanya air kiriman dari hulu ikut memicu luapan air di kedua kali.

"Ada penyempitan juga di Kali Ulu sehingga tidak mampu menampung debit air yang tinggi," ujar Ahmad.

Warga yang sudah jenuh, berharap pemerintah turun tangan mengatasi banjir di wilayah mereka yang terus menerus terjadi di setiap musim penghujan.

 

Titik Banjir di Kota Bekasi Bertambah Menjadi 17, Tersebar di 7 Kecamatan

FOTO: Bekasi Direndam Banjir Usai Hujan Deras
Warga duduk dalam perahu karet saat mereka mengungsi ke tempat yang lebih tinggi selama banjir di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (17/2/2022). Hujan deras yang dikombinasikan dengan perencanaan pembuangan limbah kota yang buruk sering menyebabkan banjir besar. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi melaporkan titik banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, bertambah menjadi 17 titik. Titik banjir tersebar di tujuh kecamatan, dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Pondok Gede.

"Kejadian sementara titik genangan/banjir di Kota Bekasi pada hari Selasa, 5 April 2022, sesuai yang dilaporkan ke grup dan anggota yang di lokasi," kata Kepala BPBD Kota Bekasi, Enung Nurcholis, saat dikonfirmasi 6 April 2022.

Ketinggian genangan air di belasan titik tersebut bervariasi, mulai dari 10 cm hingga 1 meter. Perumahan Dosen IKIP, dilaporkan menjadi titik banjir terparah dengan ketinggian air mencapai 1,25 meter.

Sebelumnya, BPBD melaporkan ada 11 titik banjir di Kota Bekasi akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa siang. Titik banjir terparah disebutkan terjadi di Perumahan Dosen IKIP, dengan ketinggian hampir mencapai satu meter.

"Ada beberapa genangan di Kota Bekasi, terutama di Perumahan Dosen IKIP, paling tinggi, hampir satu meter," kata Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Bekasi, Idham Kholid.

Sejumlah personel BPBD Kota Bekasi diterjunkan untuk mengevakuasi warga terdampak banjir. Evakuasi dilakukan menggunakan perahu karet dengan berfokus di titik banjir Bekasi tertinggi.

BNPB: Banjir di Kota Tangerang Mulai Surut

Waspada, Cuaca Ekstrim Ancam Jabodetabek
Pengendara terjebak banjir yang menggenangi jalan Bayangkara Pusdiklat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (2/11/2021). Ada potensi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 milimeter (mm) per hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan banjir yang melanda Kota Tangerang mulai surut. 

Menurut data yang diperoleh, masyarakat pada enam kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi Banten, terdampak banjir pada Selasa, 5 April 2022.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang masih melakukan upaya penanganan darurat di lapangan, di antaranya penyedotan genangan di Jalan Raya dan sekitaran flyover Tiptop, Taman Cibodas. Saat banjir terjadi kemarin sore, penyedotan juga telah dilakukan di wilayah Panunggangan Utara, Pinang dan kompleks BMR," ungkap Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Rabu (6/4/2022).

BPBD mencatat sebanyak 445 KK terdampak banjir setelah hujan lebat mengguyur wilayah kota.

Di samping itu, tidak ada warga yang menjadi korban atau pun mengungsi sementara. Pantauan petugas menyebutkan, hujan intensitas tinggi ini mengakibatkan debit air Kali Sabi meluap sekitar pukul 15.30 WIB, hingga tinggi muka air saat peristiwa terjadi berkisar 30 hingga 100 cm.

Berikut ini sejumlah wilayah kelurahan dan kecamatan yang terdampak pada Selasa lalu, yaitu Kelurahan Sangiang (Kecamatan Priuk), Cikokol (Tangerang), Cibodas, Cibodas Baru dan Gembor (Cibodas), Pasir Jaya (Jatiuwung), Panunggangan Utara (Pinang) dan Cimone (Karawaci).

"Selain warga terdampak, catatan BPBD setempat menginformasikan 445 unit rumah terendam banjir. Tidak ada kerusakan sedang hingga berat akibat insiden ini," jelasnya.

Penanganan darurat banjir di wilayah Kota Tangerang dilakukan oleh petugas BPBD yang dibantu TNI, Polri, organisasi perangkat daerah lainnya, relawan dan warga. Selain langkah penyedotan, petugas menyiagakan perahu karet dan monitoring kondisi banjir di lapangan.

Cegah Banjir, Saluran Air di Dupak dan Tanjung Sari Surabaya Dinormalisasi

Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mencegah banjir. Salah satunya dengan normalisasi saluran air di sepanjang Jalan Dupak Rukun dan Tanjung Sari Kota Surabaya.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan rawan banjir. Oleh karena itu, dua tim Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya melakukan pengerukan pada saluran air menggunakan backhoe.

"Hal ini untuk memastikan aliran air dapat lancar sehingga tidak menimbulkan genangan. Selain itu, kami melakukan pembongkaran bangunan (warung) untuk memastikan saluran drainase berfungsi optimal," kata Wawali Armuji, Rabu (6/4/2022).

Tak hanya itu, Armuji juga memimpin langsung kegiatan normalisasi saluran air. Menurut dia, genangan yang terjadi di kawasan tersebut disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi, serta terdapat penyalahgunaan fungsi saluran air.

"Kita lakukan pengerukan sedimen, agar air bisa mengalir di saluran tersebut. Saya juga mengimbau, agar masyarakat sekitar tidak mendirikan bangunan (warung) di atas saluran air," ujar dia.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya