Kontributor Metro TV Meninggal dalam Kecelakaan Mobil Rombongan KSAD di Merauke

Tatang menjelaskan, Kontributor Metro TV Roi Dorsono Rahel, awalnya menjadi korban luka. Namun nyawanya tidak tertolong akibat pendarahan di kepala.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Apr 2022, 21:43 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2022, 21:40 WIB
Garis Polisi Ilustrasi
(Liputan6.com/ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Kadispenad Brigjen TNI Tatang Subarna membenarkan, kembali bertambah satu korban jiwa pada kecelakaan mobil tunggal yang bertepatan dengan Kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman ke Merauke, Papua. Diketahui, sosok yang meninggal dunia itu adalah kontributor Metro TV bernama Roi Dorsono Rahel.

"TNI AD berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya kontributor Metro TV Sdr. Roi Dorsono Rahel dalam kecelakaan di Merauke, Papua," kata Tatang Selasa, (12/4/2022).

Tatang menjelaskan, Roi Dorsono Rahel, awalnya menjadi korban luka. Namun nyawanya tidak tertolong akibat pendarahan di kepala setelah sempat ditangani di rumah sakit.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, insiden ini turut merenggut nyawa seorang prajurit TNI AD bernama Letda Cpm I Kadek Adi Suharyana.

"TNI AD berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Letda Cpm I Kadek Adi Suharyana," sambung Tatang.

Tatang menambahkan, insiden ini masih dalam proses penyelidikan, diduga sementara kecelakaan tunggal ini terjadi akibat sopir mengantuk.

"Diduga pengemudi mengantuk sehingga keluar dari badan jalan, diduga kecelakaan ini tunggal dan terjadi pada saat mobil mencoba kembali ke badan jalan (tapi) mobil tersebut hilang keseimbangan dan terguling," Tatang menutup

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Geram Penembakan Prajurit TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman geram atas insiden aksi penembakan prajurit TNI di, Yalimo, Papua beberapa waktu lalu. Dalam aksi tersebut, prajurit TNI Sertu Eko gugur.

"Atas kejadian penembakan terhadap prajurit TNI di Yalimo Papua, mengutuk keras aksi biadab yang dilakukan oleh pelaku penembakan," tulis keterangan resmi Dispenad, dikutip Sabtu (2/4).

Atas kejadian ini, Dudung memerintahkan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Teguh Muji Angkasa bersama jajaranya untuk menangkap para pelaku penyerangan tersebut. "Untuk mengejar para pelaku sampai dengan ditemukan dan dilakukan proses secara hukum," tegasnya.

Dudung juga memerintahkan kepada seluruh prajurit TNI AD yang melaksanakan tugas di daerah operasi, untuk tidak ragu-ragu bertindak tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang mengancam keselamatan pribadi maupun masyarakat sekitar.

"Dan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam setiap pelaksanaan tugas," imbuhnya.

 


Bela Sungkawa

Dalam sepekan kebelakang terjadi sejumlah aksi teror di Papua. Di mana satu anggota TNI kembali menjadi korban akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB), Sertu Eko di Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua.

Kejadian ini menyusul insiden gugurnya Letda Mar Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here pada 26 Maret 2022 yang diserang memakai granat oleh KKB.

"Selaku pimpinan TNI AD, KSAD turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan akan mengurus hak-hak almarhum serta memperhatikan masa depan keluarganya," tulisnya dalam keterangan resmi ini.


Sinergi Media-TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meminta media dapat bersinergi dengan TNI AD dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, ancaman kini datang dari berbagai sisi, baik secara fisik maupun digital.

"Makanya pada saat apel gelar pasukan dan jajaran, saya sampaikan kalian harus tahu di mana TNI, sampai titik koordinatnya kalian harus tahu. Sehingga saat situasi negeri ini tidak memungkinkan kalian harus tahu di mana TNI," tutur Dudung dalam acara pertemuan dengan pemimpin redaksi media, Senin (7/2/2022).

Menurut Dudung, tidak boleh ada keragu-raguan dalam upaya menyelamatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan sampai terlalu banyak berdiskusi dan berpikir sehingga telat dalam melakukan aksi.

"Apapun kesulitan kalian, kalian tetap harus berbakti kepada rakyat. TNI Angkatan Darat, media massa, mari kita sebagai garda terdepan terhadap setiap ancaman, tidak serta merta berbentuk fisik tetapi ada berbentuk non fisik, melalui media, dan mari kita perangi. Kasihan anak cucu kita ke depan. Dan media dan TNI Angkatan Darat menjadi benteng terakhir atas situasi yang tidak terduga kepada bangsa dan negara," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya