Liputan6.com, Bandung - Kepolisian Daerah Jawa Barat bakal mengerahkan lebih dari 200 personel Polri diterjunkan untuk pengamanan jalur Puncak, Bogor, di masa arus mudik Lebaran 2022.
Baca Juga
Advertisement
"Dalam pengamanan di jalur puncak ini sendiri lebih dari 200 personel kita dikerahkan mulai dari Simpang Gadog hingga Puncak Pass," kata Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana, Minggu (17/4/2022).
Berdasarkan hasil pantauan di Kabupaten Bogor, lanjut dia, anggotanya sudah siap mengamankan dan memberikan pelayanan dalam Operasi Ketupat.
Tak hanya itu, sejumlah pos pengamanan akan didirikan di lokasi-lokasi yang menjadi titik simpul kemacetan di wilayah Kabupaten Bogor. Termasuk di dalamnya gerai vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat.
"Dari pengecekan awal, saya lihat kesiapan CCTV maupun personel yang berjaga telah siap. Selain personel di kewilayahan nantinya Dirlantas Polda Jabar juga akan memfasilitasi bantuan personel juga bila diperlukan," tutur Suntana.
Selain jalur Puncak, Suntana menyatakan seluruh jalur mudik di Jawa Barat lainnya akan diperhatikan. Terutama titik-titik rawan kecelakaan dan rawan kemacetan.
"Jadi, semua kami perlakukan sama. Tapi ada beberapa kejadian kecelakaan yang terjadi tahun lalu jadi titik fokus perhatian kami," ucapnya.
Dia menambahkan, masyarakat harus memastikan kesiapan kendaraan dan fisik saat mudik. Sehingga kelancaran lalu lintas bisa tetap terjaga.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mudik Gratis
Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) memfasilitasi mudik Lebaran 2022 secara gratis.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan, Pemkot rencananya menyiapkan 15 unit bus untuk program mudik gratis bagi perantau di Kota Bogor.
"Tapi (jumlah) bus tergantung jumlah penumpangnya ya. Sejak pendaftaran dibuka pada 10 April sudah ada sekitar 100 orang yang mendaftar," kata Eko saat dihubungi, Minggu (17/4/2022).
Eko mengatakan, belasan bus tersebut akan diberangkatkan dari Terminal Baranangsiang Bogor dengan tujuan 14 kota/kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Tegal, Semarang, Demak, Boyolali, Solo, dan Klaten.
Pendaftaran mudik gratis dibuka sampai dengan 26 April 2022. Masyarakat bisa mendaftarkan secara daring di situs mudikgratishubdat.dephub.go.id atau mendaftar langsung di booth/tenda di Kantor Dishub Kota Bogor, Jalan Raya Tajur, Kota Bogor.
"Pendaftaran masih kami layani sampai tanggal 26 April. Syaratnya sudah mendapatkan suntikan vaksin," kata Eko.
Sebagai antisipasi keamanan kendaraan, lanjut Eko, pihaknya telah meminta perusahaan bus untuk mengecek kondisi kendaraan agar benar-benar layak jalan. Sebab, bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tersebut akan digunakan untuk jarak jauh. Pihaknya juga akan memfasilitasi pengecekan kondisi kendaraan umum untuk mudik gratis.
Program mudik gratis ini diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia pada 28 April 2022. Hal ini setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Advertisement
Jalur Macet di Jabar dan Jateng
Kementerian Perhubungan telah memproyeksikan sejumlah titik rawan kemacetan di masa Angkutan Lebaran (Angleb) 2022 atau mudik Lebaran khususnya di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dalam pantauannya dari Purwokerto menuju Jakarta pada Minggu (17/4) melaporkan sejumlah titik yang berpotensi mengalami kemacetan saat mudik akibat adanya perbaikan sudah terlihat cukup baik dan diharapkan pada H-10 sebelum Lebaran sudah siap digunakan para pemudik.
"Dari hasil pemantauan saya hari ini, beberapa titik di sekitar jalan nasional dari Pejagan sampai Prupuk Jawa Tengah terpantau sudah cukup bagus karena sebelumnya terjadi kerusakan jalan. Tadi saya juga melewati Jembatan Kretek-Bumiayu terlihat sedang dibersihkan water bariernya. Mengingat Kementerian PUPR telah memastikan H-10 menjelang Lebaran tidak ada kegiatan konstruksi," kata Dirjen Budi.
Dirjen Budi juga mengingatkan Pemerintah Daerah dapat mengantisipasi aktivitas pasar tradisional yang terletak tepat di sisi jalur utama Pantura yang dikhawatirkan menjadi pusat kemacetan.
Diketahui di jalur Pantura Cirebon terdapat 6 pasar tradisional yang dikhawatirkan rawan kemacetan yakni Pasar Sandang Tegal Gubuk, Pasar Darurat Pasalaran, Pasar Mundu, Pasar Gebang, Pasar Kue Weru, dan Pasar Minggu Palimanan.
Menurut Dirjen Budi, aktivitas para pedagang dan pembeli di pasar tradisional tersebut tidak jarang hingga ke bahu jalan. Akibatnya dapat berpotensi menghambat pergerakan laju kendaraan arus mudik, dari Jakarta menuju Jawa Tengah, dan juga sebaliknya.
"Oleh karena itu, saya juga mengimbau kepada Pemerintah Daerah terkait untuk menyiapkan skema yang tepat dalam mengantisipasi rawan kemacetan ini agar perjalanan para pemudik dapat terjamin aman dan lancar," ujar Dirjen Budi.
Lebih lanjut, jalur Pantura merupakan salah satu jalur alternatif yang sering digunakan pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Menjelang Lebaran 1443 Hijriah ini, kondisi lalu lintas di ruas tol Cirebon ke arah Cikampek terpantau ramai lancar.
Alasan Mudik Diperbolehkan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, membeberkan alasan mudik Lebaran 2022 diizinkan oleh pemerintah. Utamanya, melihat situasi perkembangan COVID-19 Tanah Air yang kian membaik dan hasil sero survei antibodi masyarakat yang meningkat.
Adanya kebijakan mudik Lebaran 2022 kali ini, pemerintah turut mengamati bahwa penyebaran subvarian Omicron BA.2 yang mendominasi Indonesia, tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan kasus COVID-19. Sementara subvarian tersebut menjadi penyebab lonjakan kasus di beberapa negara lain.
"Kita merasa yakin kebijakan mudik Lebaran tahun ini bisa berjalan. Kenapa? Yang pertama, ada varian BA.2 yang sudah masuk, ternyata tidak menyebabkan kenaikan kasus. Padahal, ini adalah varian terakhir (yang dicatat WHO) dengan penularan tinggi," kata Budi Gunadi saat Rapat Koordinasi Lintas Sektor Terkait Persiapan Mudik Lebaran 2022 di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta, belum lama ini
"Kedua, karena hampir 99,2 persen dari penduudk di Jawa dan Bali sudah memiliki antibodi, baik dari vaksinasi maupun infeksi," Budi menambahkan.
Advertisement