Kepala BIN Ungkap Data Membaiknya Penanganan Covid-19 : Ekonomi Pulih Kondisi Kembali Kondusif

Pemerintah, lanjut Budi Gunawan, telah meluncurkan serangkaian program bantalan ekonomi untuk masyarakat luas, khususnya golongan miskin dan rentan yang nilainya mendekati Rp500 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2022, 22:10 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2022, 14:00 WIB
Bahas Isu Aktual, Kepala BIN Raker Dengan Komisi I DPR
Kepala BIN Budi Gunawan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2020). Rapat kerja tertutup ini tersebut membahas isu-isu aktual. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan Indonesia mengelola pandemi Covid-19 tergambar dalam berbagai indikator pengendalian pandemi yang terus menunjukkan perbaikan berkelanjutan. 

Penambahan kasus positif harian sudah bisa ditekan ke bawah seribu. Menurut data Kementerian Kesehatan, Sabtu (16/04), kasus baru tercatat hanya 602 orang; terjaga di angka 4000-an ke bawah hampir sebulan terakhir. 

Positivity rate selalu di bawah 5% seusai standar aman WHO, rasio keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate-BOR) juga selalu di bawah 6%. Bila semua indikator ini bisa bertahan setidaknya dalam 6 bulan, ini pertanda Indonesia memang sudah memasuki masa prakondisi transisi pandemi menuju endemi.

Kepala Badan Intelijen Negara (KABIN) Jend Pol (Purn) Budi Gunawan mengatakan, keberhasilan tersebut seharusnya sudah bisa menciptakan kondisi yang baik bagi Pemerintah untuk berkonsentrasi menjalankan program lanjutan pemulihan ekonomi nasional. 

Namun, faktor eksternal akibat konflik Ukraina serta ketegangan geopolitik dunia telah membawa tantangan lain. 

"Pemerintah kini mencurahkan perhatian mengurangi tekanan eksternal ini pada perekonomian masyarakat, terutama masyarakat bawah. Konflik Ukraina berdampak pada kelangkaan berbagai kebutuhan pokok; memicu inflasi bahkan ancaman stagflasi di sejumlah negara. Di Tanah Air, dampaknya sangat dirasakan masyarakat kebanyakan akibat kenaikan harga-harga yang tak terhindari. Terutama harga bahan bakar, pangan, dan berbagai produk turunannya,” papar Budi Gunawan, Senin (18/4/2022).

Pemerintah, lanjut Budi Gunawan, telah meluncurkan serangkaian program bantalan ekonomi untuk masyarakat luas, khususnya golongan miskin dan rentan yang nilainya mendekati Rp500 triliun.

Sebab, bila tekanan di sektor ekonomi ini tidak diatasi, efeknya bisa merembet ke kehidupan sosial politik. Sementara, Indonesia saat ini sedang menghadapi agenda nasional: Pemilu dan Pilkada serentak 2024.

Rangkaian program itu meliputi berbagai jenis bantuan sosial, subsidi energi dan non-energi, bantuan iuran JKN (jaminan kesehatan nasional), bantuan prakerja, hingga subsidi bunga KUR (kredit usaha rakyat). 

"Semua itu merupakan program afirmasi Pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat kebanyakan agar kehidupan sosial ekonomi kita yang selama ini kondusif tetap terjaga,” ujar KABIN yang juga Guru Besar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini.

Budi Gunawan meminta, langkah afirmasi Pemerintah itu seharusnya diikuti oleh semua elemen Bangsa, termasuk para pelaku ekonomi nasional.

"Inilah saatnya menunjukkan kepedulian kepada masyarakat kebanyakan dengan tidak ikut mengkonsumsi komoditas dan layanan bersubsidi, tidak mendistorsi pasar demi keuntungan sesaat, serta dengan memberikan peluang dan dukungan bagi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) untuk tetap bisa tumbuh menjadi bagian penting perekonomian nasional," kata dia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hindari Politik Identitas

Suasana Memanas, Polisi Pukul Mundur Massa Aksi 11 April
Aparat kepolisian melepaskan water canon untuk membubarkan massa aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2022). Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Budi juga meminta agar para elit politik tidak mengeksploitasi kesulitan rakyat, termasuk tidak menjadikan politik identitas yang mengedepankan isu-isu politik SARA sebagai bahan kontestasi. 

"Sebagaimana telah diingatkan Presiden Jokowi, bahwa kontestasi politik itu biasa. Tapi jangan sampai hanya demi kepentingan sesaat kita mengorbankan rakyat, memprovokasi dan memecah belah mereka,” tegas KABIN yang aktif mendorong swadaya produksi vaksin dalam negeri ini.

Pelajaran paling berharga dari kondisi eksternal yang sangat berdampak ke perekonomian nasional ini, menurut Budi Gunawan, adalah perlunya upaya kita semua untuk menciptakan kemandirian ekonomi. Yaitu ekonomi yang mampu mencukupi kebutuhan esensial (self sufficient) Bangsa dan mendukung ketahanan  Nasional.

Keberhasilan Indonesia mengendalikan pandemi Covid-19 seharusnya menginspirasi semua anak Bangsa untuk bersama menjaga kehidupan sosial politik agar tetap kondusif.

"Sehingga transisi pandemi menuju endemi akan sempurna dengan tetap bergulirnya pemulihan ekonomi serta terlaksananya agenda nasional, Pemilu dan Pilkada serentak 2024, dengan sukses,” Budi Gunawan menandaskan.

Infografis Jokowi Berulang Kali Tolak Wacana Penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jokowi Berulang Kali Tolak Wacana Penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya