Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengingatkan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mempersiapkan kemampuan kognitif dan emosional generasi muda sebagai fondasi utama menuju percepatan transformasi digital.
"Sebelum menjelajahi lebih dalam terkait peran signifikan kaum muda dalam transformasi digital, kemampuan kognitif dan emosional harus menjadi fondasi utama agar teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menunjang kehidupan yang lebih baik," kata Lestari, saat membuka diskusi daring bertema Peran Kaum Muda dalam Transformasi Digital di Indonesia, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 bekerja sama dengan Y20 Indonesia 2022, seperti dilansir Antara, Rabu (20/4).
Diskusi yang dimoderatori Direktur Sparklabs Universitas Pelita Harapan Radityo Fajar Arianto itu, menghadirkan Komisaris Telkomsel Yose Rizal, Founder INAmikro Debbie R. Tampubolon, Y20 Indonesia 2022 Delegate Indonesia, Marcel Satria, dan Head of Data Analytical and Digital Products, Jakarta Smart City Juan Kanggrawan sebagai narasumber.
Advertisement
Selain itu hadir pula Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Ilham Akbar Habibie, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis/FEB UI, Co- Founder CIS dan Planet Inovasi Foundation, Avanti Fontana, dan Penggiat Budaya/Wasekjen DPP Partai NasDem Jakfar Sidiq sebagai penanggap.
Menurut Lestari, tantangan dalam transformasi digital adalah kaum muda bisa terhanyut dalam arus perubahan, terbiasa menularkan distorsi informasi, hingga terlibat dalam gerakan tertentu yang merugikan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
"Karena transformasi digital membentuk pola pembelajaran yang beragam tercermin dalam bagaimana individu mengekspresikan kemandirian dan kreativitas," ucapnya.
Menurut Lestari, pemerintah harus bersiap, tidak hanya memperkenalkan dan mempersiapkan generasi muda dalam menggunakan teknologi digital, tetapi juga mempersiapkan tata kelola-nya, termasuk perundang-undangan dan aturan di sejumlah lini kehidupan memasuki era digital saat ini dan masa datang.
Penentu Arah Pembangunan
"Generasi muda yang tumbuh dalam pusaran teknologi informasi kelak menjadi penentu arah pembangunan bangsa, "ucapnya.
Dia menambahkan, generasi penerus jangan sampai kehilangan jati diri dalam geliat teknologi karena akan berdampak signifikan bagi masa depan bangsa.
"Panduan etis yang bersumber dari nilai-nilai kebangsaan harus menjadi acuan seluruh generasi hari ini dalam berinteraksi dengan perkembangan teknologi untuk mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing di masa depan," tutur Lestari.
Menurut Lestari, kehadiran jaringan digital memungkinkan kaum muda untuk melakukan eksplorasi di berbagai bidang. Di satu sisi, transformasi digital memudahkan kaum muda menggunakan setiap platform digital untuk berbagi ide dan kreativitas.
"Di sisi lain, tak sedikit yang menyalahgunakan kemajuan teknologi untuk tujuan tertentu yang berlawanan dengan hukum," ucap Lestari.
Â
Advertisement
Perubahan Prilaku Konsumen
Komisaris Telkomsel, Yose Rizal berpendapat, pengembangan teknologi dan digitalisasi menjadi keharusan untuk menghadapi gelombang digital disruption yang terjadi saat ini.
Apalagi, Yose menambahkan, selama pandemi Covid-19 terjadi perubahan perilaku konsumen yang mempercepat terjadinya digital adoption.Semua sektor dituntut untuk adaptif terkaitperubahan tersebut.
Diakui Yose, selama pandemi Covid-19 hampir sebagian besar digital service mengalami kenaikan, baik dari sisi subscriber maupun konsumsi data.
Menyikapi kondisi itu, ungkap Yose, institusinya sudah memulai program transformasi secara serius pada 3-4 tahun lalu dengan berfokus untuk transformasi dari sisi manusia, proses dan teknologi.
Jadi, tegasnya, yang terpenting mengubah orang dari sisi perubahan mindset, budaya perusahaan dan membangun capabilitas, dalam upaya transformasi teknologi digital.
Founder INAmikro, Debbie R. Tampubolon sependapat bahwa yang paling sulit dalam transformasi digital adalah mengubah mindset orang yang akan menjalankan transformasi tersebut.
INAmikro yang berupaya menjembatani bisnis mikro dengan perbankan lewat proses digital, ujar Debbie, juga mengalami kondisi itu.
Sektor usaha mikro dan ultra mikro, diakui Debbie, belum mandiri dalam permodalan. Kondisi itu, ujarnya, menyebabkan digital fobia dan digital trauma ketika para pengusaha mikro berupaya mengakses modal di luar perbankan.
Â
Â
Jembatani Bisnis Mikro
Sehingga, tambahnya, ketika INAmikro berupaya untuk menjembatani para pedagang pasar dengan perbankan lewat teknologi digital, harus melakukan edukasi satu per satu secara intensif untuk memahami proses permodalan secara digital.
Y20 Indonesia 2022 Delegate Indonesia, Marcel Satria mengungkapkan potensi ekonomi digital akan terus berkembang.
Kalangan muda, menurut Marcel, cukup mendominasi di Indonesia saat ini dengan 60% kelompok milenial dan 28% kelompok gen Z.
Berdasarkan kondisi itu, Marcel menilai, peluang generasi muda untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital sangat diharapkan.
Sangat disayangkan, ujar Marcel, dari sisi pemanfaatan ekonomi digital oleh para pekerja Indonesia saat ini masih kurang.
Meski potensi ekonomi digital Indonesia besar, jelas Marcel, namun pergerakan ekonomi digital Indonesia cenderung ke arah konsumtif dan kurang produktif.
Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Ilham Akbar Habibie berpendapat, perlu penguatan hard skill dan soft skill dari generasi muda dalam melaksanakan transformasi digital.
Â
Advertisement
Interpersonel Skill
Selain itu, Ilham juga sependapat perlu juga interpersonal skill untuk transformasi digital, seperti yang dilakukan INAmikro terhadap pengusaha mikro.
Lewat digitalisasi, Ilham menilai Indonesia bisa punya banyak peluang di berbagai sektor seperti sektor lingkungan dan industri kreatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Head of Data Analytical and Digital Products, Jakarta Smart City, Juan Kanggrawan menegaskan pemuda harus menjadi agen perubahan dalam transformasi digital.
Dalam pengembangan smart city network, jelas Juan, diperlukan layanan yang terintegrasi dengan memanfaatkan eco system digital.
Dalam konteks itu, ujarnya, generasi muda tidak hanya harus memahami teknologi, tetapi bagaimana teknologi itu bisa berdampak secara nyata pada keseharian.
Dosen FEB UI, Avanti Fontana menilai sejumlah masukan dari berbagai pihak bisa menjadi dasar membuat grand desain transformasi digital Indonesia.
Menurut Avanti, berbagai masukan itu juga bisa menjadi dasar untuk menjawab secara kolaboratif bagaimana model bisnis transformasi digital yang bisa diterapkan di Indonesia.
Â
Â
Hasilkan Positif dan Negatif
Wakil Sekjen DPP Partai NasDem, Jakfar Sidiq berpendapat transformasi digital selalu menghasilkan hal positif dan hal negatif.
Secara umum, jelas Jakfar, transformasi digital mempermudah kehidupan kita. Untuk merealisasikan transformasi digital, tambah Jakfar, diperlukan transformasi mindset dan skill.
Wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat perlu campur tangan negara agar mempercepat transformasi digital di negeri ini. Masyarakat yang belum memiliki gadget dan wifi bisa disubsidi agar bisa memanfaatkan teknologi digital.
Kehadiran generasi muda sebagai katalisator dalam transformasi digital, menurut Saur, sangat dibutuhkan.
Untuk mempercepat proses transformasi digital, menurut Saur, di lingkungan keluarga dan pendidikan harus selalu dibangun capasity agility setiap anggota keluarga, agar mampu beradaptasi dengan cepat dengan dunia digital tanpa kehilangan keseimbangan.
Advertisement