Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Suharyanto mengatakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus menurun. Kondisi ini sejalan dengan terus meningkatnya cakupan vaksinasi Covid-19.
Hingga hari ini, cakupan vaksinasi dosis pertama hampir mencapai 100 persen. Merujuk data Kementerian Kesehatan, vaksinasi dosis satu sudah mencapai 95,51 persen, vaksinasi dosis dua 78,73 persen, dan booster 16,81 persen.
"Bahkan (vaksinasi) dosis ketiganya pun beberapa daerah sudah di atas 30 persen. Artinya, mudah-mudahan di tahun 2022 ini kita bisa lepas dari pandemi Covid-19," katanya dalam konferensi pers Menuju Puncak Peringatan HKB Tahun 2022, Senin (25/4/2022).
Advertisement
Di tengah melandainya kasus Covid-19, Suharyanto menyebut pemerintah merelaksasi aktivitas masyarakat. Di antaranya mengizinkan masyarakat mudik Lebaran Idulfitri 2022 dan memperbolehkan pagelaran acara yang melibatkan banyak orang.
Baca Juga
Kebijakan ini merupakan bentuk pengujian untuk melihat tingkat risiko lonjakan kasus Covid-19 setelah kegiatan besar.
"Ini sebagai ujian, mudah-mudahan pascamudik Lebaran nanti, pascakegiatan kita mengumpulkan lebih banyak orang dibanding 2020, 2021, ini tidak terjadi lonjakan kasus," ucapnya.
Kementerian Kesehatan mengklaim semua indikator penanganan pandemi Covid-19 terus membaik. Mulai dari kasus konfirmasi positif, kematian, perawatan di rumah sakit, hingga laju penularan Covid-19.
"Kita melihat indikator penanganan pandemi terus membaik dan cenderung terjadi penurunan," kata Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (20/4/2022).
Data BOR
Nadia mencatat, data 19 April 2022, kasus konfirmasi harian Covid-19 turun menjadi 837 dengan kematian 34. Sementara bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan turun menjadi 3,12 persen.
"Positivity rate sudah kurang dari 1 persen. Kemarin 0,78 persen di bawah ketentuan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," imbuhnya.
Angka reproduksi efektif atau Rt Covid-19 juga menurun. Menurut Nadia, Kementerian Kesehatan mencatat semua pulau di Indonesia memiliki Rt di angka 1. Namun, idealnya Rt Covid-19 kurang dari 1.
"Angka rata-rata reproduksi di semua pulau di Indonesia ini berada pada angka 1. Tapi ini bukan angka yang kita harapkan. Angka reproduksi harus turun kurang dari 1 supaya kita bisa terus menekan laju penularan," jelasnya.
Masih catatan Kementerian Kesehatan, kata Nadia, semua provinsi di Indonesia berada pada level transmisi 1. Artinya, kasus konfirmasi Covid-19 berada di bawah 20 per 100.000 penduduk per minggu.
Vaksinolog Dirga Rambe Sakti sebelumnya mengingatkan masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi COVID-19 untuk segera melengkapi. Lalu, bagi yang belum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis ketiga untuk segera dilakukan bila sudah waktunya.
"Lebaran 10 hari lagi, saya rasa saat ini saat yang tepat bagi yang belum divaksinasi sehingga saat perjalanan mudik antibodi sudah optimal," terang Dirga saat sesi Virtual Class bersama Liputan6.com pada Jumat 22 April 2022.
Advertisement
Booster Syarat Mudik
Dirga menjelaskan bahwa pada mereka yang disuntik booster maka antibodi akan tercipta sekitar 1-2 minggu sesudah suntikan. Maka dari itu, bila sudah memiliki jadwal vaksinasi jangan tunda-tunda lagi.
"Pilihlah waktu yang tepat untuk vaksinasi, lengkapi booster jika memang sudah waktunya."
Hal senada pun disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi. Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster jauh-jauh hari sebelum mudik.
“Kita mengimbau kepada masyarakat kalau kita mau mudik nyaman dan aman hendaknya segera vaksin booster, jangan dipaksain vaksinasi booster pada saat mudik sehingga menghindari penumpukan keramaian di tempat vaksin,” kata Nadia dalam diskusi media beberapa waktu lalu.
Di kesempatan berbeda, Nadia mengatakan bahwa vaksinasi booster yang juga masuk dalam syarat perjalanan mudik Lebaran 2022 bukan untuk merepotkan melainkan melindungi masyarakat Indonesia.
"Yang harus kita pahami bersama bahwa booster ini bukan sesuatu yang merepotkan untuk para pemudik. Booster ini adalah salah satu upaya kita untuk meningkatkan proteksi. Kita tahu, jumlah orang yang akan melakukan mudik itu besar," tutur Nadia saat acara Dialektika Demokrasi - Balada Booster dan Mudik Lebaran di Komplek Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Dengan jumlah orang yang begitu besar, risiko penularan akan terjadi peningkatan. Karena risikonya meningkat, makanya kita tambahkan juga proteksi kekebalan pada tubuh agar lebih bisa meningkatkan kemampuan nanti menghadapi risiko-risiko peningkatan laju penularan."
Vaksinasi Sebelum Mudik
Pemerintah mengatakan bakal menyediakan posko-posko vaksinasi di jalur mudik. Lalu, apa tidak apa-apa bila pemudik jalani vaksinasi saat dalam perjalanan pulang kampung?
Terkait ini Dirga mengatakan bahwa efek dari vaksinasi itu memang ada dan bervariasi pada setiap orang. Bisa nyeri di bekas suntikan, demam, sumeng, pusing, lapar, mengantuk, lemas.
"Dalam rangka mencetuskan antibodi pada tubuh maka vaksinasi mencetuskan reaksi itu. Dan, secara medis itu diharapkan terjadi ya walau tidak nyaman," kata Dirga.
Mengingat potensi kejadian ikutan pasca imunsisasi (KIPI) itu ada dan tidak bisa diprediksi, maka sebaiknya hari-hari ini saja divaksin. "Sehingga saat dalam perjalanan mudik sekitar 10 hari lagi Lebaran kan, sudah punya antibodi yang optimal."
"Usai vaksinasi mungkin bisa membuat badan tidak nyaman sementara waktu, apalagi yang nyupir ya kalau nyeri di lengan kan itu tidak nyaman. Jadi, lengkapi booster di saat tepat jika memang sudah waktunya."
Reporter: Titin Supriatin/Merdeka.com
Advertisement
