Liputan6.com, Jakarta - Pakar Politik Ekonomi Pembangunan Internasional, Universitas Gajah Mada (UGM), Poppy Sulistyaning Winanti, berpendapat, keberhasilan arus mudik tidak lepas dari faktor pembangunan infrastruktur.
Presiden Joko Widodo melalui Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir dinilai telah mempersiapkan infrastruktur transportasi yang sangat memadai.
Baca Juga
Nagita Slavina Dikritik Saltum Saat Dampingi Raffi Ahmad Temui Menteri Lihat Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
"Salah satu yang sangat besar berkontribusi menyukseskan kelancaran arus mudik dan balik saat ini karena ketersediaan infrastruktur yang memadai," terang Poppy dalam keterangannya pada Jumat (6/5/2022).
Advertisement
Dia menuturkan, keberadaan infrastruktur membuat mobilitas masyarakat dan barang akan semakin mudah dan cepat. Hal ini dapat dilihat ketika mobilitas masyarakat yang sangat besar seperti saat lebaran.
"Dengan pembangunan infrastruktur yang masif, membuat arus mudik dan balik lebaran tahun ini lancar," ucapnya.
Poppy menyatakan, Erick Thohir terus mendorong BUMN meningkatkan pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi. Mulai dari Jalan Tol Trans Sumatera dan Trans Jawa, bandara baru, Bandara Yogyakarta International Airport, hingga pembangunan jalur kereta, reaktivasi jalur serta peningkatan sarana dan prasarana kereta api.
"Yang terbaru, reaktivasi jalur kereta api Garut. Kita harus apresiasi Erick dan manajemen KAI yang tidak hanya meningkatkan sarana dan prasarana kereta api, tetapi juga adanya peningkatan kualitas layanan yang diberikan," ujar Poppy.
Â
Peranan Penting
Poppy mengungkapkan, BUMN memegang peranan penting dalam perekonomian nasional dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, penerapan good corporate governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik sudah menjadi kewajiban.
Selain harus menerapkan prinsip GCG, ucap Poppy, perusahaan BUMN juga harus memiliki profitabilitas yang baik agar bisa menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, BUMN perlu melakukan revitalisasi dan efisiensi.
"Revitalisasi merupakan tantangan yang harus dipikirkan Erick, bisa melalui dana APBN atau sumber pendanaan lainnya seperti menerbitkan obligasi atau IPO di bursa. Namun untuk IPO harus hati-hati. Kepemilikan saham pemerintah harus tetap dominan agar bisa menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Advertisement