Liputan6.com, Jakarta - Layanan pembayaran sistem paylater jadi salah satu kemudahan kepada masyarakat di era digital. Fitur paylater juga seringkali dijumpai diberbagai platform digital. Aplikasi e-commerce juga menyediakan pilihan pembayaran dengan paylater. Misalnya Shopee, Bukalapak, Kredivo, Traveloka dan lainnya.
Selain praktis, paylater juga mudah digunakan. Biasanya transaksi yang dilakukan untuk pembelian barang ataupun jasa. Paylater menawarkan transaksi online dengan metode beli sekarang bayar nanti (Buy Now Pay Later/BNPL) ataupun dilakukan secara mencicil.
Baca Juga
Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan bisnis dari paylater di Indonesia meningkat cukup pesat. Pasalnya, masyarakat banyak yang menggunakan fitur tersebut saat pandemi Covid-19 untuk berbelanja online.
Advertisement
"Bukan berarti usai pandemi terjadi penurunan justru diperkirakan sampai tahun 2024 akan meningkat volumenya menjadi 200 persen atau dua kali lipatnya dari kondisi yang existing ini," kata Bhima kepada Liputan6.com.
Kata dia hal tersebut disebabkan sejumlah hal, misalnya penetrasi kredit di Indonesia masih relatif rendah. Kemudian juga disebabkan karena masih terbukanya impulsivitas kredit khususnya kredit konsumtif yang dibutuhkan oleh masyarakat urban maupun pedesaan.
Selanjutnya, paylater saat ini juga tidak hanya menyasar kepada para generasi muda yang lebih penasaran dengan fitur baru. Yakni generasi X atau bahkan baby boomers juga sudah mulai aktif menggunakan fitur online modern tersebut untuk berbagai tujuan.
Untuk diketahui istilah Baby Boomers, Generasi X, Y, Z merupakan julukan sebuah kelompok atau generasi berdasarkan rentang waktu kelahiran. Berdasarkan Beresfod Research generasi Z merupakan sebutan untuk kelompok dengan kelahiran 1997-2012. Lalu Generasi Y atau milenial merupakan kelahiran 1981-1996. Sedangkan generasi X untuk kelompok kelahiran 1965-1980 dan Baby Boomers kelahiran 1946-1964.
"Entah mengajar promo ada juga yang kemudian untuk pengelolaan keuangan karena sambil menunggu masa gajian mungkin terlalu lama sementara barang yang ingin dibeli dibutuhkan dalam jangka waktu singkat sehingga mereka menggunakan fitur paylater," papar dia.
Selain itu, Bhima juga menyatakan Indonesia masih menjadi negara dengan potensi besar penggunaan paylater. "Didukung juga oleh tingkat kepercayaan masyarakat yang terus meningkat dibandingkan dengan pinjaman online lainnya," jelas Bhima.
Konsep Buy Now, Pay Later
Sementara itu, melansir Experian.co.uk, biasanya skema buy now, pay later ini memberi anda dalam jangka waktu 30 hari untuk membayar. Namun ada juga yang memberi Anda jangka waktu hingga 12 bulan.
Lalu, apakah Anda sudah memahami konsep Buy Now, Pay Later seperti apa? Yuk, simak penjelasannya dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (9/3/2022):
1. Bagaimana Penggunaan Buy Now, Pay later?
Dilansir dari Experian.co.uk, Jika Anda menggunakan pembayaran dengan metode buy now, pay later maka harus tahu jika Anda harus membayar kembali harga yang sesuai dengan dari apa yang dibeli dalam periode yang ditentukan. Dan biasanya Anda dapat menunda pembayaran selama beberapa bulan atau bahkan satu tahun.
Jika Anda membayar sebelum periode yang ditentukan, tidak akan membayar bunga sepeser pun. Itu karena biasanya bayar sebelum melewati periode tersebut akan bebas bunga.
Banyak perusahaan e-commerce yang tidak akan membebankan bunga apapun jika Anda melunasi tagihan sebelum periode penundaan telah habis, bahkan jika membayar sehari sebelumnya.
Karena cara kerja sistem ini ketika periode sudah jatuh tempo, maka konsumen akan dikenai bunga yang memungkinkan konsumen membayar, semakin mahal pula konsumen membayar.
Jika Anda tidak melunasi utang sebelum periode penundaan habis, beberapa penyedia akan meminta biaya penyelesaian atau sejumlah bunga dapat ditambahkan ke hutang.
Selain itu, Anda mungkin akan dikenakan biaya keterlambatan pembayaran juga. Pembayaran yang terlewat juga dapat dicatat pada laporan kredit Anda dan memengaruhi nilai kredit Anda.
Meskipun Pay later, memiliki sistem kredit namun tidak seperti kartu kredit yang mengharuskan adanya penilaian pendapatan atau menyerahkan slip gaji minimum.
Dilansir dari Business Time, berdasarkan dari perspektif konsumen, pay later memberikan pengalaman transaksi yang jauh lebih cepat dan lebih sederhana.
Â
Advertisement
2. Pay Later Berbeda dengan dengan Kartu Kredit
Berbicara mengenai fitur Buy Now, Pay Later ini memiliki kemiripan antara cara kerja paylater dengan kartu kredit, yaitu sama-sama berutang di awal untuk kemudian dilunasi di akhir. Tetapi ada perbedaan yang cukup mendasar di antara keduanya. Apa saja?
Pengajuan pay later lebih mudah karena tidak membutuhkan kartu fisik layaknya kartu kredit.
Bunga paylater relatif lebih tinggi saat ini dibandingkan dengan suku bunga kartu kredit. Bank Indonesia membatasi suku bunga kartu kredit menjadi 2 persen per bulan sejak Mei 2020 sebagai respon terhadap pandemi. Sementara itu, bunga pay later tidak terikat aturan BI sehingga relatif lebih bervariasi.
Limit pinjaman yang berbeda. Jika kartu kredit disesuaikan dengan penghasilan pemiliknya, limit paylater bisa diatur di masing-masing aplikasi.
Tenor kartu kredit lebih panjang, biasanya hingga 48 bulan atau 4 tahun sedangkan pay later biasanya maksimum 1 tahun.
paylater dan kartu kredit disediakan penyedia yang berbeda. Jasa kartu kredit disediakan bank, sedangkan pay later pada umumnya disediakan oleh institusi non-bank yang bekerjasama dengan perusahaan teknologi finansial seperti peer-to-peer lending.