Ganjar Resmikan Koperasi Tirto Mulyo, Warga Terdampak Bendungan Bener Dapat Manfaat Lebih

Ratusan warga terdampak pembangunan Bendungan Bener sekarang bisa lebih tersenyum. Meski lahannya sudah menjadi milik negara, mereka masih bisa mengelola dan memanfaatkan lahan melalui koperasi.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 12 Jun 2022, 13:25 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2022, 13:25 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Tasyakuran Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Kawasan Bendungan Bener, Wonosobo, 11 Juni 2022.

Liputan6.com, Wonosobo Ratusan warga terdampak pembangunan Bendungan Bener sekarang bisa lebih tersenyum. Meski lahannya sudah menjadi milik negara, ternyata mereka masih bisa mengelola dan memanfaatkan lahan tersebut melalui Koperasi bernama Tirto Mulyo Bogowonto yang baru diresmikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Sabtu (11/6).

Ganjar Pranowo hadir secara langsung ke Desa Burat Kecamatan Kepil Wonosobo untuk menyerahkan SK koperasi pada warga.

"Alhamdulillah seneng banget. Selain dapat uang ganti rugi, kami juga masih dilibatkan untuk mengelola lahan ini. Jadi kami tetap bisa mendapatkan manfaat dari lahan ini meski bukan milik kami lagi," kata Khomsatun, warga Burat yang sebelumnya memiliki lahan seluas 4.000 meter

Lahan seluas 4000 meter milik Khomsatun,45, warga Burat Kecamatan Kepil Wonosobo itu memang sudah menjadi milik negara. Tanah itu sudah dibeli pemerintah untuk pembangunan bendungan Bener dengan harga Rp120.000 permeternya. 

Khomsatun (45 tahun) adalah satu dari ratusan warga terdampak bendungan Bener di Desa Burat Kecamatan Kepil Wonosobo. Tanahnya sudah dibeli pemerintah untuk pembangunan bendungan Bener dengan harga Rp120.000 permeternya. Totalnya, di daerah itu ada 1.010 hektar lahan yang dibebaskan dan dijadikan greenbelt bendungan Bener oleh pemerintah.

Namun siapa sangka, Khomsatun masih bisa mengelola dan memanfaatkan lahan itu bersama ratusan warga terdampak lainnya. Warga membentuk sebuah koperasi bernama Tirto Mulyo Bogowonto. Koperasi itu menjalin kerja sama dengan BBWS Serayu Opak dalam pemanfaatan lahan greenbelt.

Koperasi yang Berawal dari Paguyuban Masyarakat 

Ketua Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Komarudin mengatakan, awalnya koperasi ini adalah paguyuban yang menampung aspirasi masyarakat terdampak bendungan Bener. Setelah proses pembebasan lahan selesai, paguyuban beralih menjadi koperasi yang anggotanya juga masyarakat terdampak.

"Kami membentuk koperasi ini sebagai wadah, agar ada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini. Ini juga sebagai syarat dulu saat pembebasan lahan," katanya.

Wilayah ini lanjut dia akan dijadikan greenbelt. Penghijauan terus dilakukan dengan penanaman sejumlah tanaman buah.

Ganjar Apresiasi Inisiatif Warga Bentuk Koperasi, Masyarakat Dapat Manfaat dan Terlibat Pengelolaan Kawasan Bendungan Bener

"Jadi nanti bisa kami kelola. Kalau dikelola pihak ketiga, nanti masyarakat tidak merasakan manfaatnya. Makanya kami bentuk koperasi ini agar masyarakat bisa terlibat," jelasnya.

Pesan Ganjar, Kelola Koperasi dengan Profesional

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Tasyakuran Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Kawasan Bendungan Bener, Wonosobo, 11 Juni 2022.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi pembentukan koperasi oleh warga yang terdampak bendungan Bener di Wonosobo, Jawa Timur. Menurutnya, terobosan tersebut merupakan bagian dari cara menyelesaikan dengan masyarakat terdampak.

"Saya mengucapkan terima kasih, karena pola ini bisa menjadi contoh di daerah lain, sehingga ada cerita baiknya dari proses ini," kata Ganjar kepada masyarakat saat Tasyakuran Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Kawasan Bendungan Bener, Wonosobo, 11 Juni 2022.

Tidak harus berbentuk koperasi, namun keterlibatan masyarakat bisa dengan bentuk apapun. Yang penting menurutnya, masyarakat masih bisa memanfaatkan.

"Apapun namanya yang penting bisa memanfaatkan. Kami siap memberikan pendampingan, pelatihan dan lainnya," ucapnya.

Ganjar berharap, Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto bisa benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia meminta pengelolaan dilakukan secara profesional dan melibatkan banyak pihak.

"Kerja sama dengan BBWS harus detil. Ini bukan cerita iba, tapi dilibatkan secara profesional. Mereka mengelola kawasan greenbelt ini, siapkan design pengelolaan yang profesional, libatkan perguruan tinggi untuk jadi yang diinginkan. Apakah menjadi destinasi wisata dengan beragam produk turunannya. Kami siap bantu," pungkasnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya