Liputan6.com, Jakarta Aksi unjuk rasa bertajuk 1706 digelar oleh Front Persaudaraan Islam (FPI), GNPF Ulama, dan Persaudaraan Alumni atau PA 212 sebagai bentuk protes atas pernyataan politikus India yang dinilai melakukan penghinaan Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga
Advertisement
Atas hal tersebut, pihak kepolisian melakukan pengamanan dengan mengerahkan 600 personel.
"Ada 600 personel disiapkan, ada Baracuda 1, kendaraan taktis (rantis)," kata Kapolsek Metro Setiabudi, Kompol Agung Permana kepada wartawan, Jumat (27/6/2022).
Dia menerangkan, skema pengalihan arus lalu lintas juga telah disiapkan sebagai dampak atas demo tersebut.
Dalam hal ini, jalur lambat di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan akan ditutup sementara waktu. Sementara itu, kendaraan dialihkan melintas di jalur cepat.
"Tidak ada (pengalihan) tetap jalur cepat bisa digunakan nanti. Paling ditutup cuma jalur lambat yang dari Epicentrum ke Hotel Luwangsa ditutup karena mengingat massa nanti di jalan raya, di jalur lambat yang dipakai mereka," ungkap Agung.
Tetap Mematuhi Tata Terbib
Agung mengimbau kepada peserta aksi untuk mematuhi tata tertib ketika menyampaikan aspirasi di muka umum.
"Imbauan tertib aja, jangan anarkis, jalanin sesuai prosedur kalau dibatasin terakhir sampai pukul 18.00 WIB," ujar dia.
Undangan unjuk rasa di Kedubes India tersebar di media sosial. Ada Flayer bertulis aksi 1706 dan beberapa ormas yang akan turun ke jalan pada pukul 13.00 WIB. Antara lain Front Persaudaraan Islam (FPI), GNPF Ulama, dan Persaudaraan Alumni 212.
"Panggilan Jihad kembali datang, aksi bela nabi. Ayo kita kepung Kedubes India," bunyi flayer seperti dikutip, Jumat.
Advertisement
Gelombang Protes
Gelombang protes merebak di banyak kota India untuk mengutuk pembongkaran rumah dan bisnis milik Muslim. Para kritikus menyebut pembongkaran itu sebagai pola yang berkembang dari “keadilan buldoser” yang ditujukan untuk menghukum para aktivis dari kelompok minoritas.
Pada Minggu 12 Juni, pihak berwenang di negara bagian utara Uttar Pradesh mengendarai buldoser untuk meruntuhkan rumah Javed Ahmad, yang mereka katakan terkait dengan protes Muslim yang berubah menjadi kekerasan pada Jumat 10 Juni, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (15/6/2022).
Polisi menangkap Ahmad pada Sabtu 11 Juni.
Protes dipicu pernyataan menghina tentang Islam dan Nabi Muhammad baru-baru ini yang dibuat oleh dua juru bicara partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Partai itu menangguhkan salah satu dari mereka dan mengusir yang lain, mengeluarkan pernyataan langka yang mengatakan "sangat mencela penghinaan terhadap kepribadian agama mana pun".